RumahMigran.com – Siapa yang tidak mengenal jam keren ini? Kaum muda jaman sekarang pastinya tahu dong jam tangan merek G-Shock. Jam tangan G-Shock sudah diproduksi sejak 31 tahun lalu dan pencetusnya yaitu perusahaan arloji Casio.
Tim desain Casio mencari ide untuk mendapatkan bahan jam yang tidak akan rusak jika dijatuhkan dari ketinggian 10 meter, tahan air hingga kedalaman 10 bar (100 meter), dan daya tahan baterai selama 10 tahun.
G-Shock menjadi pionir bagi jam tangan tangguh sekaligus menepis anggapan bahwa jam tangan adalah barang rapuh yang mudah rusak.
Merek G-Shock mempunyai konsep pengembangan Triple 10. Jam tangan G-Shock merupakan merek arloji dengan harga terjangkau tetapi sangat tangguh dan untuk Investasi masa depan yang tidak akan rugi.
G-Shock Keluarkan Seri Terbaru Berbahan Titanium
Baru-baru ini, dilansir dari laman Gear Patrol, label di bawah Casio tersebut merilis arloji baru dari salah satu serinya dengan material ringan–titanium.
Adalah GMW-B5000TB yang merupakan seri terbaru dari jam tangan G-Shock dengan titanium yang bisa untuk investasi.
Dengan menggantikan material sebelumnya, stainless steel. Ada pun material titanium digunakan sepenuhnya untuk konstruksi cased dan braceleted.
Memang, titanium boleh dibilang sebagai salah satu material yang cocok untuk arloji, namun perlu perlakuan secara khusus untuk mengatasi risiko tergores, sebab bahan ini istimewa.
Baca Juga: Fujifilm Rilis Kamera Mirrorless X-A7 Untuk Pemula, Apakah Bagus?
GMW-B5000TB semakin menarik karena memiliki fitur premium seperti kristal safir, yang jarang sekali ditemukan pada arloji keluaran G-Shock.
Dilengkapi dengan konektivitas pintar GMW-B5000TB dihadirkan untuk penggemar seri 5000. GMW-B5000TB di bandrol 1.388 dolar AS atau Rp 19 juta-an.
Dalam perkembangannya G-Shock juga menampakkan teknologi baru seperti sensor baru, baterai tenaga matahari, teknologi radio control untuk akurasi waktu, dan material baru untuk meningkatkan daya tahan jam.
Investasi Jam Tangan G-Shock
Setiap tahunnya, G-Shock selalu hadir dengan line up terbaru dan langsung diburu oleh para konsumen.
Harga yang ditawarkannya pun pasti di atas 1 jutaan bahkan hingga ada yang harganya 10 jutaan. Investasi tidak hanya bisa dilakukan melalui instrumen konvensional seperti saham atau obligasi.
Jam tangan pun bisa menjadi barang bernilai jual tinggi. Itu sebabnya, tak sedikit orang yang menjadikannya sebagai investasi. Di kalangan kaum jet set, jam tangan merupakan salah satu gaya hidup.
Baca Juga: Tandai Hari Jadi ke-25 Tahun BABY-G, Casio Keluarkan Jam Versi Pikachu
Berbagai merek jam tangan kelas atas seperti Diesel, Fossil, Rolex, Tag Heuer, Omega, Tissot, Aigner, Richard Mille, Montblanc, IWC, dan lain sebagainya biasanya akan dikoleksi.
Diantara merek-merek kelas wahid tersebut, jenis jam tangan yang kerap dikoleksi adalah G-Shock, produksi dari Casio.
Jam tangan ini dinilai memiliki popularitas yang tinggi di kalangan kolektor dan disamping itu merek asal Jepang itu desainnya sangat sporty cocok untuk kaum muda.
Peluang Investasi Jam Tangan
Menurut Miftahussurur Busro, Wakil Ketua Umum G-Shock Warriors Indonesia, sesungguhnya jam tangan G-Shock bisa diperlakukan cukup sebagai barang koleksi, namun juga bisa sebagai barang investasi.
Tetapi, ia berpendapat bahwa, tujuan investasi pada jam tangan G-Shock lebih kepada menjaga daya bukan untuk mendapatkan keuntungan seperti saham.
Ia mengatakan, ketika komunitas pecinta jam tangan G-Shock bermunculan, saat itu pula peluang untuk investasi tentang jam tangan tersebut terbuka.
Baca Juga: Lengkapi Peralatan ActionCam Kamu Dengan GoPro Hero 8 Black
“Karena pasarnya terbentuk berkat adanya permintaan dari orang-orang dengan minat yang sama,” tambahnya. Menurut Miftah, seri G-Shock edisi terbatas dan seri-seri klasik biasanya paling sering dijadikan orang sebagai barang investasi.
Hal itu disebabkan populasi seri tersebut cenderung sedikit sehingga secara otomatis harga jualnya berpotensi melonjak.
“Jam tangan G-Shock klasik seperti seri Gaussman banyak diburu karena langka,” katanya. Untuk mendapatkan jam tangan G Shock original cukup mudah.
Selain bisa melalui toko-toko ritel konvensional, di dunia maya pun terdapat sejumlah toko yang cukup representatif sebagai penjual jam tangan G Shock. Para kolektor juga bisa bertransaksi jam tangan G-Shock melalui komunitas.
Bagi kolektor pemula bisa menyiapkan dana sebesar Rp. 1 juta untuk memulai investasi jam tangan G-Shock.
Hanya saja, untuk seri yang jumlahnya terbatas, tidak jarang kolektor jam tangan G-Shock sampai harus ke luar negeri demi mendapatkan barang yang diinginkannya.
Ditambah lagi, harga jam tangan seperti itu dipastikan jauh lebih mahal ketimbang seri biasa. Salah satunya adalah daya tahan baterai yang umumnya bisa mencapai 2-3 tahun.
Bahkan, beberapa seri jam tangan G-Shock tertentu ada yang memiliki baterai dengan durasi pakai hingga 10 tahun. Selain itu, beberapa seri jam tangan G-Shock mampu tahan terhadap air hingga kedalaman 200 meter, contohnya seri Frogman.
Dia menyebut jam tangan G-Shock sebagai barang koleksi dengan nilai jual tinggi. Ia memberi contoh, ketika seseorang membeli seri jam tangan G-Shock tertentu dan menyimpanya hingga beberapa tahun kemudian, besar kemungkinan harga jualnya akan terus merangkak naik.
Hal ini tak lepas dari kian berkurangnya produksi seri jam tangan tersebut dari waktu ke waktu.
Menurut Miftah, prospek investasi jam tangan G-Shock cukup positif untuk beberapa waktu ke depan. Hal ini didukung oleh banyaknya kolektor yang diperkirakan Miftah mencapai 34.000 di seluruh Indonesia.
Menjadikan jam tangan G-Shock sebagai barang investasi pun gampang-gampang susah. Asalkan orang tersebut memiliki minat besar terhadap jam tangan, mengoleksi jam tangan G-Shock bukan perkara sulit terlepas dari faktor harga.
Tantangannya pun serupa seperti investasi pada umumnya. Kolektor dituntut harus selalu mengamati pergerakan harga jam tangan G-Shock di pasar sekaligus perkembangan minat kolektor lainnya agar tahu momentum yang tepat untuk melakukan jual atau beli jam tangan tersebut. “Walaupun jam tangannya bagus, tapi kolektor-kolektor lainnya tidak berminat harganya sulit naik,” tukas Miftah.