RumahMigran.com – Kering, tandus, dan alam yang ekstrem merupakan gambaran yang cocok untuk Skeleton Coast. Skeleton Coast berada di antara utara Namibia dan selatan Angola, Afrika Selatan. Penduduk aslinya disebut Saan atau Bushmen. Bahkan bagi para pelancong tempat ini sering disebut, tanah Tuhan saat sedang marah. Walaupun demikian, tempat ini sering dikunjungi para pelancong dengan menggunakan mobil jeep atau sering disebut Safari Travel.
Baca Juga: Inilah Quranic Park, Tempat Wisata Keluarga Bernuansa Islam di Dubai
Nama Skeleton Coast diberikan oleh John Henry Marsh dalam bukunya yang mengisahkan tentang karamnya kapal Dunedin Star. Buku yang terbit pada tahun 1944 ini menjadi awal dari Skeleton Coast.
Seperti yang digambarkan oleh Marsh, pesisir ini seperti memiliki kekuatan magis yang bisa menenggelamkan kapal sebelum sampai di pantainya. Pelaut Portugis menyebut pantai ini dengan The Gates of Hell atau Gerbang Neraka.
Baca Juga: 6 Hal Unik Berikut Ini Hanya Dapat Kamu Temukan di Dubai, Ada Pohon Wifi
Tak ada yang tahan untuk tinggal di kawasan tersebut. Kering dan hawa panas yang menyengat seperti pertanda bahwa Tuhan sedang murka. Bukan kutukan, tapi peringatan bagi siapa pun yang menginjakkan kaki di tanah ini.
Orang-orang Bushmen memberinya nama The Land God Made in Anger atau Tanah yang dibuat Tuhan saat sedang marah. Meskipun memiliki julukan yang sangat buruk tapi banyak cerita kilaunya Skeleton Coast.
Seluas 16.000 km, tersimpan sekitar 500 bangkai dan kerangka-kerangka di pesisir pantainya. Masyarakat setempat percaya bahwa kerangka-kerangka tersebut milik manusia.
Baca Juga: Sering Salah Pengucapan, 28 Nama Kota Dibawah Ini Bikin Salfok
Pengunjung tidak bisa menikmati air laut biru dengan mudah karena kawasan tersebut seringkali diselimuti kabut yang tebal.
Adapun pemandangan hewan yang bisa dilihat adalah macan tutul, cheetah, gajah, kucing caracal, jerapah, gemsbok, sampai flamingo juga hidup di sini. Lautnya pun terisi dengan anjing laut sampai hiu.
Di tengah gurun nya yang tak berpenghuni terdapat fenomena alam fairy circle atau fairy rings. Masyarakat lokal Himba percaya bahwa fenomena ini merupakan formasi lingkaran lingkaran yang dibuat oleh arwah dan jejak dari Dewa Mukuru.