RumahMigran.com – Pemasaran produk secara daring bisa menjadi bentuk dukungan untuk PMI purna di Jawa Barat, demikian ungkap seorang legislator dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS) dari provinsi tersebut.
Abdul Muiz dari DPRD F-PKS menyerukan dukungan untuk PMI purna dan keluarga Pekerja Migran Indonesia (PMI) melalui produk mereka. Selain pemasaran via daring, Abdul meminta Pemerintah Provinsi Jawa Barat membantu modal, memberikan bimbingan teknis dan membantu pengemasan barang buatan PMI purna tersebut.
“Kami juga mendorong kepada purna migran yang sukses untuk kembali ke desa, membangun desa, dan daerah serta merintis usaha bersama dengan purna migran atau keluarga purna migran dengan masyarakat lingkungan,” katanya pada Juni 2020 lalu.
Ekonomi Produktif Solusi Perlindungan PMI Purna
Dukungan untuk PMI purna di atas berada di bawah inisiasi ekonomi produktif. Menurut Muiz, memberdayakan ekonomi produktif untuk PMI purna dan keluarga PMI merupakan salah satu usaha melindungi mereka yang pulang ke tanah air.
Ia mencontohkan ibu Darwinah Spd, seorang aktivis PMI purna yang berhasil mendampingi PMI dan keluarga mereka. Bahkan usaha mereka sudah menembus pasar internasional.
Selain mendorong tumbuhnya aktivis PMI purna, Muiz mengajak membangun desa percontohan PMI purna di daerah yang sering mengirim PMI di Jawa Barat.
Baca Juga: Sulistianingsih, Mantan PMI Yang Sukses Bangun Usaha dan Perkumpulan PMI Purna di Blitar
“Kita juga bisa mengadopsi program Desa Migran Produktif (Desmigratif) di Desa Kenanga, Kecamatan Sindang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat,” kata Muiz.
Desa Kenanga dan Desa Kuripan di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, adalah dua desa percontohan sebagai Desa Migran Produktif (Desmigratif) di Indonesia. Adanya proyek tersebut telah dirasa manfaatnya oleh warga di Desa Kenanga.
“Pelaksanaan program Desmigratif di desa kami ini benar-benar menyelamatkan warga desa kami dari kemiskinan ekonomi dan mental boros serta suka mabuk,” kata Kepala Desa Kenanga kepada beritasatu.com.
Banyak perempuan desa tersebut yang merantau sebagai PMI ke luar negeri. Sebelum adanya proyek tersebut, banyak suami dari PMI tersebut yang menghambur-hamburkan uang untuk hal kurang bermanfaat. Anak-anak mereka menjadi terlantar.
Baca Juga: Bertekad Sukses Di Kampung Halaman, Mantan PMI Malaysia Ini Kaya Berkat Jualan Kacang Tree-G
Manfaat proyek ini adalah mengikis kebiasaan tersebut, bahkan menghilangkannya. Caranya adalah dengan mengumpulkan suami para PMI tersebut dua kali dalam sebulan di kantor desa setempat.
Mereka memperoleh ceramah keagamaan dari para ustadz sekaligus pelatihan pengelolaan keuangan dari sejumlah lembaga finansial. Suami para PMI tersebut kemudian menggunakan uang kiriman dari istri mereka untuk modal berusaha. Maka dari itu, mulai lahir banyak pengrajin tempe dan tahu, keripik pisang dan singkong, pengusaha telur puyuh, telur bebek, dan lainnya di Desa Kenanga.
“Setelah program Desmigratif dijalankan uang yang dikirim PMI dari luar negeri benar-benar bermanfaat bagi desa ini, terutama keluarga PMI,” kata dia.
Diharapkan contoh keberhasilan di Desa Kenanga bisa menular ke kantong PMI di seluruh Jawa Barat sebagai bentuk dukungan untuk PMI purna.