RumahMigran.com – Lulusan SD Jadi Sukses; Nasib orang tidak ada yang bisa memprediksi. Bahkan menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) pun bisa sukses di negeri orang. Salah satunya adalah pria bernama Nur Zein asal Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
Hanya bermodal lulusan SD, siapa sangka dapat sukses jadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Sarawak, Malaysia. Boleh dibilang, Zein adalah orang Lamongan paling sukses yang ada di Sarawak. Sebagai salah satu warga Lamongan yang ada di Sarawak, kini ia memiliki aset berkisar Rp10 miliar.
“Saya berharap Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang ada di Malaysia untuk tidak malas. Karena malas di negara orang, artinya bunuh diri. Pekerja Indonesia juga harus menekuni satu karir yang diyakini bisa membawa kita lebih hebat,” pesan Zein dikutip dari Okezone.
Banyak asam dan garam dimakan oleh pria 45 tahun itu hingga bisa sukses sampai saat ini. Namun semua berawal pada tahun 1991, ketika usianya 16 tahun ia nekat merantau ke Malaysia.
Keberangkatannya ke sana menumpang perahu nelayan dari Tanjung Balai Karimun Jawa, Kepulauan Riau. Karena tak memiliki dokumen, mereka sempat bersembunyi di balik di pulau-pulau kecil. Bahkan pernah dalam satu pekan mereka kelaparan di lautan.
Baca Juga: Hanya Jadi PMI Malaysia, Rusmini Mampu Sekolahkan Anak-anaknya Hingga Perguruan Tinggi
“Setelah seminggu bersembunyi, akhirnya kami sampai di wilayah Semenanjung Malaysia. Kemudian kami harus menunggu selama dua hari di hutan hingga kondisi dianggap aman oleh nahkoda. Kalau sudah aman, baru kami naik ke daratan dan diantar ke Kuala Lumpur,” kenangnya.
Awalnya ia ikut dengan warga lain mengerjakan konstruksi bangunan. Apalagi ia yang SD ini masih belum memiliki kemampuan mengenai apa yang dikerjakan.
Tetapi dengan pantang menyerah, dia kukuh untuk belajar dengan melihat apa yang dikerjakan para ahli kala itu. Hingga kini ia sukses menjadi seorang kontraktor.
“Selama tiga tahun menjadi kontraktor di Kuala Lumpur, gajinya hanya berkisar dari RM19 hingga RM45 per bulan. Sampai tahun 1998, gaji saya sudah mencapai 3.000 Ringgit Malaysia (RM) per bulan. Kalau dirupiahkan, sekitar 10 juta rupiah per bulan,” katanya.
Gaji yang didapat Zein juga terus meningkat seiring dengan kemampuannya bekerja. Pada tahun 2000, gajinya sudah mencapai RM4.500 per bulan.
Kemudian pada tahun 2005 gajinya sudah mencapai RM10.000 per bulan.”Lalu pada tahun 2010, saya dibawa seorang bos ke Sarawak.
Di Sarawak inilah borongan pekerjaan banyak masuk dan banyak juga yang meminta saya untuk bekerja. Dari situ karir saya semakin meningkat sampai sekarang,” ungkapnya.
Baca Juga: Ditinggal Kawin Lagi, Mantan PMI Hong Kong ini Sukses Jadi Pengusaha Dan Dirikan Komunitas Usahawan di Blitar
Tak hanya unggul mengerjakan kontruksi bangunan di daratan, Zein juga kerap bekerja sebagai pemeriksa bangunan di bawah air.
Seperti melakukan inspeksi pada kondisi tiang jembatan dengan cara penyelaman.”Pekerjaan pemeriksaan konstruksi bangunan di bawah air bisa mendapatkan penghasilan sebesar 600 ringgit Malaysia per jam. Selama ini semua pekerjaan penyelaman dari kedalaman 20 sampai 30 meter dilakukannya dengan baik,” tutur Zein.
Selain berbekal keberanian dan kemampuan, berkat kegigihannya belajar Zein kini sudah mengantongi dokumen resmi terkait keahliannya.
Salah satunya sertifikat SCUBA (Self-Contained Underwater Breathing Apparatus). Sertifikat SCUBA itu dikeluarkan Professional Association of Diving Instructors (PADI) atau organisasi pelatihan penyelam dan selam rekreasi terbesar di dunia.
“Saya tidak sekolah tinggi, tapi bisa seperti ini. Kuncinya, jaga kepercayaan dan teruslah belajar dengan apa yang kita kerjakan. Sampai akhirnya seluruh wilayah di Malaysia pernah saya kerjakan,” ungkap Zein.
Saat ini sudah banyak karya bangunan yang ia kerjakan. Salah satunya Zein adalah jembatan di Jembatan Seratok dan Sadong Jaya.
“Di Malaysia ini, kalau jembatan itu 20 tahun sekali dilakukan inspeksi. Tidak tunggu rusak atau roboh dulu,” tutup pria lulusan SD yang berhasil sukses jadi PMI di Malaysia ini.