RumahMigran.com – Otak penyelundup PMI ditangkap oleh jajaran Sub Satgas Penegakan Hukum Operasi Misi Kemanusiaan Polda Kepri. Penyelundupan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang kapalnya karam di perairan Johor Bahru, Malaysia pada hari Rabu (15/12/2021) lalu.
Dikutip dari laman kompas.com disebutkan bahwa penangkapan otak penyelundup para PMI ke Malaysia secara non-prosedural atau ilegal ini atas kerjasama antara tim gabungan dari Mabes Polri dan Polda Kepri. Hal itu dikonfirmasi kebenarannya oleh Kabid Humas Polda Kepri, Kombes Pol Harry Goldenhart melalui sambungan telepon, pada hari Minggu (2/1/2022) malam.
Seperti diberitakan sebelumnya bahwa terjadi insiden kapal tenggelam di perairan Sekinchan, Selangor, Malaysia, pada Selasa (28/12/21) lalu. Sebanyak 10 orang PMI dikabarkan meninggal dunia akibat tenggelam dan sisanya dikabarkan hilang.
Tentu saja dengan musibah tersebut, Pemerintah Indonesia kecolongan kesekian kalinya akibat ulah biadab dan tidak bertanggung jawab oknum penyalur PMI ilegal tersebut.
Otak penyelundup PMI ilegal yang bernama Acing alias Susanto tersebut terungkap dan berhasil ditangkap, berkat kerjasama petugas kepolisian Tim Satgas Mabes Polri dan Polda Kepri di dua pelabuhan rakyat di Bintan, yang awalnya berhasil mendapatkan satu unit kapal boat yang disinyalir dipergunakan untuk mengangkut PMI ilegal.
Baca Juga: Kapal Pembawa PMI Ilegal Tenggelam, 10 Orang Meninggal Lainnya Hilang
Dalam keterangan sebelumnya melalui media massa, kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani pun mengatakan jika salah satu pelaku yang menjadi otak penyelundupan bernama Susanto terkuak berkat investigasi internal pihak BP2MI.
Selain bukti-bukti tersebut, BP2MI juga menduga terdapat keterlibatan oknum TNI dalam penyelundupan PMI ke luar negeri dalam peristiwa karamnya kapal pengangkut PMI ilegal di perairan Malaysia yang lalu. Oknum tentara itu berasal dari Angkatan Laut dan Angkatan Udara.
Adapun temuan telah dilaporkan kepada pimpinan institusi masing-masing dan kepala BP2MI berencana menemui Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa untuk membahas terkait hal tersebut.