RumahMigran.com – Maestro musik Didi Kempot selalu mengenang sosok ayahnya saat masih hidup, baik dari setiap perkataan dan nasihat – nasehatnya.
Penyanyi yang berasal dari Solo, Jawa tengah ini memang tengah naik daun. Lagu – lagunya mampu menghipnotis para pendengarnya karena kebanyakan bertemakan patah hati.
Uniknya, penggemar dari lagu-lagu Maestro musik Didi Kempot, tidak hanya berasal dari kalangan dewasa, namun milenial muda lebih mendominasi.
Mereka yang berusia 20-an banyak yang menggemari lagu – lagu nya karena begitu mengena di hati. Karena mayoritas lagu – lagunya bertemakan patah hati, Didi sampai mendapatkan julukan The Godfather of Broken Heart dari netizen.
Semakin viralnya Didi sampai – sampai kebanjiran undangan menjadi bintang tamu dalam berbagai acara talkshow di beberapa stasiun televisi.
Baca Juga: Penyanyi Glen Fredly Berpulang, Jadi Trending di Jagat Maya
Semua berawal saat penyiar radio Gofar Hilman membuat vlog Ngobam bersama Didi Kempot yang menjadi viral. Kemudian, program Rosi di Kompas TV juga turut mengundang.
Pada Rabu (14/8/2019), Didi Kempot menyempatkan diri untuk datang menjadi salah satu bintang tamu di program acara Ini Talk Show.
Program Ini Talkshow yang dipandu oleh Sule dan Andre Taulany ini sukses menghibur para penonton. Didi Kempot hadir menggunakan gaya khasnya, dengan memakai beskap hitam lengkap bersama jarik khas jawa dan blangkon yang menutupi kepala.
Pada acara tersebut, Didi Kempot menceritakan bagaimana perjalanan karirnya selama ini yang diawali sebagai seorang pengamen.
Didi mengatakan bahwa dirinya mulai mengamen pada tahun 1980 – an dan mencoba mengadu nasib ke Jakarta.
Di Jakarta Didi tidak sendirian, dia mengamen bersama beberapa kawan seperjuangannya, salah satunya adalah Untung Blangkon yang juga turut diundang dalam acara tersebut. Pria aseli Solo ini lantas teringat akan almarhum ayahnya.
Baca Juga: Bantahan Gisel Perihal Video Mesum Yang Beredar di Medsos Twitter
Sang ayah yang bernama Ranto Gudel juga merupakan seorang seniman terkenal di Solo. Beliau juga dikenal sebagai pemain ketoprak atau wayang orang.
Sewaktu hidup, almarhum Ranto kerap mengajak Didi bersama almarhum Mamiek Prakoso selaku kakaknya ke panggung pertunjukan.
“Biasanya Bapak main kendang sebelum pentas dan bilang ini Bapak cari uang buat kalian,” ucap Didi.
Rupanya jejak sang ayah yang merupakan seniman menjadi alasan kuat Didi menjadi seorang seniman. Bahkan sang ayah sangat mendukung tekad Didi untuk menjadi seorang seniman.
“Jadi seniman itu jangan mimpi kaya dulu, tetapi mana karyamu,” kata Didi menirukan nasihat sang ayah. Kalimat tersebut menjadi cambuk semangat untuk Didi selalu berkarya.
Kegigihannya terbukti dengan kesuksesannya dalam dunia hiburan, bahkan sudah ratusan judul lagu hits yang sudah dia ciptakan.
Baca Juga: Ashraf Sinclair Meninggal Dunia, Daniel Mananta Kenang Pesan Terakhir Almarhum
Namun, meski Didi sudah memiliki ratusan buah lagu, hal itu tak lantas membuat sang ayah puas akan kesuksesan anaknya.
“Buatin Bapak lagu, baru kamu saya akui jadi anak,” gertakan sang ayah. “Saat itu Bapak lagi sakit, sebelum meninggal,” Didi mengenang kondisi ayahnya saat itu.
Hal inilah yang membuatnya tergerak untuk menciptakan lagu yang berjudul “Bapak.
“Dalam lagu “Bapak” ini, Didi menuangkan segala rasa hormatnya kepada sosok sang ayah. Liriknya yang begitu dalam juga terdengar mengagung-agungkan sosok seorang ayah.
Kabarnya, sang ayah menginginkan lagu tersebut agar dinyanyikan ketika dirinya meninggal. Didi Kempot pun memenuhi permintaan mendiang ayahnya ketika sang ayah meninggal dan menyanyikan lagu tersebut.
Baca Juga: 7 Alasan Kenapa Banyak Orang Indonesia, Kuliah Di Negara Malaysia