RumahMigran.com – BP2MI gelar silaturahmi Sosialisasi dengan Ikatan Alumni Training (IKAT) Jepang di Cafe Kanrejawa, Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (sulsel), kepala BP2MI Benny Rhamdani mengatakan, “Berbanggalah Menjadi PMI Seperti Menteri BUMN“.
Gelar silaturahmi dengan Ikatan Alumni Training (IKAT) Jepang kepada kurang lebih 30 anggota, Benny juga mengajak untuk menyebarluaskan informasi peluang kerja resmi secara masif kepada masyarakat Sulsel dan mendorong untuk menangkap peluang kerja sebanyak-banyaknya.
Ikatan Alumni Training (IKAT) Jepang merupakan asosiasi yang terdiri dari Pekerja Migran Indonesia (PMI) alumni training/magang di Jepang. Berdiri tahun 2008, organisasi tersebut mengusung program kerja yang bersentuhan dengan aktivitas sosial masyarakat, seperti terlibat dalam aksi tanggap bencana, edukasi, dan pelatihan.
Saat ini anggotanya berjumlah 8.000 orang dan 90 persennya merupakan pengusaha. Sosialisasi peluang kerja luar negeri dilaksanakan di tiga kota, yakni Palu, Makassar, dan Gorontalo.
Baca Juga: Siap Beri Sanksi Perusahaan Penyalur Pekerja Migran Yang Langgar Aturan Penempatan, Menaker Ida: Kami Tindak Tegas!
Program Government to Government (G to G)
BP2MI punya program Government to Government (G to G) ataupun skema lain di mana BP2MI bisa memberikan endorsment, jadi tidak hanya melalui skema magang. Terlebih, negara telah memberikan fasilitasi pembiayaan KTA BNI dan sebentar lagi juga akan dilaunching KUR PMI”, ujar Benny.
Selain itu, Benny juga merangkul seluruh anggota IKAT Jepang untuk turut serta memerangi dua musuh besar PMI yaitu sindikat penempatan ilegal dan sindikat ijon rente. Tercatat dalam sistem kami, Sulawesi Selatan setiap tahun menempatkan 1.000 PMI ke berbagai negara seperti Korea, Taiwan, Jepang, dan Malaysia. Tapi yakin dan percaya, rata-rata temuan kami adalah PMI yang berangkatnya tidak resmi selalu menembus angka tiga kali lipatnya. Ini yang sedang kita perangi secara serius”, tegas Benny.
IKAT Jepang harus mengambil bagian peran strategis dalam memberikan edukasi terhadap masyarakat bagaimana bekerja ke luar negeri secara resmi dan membangunkan kesadaran publik risiko-risiko besar penempatan ilegal, seperti kekerasan fisik, kekerasan seksual, gaji tidak terbayar, dan eksploitasi.
Baca Juga: Siap Beri Sanksi Perusahaan Penyalur Pekerja Migran Yang Langgar Aturan Penempatan, Menaker Ida: Kami Tindak Tegas!
“Sumbangan hampir setara dengan sektor terbesar ke negara ini adalah sektor migas yakni sebesar 159,7 triliun. Hanya berbeda koma dengan sumbangan devisa PMI sebesar 159,6 triliun. Itu pun hasil kalkulasi 4,4 juta PMI yang berangkat secara resmi. Bisa dibayangkan hasil kalkulasi total sumbangan devisa apabila mengacu pada data 9 juta PMI menurut World Bank, yakni bisa hampir 400 triliun per tahun”, papar Benny.
Benny mengajak seluruh anggota IKAT PMI untuk menumbuhkan rasa bangga menjadi PMI dan membangun kesadaran kolektif bahwa PMI adalah pahlawan devisa, serta pejuang keluarga yang identik dengan kisah sukses. Dengan demikian terbentuklah persepsi dan energi positif publik tentang PMI.
Sebelum acara berakhir, Ketua IKAT Jepang Sulawesi Selatan, Arifuddin Mane, beserta anggota sangat berterima kasih dan memberikan respon antusias dengan diadakannya gelar silaturahmi sosialisasi oleh BP2MI. “Selamat datang di Sulawesi Selatan, kami sangat bersyukur, berbangga, dan berterima kasih karena BP2MI telah berkenan bersilaturahmi bersama kami. Kami sangat berharap dapat melanjutkan kolaborasi dan kerja sama melaksanakan program-program BP2MI”, kata Arifuddin yang dikutip dari laman resmi bp2mi.go.id.