RumahMigran.com -Warga Belanda sempat dibuat ketar-ketir tentang kisah sesosok hantu Aceh yang suka muncul di kuburan di dekat sebuah benteng tidak jauh dari Kota Radja, yang kini bernama Banda Aceh. Kisah tentang hantu Aceh tersebut ditulis oleh Letnan H Aars, dalam sebuah buku berjudul Tjerita-Tjerita Dari Negeri Atjee, yang diangkatnya berdasarkan cerita Letnan JP Schoemaker, seorang pengarang asal Belanda yang menulis buku Hikajat Prang di Edi. Kisah Tentang Hantu Aceh
Baca Juga: Mencekam, Diteror Hantu Kuntilanak di Taman Bermain. Berani Kesini?
Buku setebal 73 halaman yang terbit pada 1891 itu, Letnan H Aars menyelipkan kisah hantu tersebut pada halaman pertama, dengan judul Tjerita Deri Satoe Setan.
“Tempo tjerita ini, tidak berbrapa djaho dari Kota Radja, ada satoe benteng. Maka benteng ini sekarang soedah di rombaq. Tempo waqtoe tjerita ini kelilingnya itoe, melajinkan ada rawah-rawah sadja,” tulis H Ars dalam pembuka bukunya.
Benteng yang dimaksud di dalam cerita itu letaknya memang terisolir dari benteng-benteng lainnya. Untuk mencapai benteng tersebut, harus melewati hutan lebat serta melalui jalan tikus. Sebelum mencapai benteng, ada sebuah kebun tebu yang di belakangnya terdapat sebuah galangan.
Baca Juga: Diduga Kena Santet, Paku Ditemukan di Mesin Motor
Karena letaknya yang terisolir, logistik yang disalurkan ke benteng juga cukup seadanya saja. Dengan jumlah serdadu marsose sekitar 100 orang yang ada di benteng itu. Mereka sering kekurangan asupan makanan, sehingga tampak kurus dan sering terkena malaria.
Selain harus waspada dengan ujung rencong para pejuang Aceh, yang sudah beberapa kali menyerang mereka, para serdadu marsose di benteng tersebut juga harus mati-matian melawan musuh mereka yang lain, yaitu nyamuk hutan, penyebab malaria.
Kisah horor yang menyelimuti benteng itu berawal pada suatu tengah malam. Saat itu, seseorang melapor ke opsir komandan jaga, bahwa pengawal yang menjaga pos di sebelah utara benteng melihat sesosok berpakaian serba putih di atas kuburan tak jauh dari benteng tersebut.
Baca Juga: 5 Fakta Horor di Balik Film Makmum Yang Bikin Merinding
Marsose tersebut tidak berani mendekati sosok berpakaian putih tersebut karena takut. Namun, opsir komandan jaga berpangkat letnan tadi yakin, pengawal tersebut salah lihat. Letnan itu berkeras kalau yang sosok yang terlihat tersebut hanyalah batang kayu.
Namun, empat malam berturut-turut para pengawal yang bergantian menjaga benteng diganggu oleh sosok hantu tersebut. Marsose-marsose itu melihat sesosok berbaju putih di atas kuburan ketika tengah malam tiba. Tak ayal, teror hantu di kuburan itu membuat hampir semua serdadu marsose ketakutan. Hal ini membuat nyali keprajuritan mereka ciut, seciut-ciutnya, saat itu.
“Tjoba pikir, boekan boleh djadi soesah besar nanti. Dari itoe toewan kommandan soeroh semboenyi berbrapa orang di koeboeran tetapi sekarang tidak ada apa-apa,” tulis H Ars, dalam buku yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia ejaan lama.
Baca Juga: MD Pictures Bakal Filmkan Cerita KKN di Desa Penari
Tak ingin anak buahnya dibuat resah oleh kehadiran hantu tersebut, komandan Belanda memerintahkan beberapa prajurit untuk bersembunyi di dekat kuburan untuk mencari tahu tentang sosok berpakaian putih tersebut.
Anehnya, mereka tidak menemukan apa-apa. Hingga tiga malam berturut-turut, sosok yang ditunggu-tunggu tak kunjung menampakkan wujud. Belanda dibuat kebingungan dengan siapa sebenarnya sosok hantu tersebut.
Komandan Belanda itu menyuruh anak buahnya menyiapkan kembang api serta menambah regu penjaga di setiap pos yang berada di benteng. Sejak pukul 10 malam, para serdadu marsose mulai mengintip dari pos masing-masing dengan moncong senapan diarahkan ke arah kuburan. Sementara itu, pikiran mereka masih diselimuti oleh rasa takut dan was-was.
Baca Juga: 7 Kisah Paling Menakutkan yang Ada di Seluruh Dunia
Hingga lonceng pukul tengah malam berbunyi, suasana di kuburan itu terlihat masih sunyi. Kecuali bunyi jangkrik dan segala binatang hutan yang mengitari benteng menyeruak diantara kabut keheningan, menambah rasa takut di pikiran para serdadu-serdadu tersebut.
Tiba-tiba, hantu tersebut muncul dari dalam tanah kuburan. Para serdadu terkejut. Dengan tergesa-gesa mereka melemparkan kembang api ke arah sosok hantu berbaju putih tersebut. Namun ketika mereka bersiap-siap hendak menembak, ‘blasss!’, makhluk itu menghilang dengan meninggalkan tawa, yang membuat bulu kuduk merinding.
“Wah, setan betoel itoe!!!,” teriak salah seorang di antara mereka dengan mimik wajah ketakutan. Kejadian ini membuat mereka lari kocar – kacir.
Baca Juga: Pulau Boneka Di Meksiko, Yang Bikin Bulu Kuduk Kamu Merinding
Mengungkap Jati Diri Sang Hantu
Kemudian keesokan harinya, seorang serdadu marsose berpangkat sersan bernama Wakidin memohon izin bertemu komandan Belanda. Dia meminta diberi waktu 24 jam untuk mengungkap teror hantu tersebut. Wakidin tidak yakin kalau sosok yang meneror para prajurit selama beberapa malam itu adalah hantu.
Menurut Wakidin, di dekat hutan ada sebuah rumah milik seorang warga Aceh. Wakidin yakin, rumah tersebut ada hubungannya dengan kehadiran sosok hantu yang selalu mengganggu para serdadu marsose. Dia mengatakan, bahwa hantu berbaju putih itu selalu menampakkan diri saat lampu di rumah orang Aceh itu dipadamkan.
“Kaloe toewan kommandan kasi permisie, ini malam saja mawoe masoeq di oetan, saja mawoe ngintip di dalam itoe roemah djaga; kaloe saja bawa kiestool sama keris, saja tida takoet poentianak atawa setan,” pinta Wakidin kepada komandan Belanda.
Baca Juga: Mengerikan! Penampakan Kuntilanak Nangkring di Pohon
Setelah diberi izin, Wakidin masuk ke dalam ke hutan sejak sore dan bersembunyi disitu sampai suasana mulai gelap. Dia berjalan mengendap – endap menuju rumah orang Aceh tersebut. Kebetulan rumah Aceh zaman dulu khas rumah panggung dengan tiang yang cukup tinggi, untuk menghindari binatang buas dan banjir.
Wakidin menyelinap dan bersembunyi di bawah rumah. Dari situ, ia dapat mengintip ke dalam rumah melalui celah-celah lantai rumah yang terbuat dari bambu. Wakidin menunggu cukup lama di dalam semak-semak yang ada di bawah rumah tersebut.
Rupanya, sosok hantu yang selama ini meneror para serdadu marsose itu adalah seorang mata-mata yang bertujuan memantau gerak-gerik Belanda.
Baca Juga: Teror Sosok Hantu Glundung Pringis Yang Mengerikan
Pikiran para opsir Belanda dan Wakidin saat itu tertumpu pada lubang yang ada di kuburan tempat sosok yang diduga hantu muncul. Malam itu, karena masih ada waktu, sebelum menghadapi serangan orang Aceh, seperti laporan Wakidin, mereka terlebih dahulu memeriksa kuburan tersebut.
Mereka tak juga menemukan lubang tempat si hantu muncul, sebelum akhirnya seorang serdadu terperosok ke dalam sebuah lubang dengan kedalaman sepinggang orang dewasa. Saat diperiksa, lubang tersebut rupanya memiliki dasar daun alang-alang yang ditaruh diatas bambu untuk menutup lubang dibawahnya.
Baca Juga: 10 Mitos Maut Jepang, Apa Kamu Masih Berani Baca?
Saat dibongkar, didalam lubang tersebut terdapat banyak sekali senjata, yang terdiri dari senapan, tombak, klewang, bubuk mesiu, dan pelor. Semua temuan tersebut kemudian dibawa ke benteng. Di dalam benteng, orang-orang sudah siaga di pos masing-masing menanti kedatangan para pejuang Aceh.
Benar saja, seperti yang dikatakan oleh Wakidin, tengah malam itu para pejuang Aceh menyerang benteng Belanda. Namun, karena rencana telah bocor, korban di pihak pejuang Aceh berjatuhan. Para pejuang Aceh tidak mampu menembus benteng. Apalagi, pada pukul lima pagi, datang pertolongan untuk pihak Belanda.
“… banjak sekali jang loeka dan mati, tetapi moesoeh itoe tida mawoe moendoer,” demikian H Aars menggambarkan keberanian para pejuang Aceh yang terpaksa mundur menjelang siang hari.
Baca Juga: Dibalik Spanduk Lucu “Warung Pecel”, Saat Demo Mahasiswa Malang