RumahMigran.com – BPN Prabowo tanggapi pengerahan belasan ribu polisi personel gabungan TNI-Polri yang disiagakan jelang putusan sidang sengketa Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi (MK), Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (26/6/2019).
Padahal menurut Panglima TNI dan Kapolri, tujuan penyekatan massa dari wilayah sekitar Jakarta tersebut agar tidak ada mobilisasi jelang sidang putusan sengketa hasil Pilpres 2019 oleh Mahkamah Konstitusi (MK).
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan bahwa penyekatan dilakukan dengan langkah persuasif, misalnya himbauan.
Total terdapat 47.000 personel gabungan yang diturunkan. Rinciannya, terdapat 17.000 personel TNI dan 28.000 personel Polri. Kemudian, ada pula anggota pemerintah daerah sebanyak 2.000 orang.
Menanggapi akan hal itu, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo – Sandiaga meminta aparat keamanan untuk tidak berlebihan dalam melihat banyaknya massa yang menggelar aksi di sekitar Gedung MK.
“Masyarakat udah tahu kok prosesnya seperti apa, aparat kepolisian enggak usah ketakutan kayak gitu. Emang masyarakat mau datang mau nyerbu MK? Enggak kan? Jadi enggak usah jadi paranoid gitu,” kata Direktur Relawan BPN, Ferry Mursyidan Baldan, di Prabowo – Sandiaga Media Center, Jalan Sriwijaya I, Jakarta Selatan, Rabu (26/6/2019).
Satu hari menjelang pembacaan putusan MK, masyarakat yang tergabung ke dalam organisasi massa Islam yakni FPI, PA 212 dan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) sudah turun untuk menggelar aksi massa. Mereka berencana akan berorasi di depan Gedung MK menyampaikan pendapat.
Tanggapi pengerahan petugas keamanan tersebut BPN Prabowo menyebut jika Polisi terlalu bertindak berlebihan, seakan-akan akan terjadi serangan ataupun kekacauan. Ferry meminta semua pihak, khususnya aparat keamanan untuk tidak membingkai aksi massa tersebut sebagai bentuk aksi untuk mengepung Gedung MK menjelang putusan sengketa Pilpres 2019.
Selain itu, Ferry juga menyoroti terkait alat pengamanan yang digunakan oleh aparat untuk memblokade jalan sekitar Gedung MK agar tidak bisa diakses oleh para peserta aksi massa, salah satunya ialah kawat berduri.
Ia sempat heran ketika kawat berduri yang digunakan oleh aparat keamanan yang terlihat lebih tebal ketimbang sebelumnya.