RumahMigran.com – WNI Penasihat Presiden Obama; tak pernah di sangka oleh Imamatul Maisaroh atau yang biasa disapa Ima, wanita berumur 33 tahun ini, menjadi penasihat Presiden Barack Obama.
Ima pernah menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Desa Kanigoro, Dusun Krajan, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang, Jawa Timur yang bekerja di Amerika Serikat.
Bekerja di Amerika Serikat sebagai TKI tidaklah mudah, begitu banyak halangan dan rintangan yang dilalui oleh Ima.
Bahkan, diberitakan anak sulung dari pasangan Turiyo dengan Alimah itu pernah menjadi korban perbudakan saat awal-awal di negeri Paman Sam tersebut.
Namun kini nasibnya sangat beruntung, berkat buah perjuangannya, Ima yang sebelumnya adalah WNI, diangkat menjadi Penasehat Presiden Barrack Obama.
Baca Juga: Dulu Budak Di Negeri Orang, Kini PMI Hong Kong Ini Bos Beromzet Puluhan Juta
Ingin tahu kisah WNI mantan TKI yang menjadi penasihat Presiden Amerika Barrack Obama? Mari kita simak Bersama-sama Sahabat Migran!
Sebelum memutuskan menjadi TKI, Ima sempat duduk di bangku Pendidikan hingga SMA namun ia tidak lulus, dikarenakan ada lelaki yang ingin melamarnya dan di terima oleh keluarganya, lalu menikahkan Ima di masa SMA.
Biduk pernikahan Ima dan suaminya tersebut hanya seumur jagung, tak lama menjalani bahtera rumah tangga Ima dan suaminya berpisah
Karena sulit mencari pekerjaan, ia pun mendaftar untuk menjadi buruh migran. Awalnya ia ingin ke Hong kong namun ada tawaran dari tetangganya untuk bekerja di Amerika sebagai pembantu.
Akhirnya tawaran bekerja ke Amerika tersebutlah yang ia terima ketimbang melanjutkan rencananya ke Hong kong.
Turiyo sang Ayah mengenang, saat itu dirinya harus menebus Rp. 600.000 ke perusahaan penyalur tenaga kerja tempat Ima mendapat pelatihan.
Baca Juga: Pernah Bekerja Di Restoran Saudi, Ali Chamis Kini Sukses Kembangkan Usaha Bumbu Instan Khas Timur Tengah Al Kandara
Akhirnya pada usia 17 di tahun 1997 ia pun bertolak ke Amerika Serikat, disana ia bekerja sebagai pramuwisma seorang pengusaha interior desainer asal Indonesia yang bertempat tinggal di Los Angeles.
Namun dia mendapati kemalangan di sana, Paspornya di tahan majikannya, selama tiga tahun Ima harus bekerja selama lebih dari 12 jam.
Hampir setiap hari Ima menjalani sikasaan dan pukulan dari majikannya hanya karena kesalahan-kesalahan kecil.
Setelah tiga tahun mendapat perlakuan buruk, akhirnya pada tahun 2000 Ima nekat melarikan diri dari rumah majikannya, ia di tolong oleh penjaga bayi tetangganya dan mengantarkannya ke kantor CAST (Organisasi untuk pembebasan perdagangan manusia).
Setelah melarikan diri dari rumah majikannya, Ima mengabari orangtuanya bahwa ia disekolahkan dan di beri kerja kantoran.
Pada saat Ima tinggal di rumah penampungan kaum gelandangan, ia terus belajar Bahasa Inggris, dan akhirnya ia bisa tinggal di rumah layak dan bekerja di CAST.
Baca Juga: Jadi Contoh Yang Baik, WNI Yang Sukses Di Negeri Orang Dari Buka Warteg Hingga Jualan Sate
Sebelum mantan TKI ini menjadi penasihat Presiden Amerika, ia berkomitmen untuk membantu memberantas perbudakan, kariernya sebagai aktivis sangat cermerlang hingga membuat ia diundang ke berbagai pertemuan tingkat tinggi di Wahington DC.
Tak hanya itu, Ima dapat bertemu denggan Menteri Luar Negeri John Kerry hingga Barrack Obama selaku Presiden Amerika Serikat.
Tapi ada satu orang yang sangat ingin ia temui yaitu Hillary Clinton, satu-satunya pejabat tinggi AS yang mempunyai program membantu para korban perbudakan dan perdagangan manusia dengan menyumbang dana melalui Clinton Foundation.
Tercatat dari 40 ribu sampai 45 ribu orang menjadi korban perdagangan manusia di AS. Bersama tiga anggota Dewan Penasihat Presiden, Ima dipercaya menangani dua di antaranya. Yakni, mengenai pendanaan dan sosialisasi para korban perdagangan manusia.
Jelas orang tua Ima sangat bangga kepadanya, karena atas pencapaiannya saat ini, Ima tidak pernah sombong dan mereka sudah lega karena tahu Ima bekerja untuk membantu banyak orang disana.
Punya pertanyaan seputar dunia migran, langsung saja tulis pada kolom komentar di bawah ya! Punya pengalaman bekerja di luar negeri dan ingin berbagi, silahkan kirim tulisannya ke email Rumah Migran: cs@rumahmigran.com