RumahMigran.com – Profesi dropshipper belakangan populer berkat kemudahan dan keuntungan yang diperolehnya. Sering disebut sebagai bisnis dengan modal minimal, mengenal istilah dropshipper perlu terlebih diketahui jika ingin merintis karir di sektor ini.
Pekerjaan dropshipper memang mendatangkan keunggulan yang sesuai dengan era kerja dari rumah akibat wabah COVID-19. Dengan bermodalkan smartphone, siapa saja bisa berjualan. Metode dropshipper memungkinkan siapa saja yang bermodal kecil berjualan.
Mengenal istilah dropshipper
Baca Juga: Pengertian Bisnis Jastip untuk Dapatkan Cuan Dari Plesiran ke Luar Negeri
Dropshipper berasal dari dua kata, yakni drop dan ship. Arti dropship adalah metode pemasaran yang memungkinkan penjual atau pengecer tidak perlu membeli dan menyimpan barang yang akan ditawarkan ke calon pembeli. Penjual atau pengecer cukup meneruskan pesanan dari calon konsumen ke pemasok atau produsen barang tersebut.
Ada pula yang mengartikan metode dropshipping adalah cara pemasaran secara daring tanpa mewajibkan penjual menyimpan barang. Ia hanya bertugas menawarkan produk lalu meneruskan permintaan calon pembeli ke pemasok atau produsen. Pengiriman barang sendiri dilakukan oleh pemasok atau produsen barang tersebut.
Dropshipper atau pelaku dropshipping berbeda dengan reseller. Reseller harus terlebih dahulu membeli barang dari pemasok atau penjual. Ia akan menyimpan produk tersebut sebelum menjualnya ke calon konsumen. Sedangkan dropshipper berperan melayani calon konsumen dan bersifat perantara antara pemasok atau penjual dengan calon konsumen. Dropshipper tidak perlu membeli barangnya terlebih dahulu, menyimpan, atau mengemas barang. Pemasok atau produsen lah yang melakukan itu semua.
Baca Juga: 5 Tips Berwirausaha Bagi Mantan PMI, Biar Sukses Di Negeri Sendiri
Mekanisme kerja dropshipper
Profesi dropshipper bisa dikatakan terdongkrak dengan pesatnya teknologi, khususnya Internet. Dalam era berbisnis daring ini, siapa saja bisa mencari cuan cukup dengan memanfaatkan Internet. Secara singkat, begini alur kerja dropshipper menurut gambar di atas:
1. Penjual, pengecer atau dropshipper menawarkan produk melalui dunia maya misalnya via website, pasar daring, media sosial, blog, dan sebagainya.
2. Calon pembeli akan mengontak penjual atau pengecer jika menghendaki barang yang ditawarkan tersebut. Ia akan memesan produknya ke dropshipper.
3. Calon konsumen membayar ke penjual lewat pembayaran daring, seperti transfer bank, internet banking, SMS banking, PayPal, dompet digital, dan lainnya.
4. Dropshipper memperoleh laba dari selisih harga produk yang dijualnya. Ia lalu memesan barang ke pemasok atau produsen kemudian membayar produk sesuai harga yang ditentukan oleh pemasok atau produsen. Dropshipper harus menginformasikan alamat untuk mengirimkan produk tersebut ke pembeli.
5. Pemasok atau produsen mengemas produk pesanan dengan memakai nama si dropshipper, bukan nama pemasok atau produsennya.
6. Pemasok atau produsen mengirimkan barang pesanan melalui ekspedisi, seperti Pos Indonesia, JNE, TIKI, dan lainnya.
Tugas dropshipper secara teori berhenti pada pengiriman informasi pengiriman barang konsumen ke pemasok atau produsen. Tetapi, tidak jarang konsumen akan menghubungi dropshipper jika mengeluhkan sesuatu terkait barang tersebut atau menanyakan kapan barang pesanan akan sampai.
Baca Juga: 3 Ide Kerja Sampingan Online Buat Kamu Dapat Uang Tambahan Saat Pandemi
Kelemahan dan kelebihan dropshipping
Kurang lengkap rasanya mengenal istilah dropshipper tanpa menyinggung poin plus dan minus dari bisnis ini.
Kelebihannya:
1. Membutuhkan modal yang sedikit
Mengenal istilah dropshipper secara tidak langsung mengantarkan kita mengetahui bahwa berbisnis tidak selalu membutuhkan modal yang besar. Bahkan, dalam bisnis dropshipping, modal yang dibutuhkan sangat sedikit, nyaris tidak ada, loh! Poin ini yang menjadi keunggulan khas dari dropshipping. Kalian tidak perlu membeli barang terlebih dahulu dan menyimpannya, dua hal yang terkadang cukup menyita banyak modal.
2. Gampang dilakukan
Siapa saja bisa memulai menjadi seorang dropshipper. Alurnya singkat dan gampang. Yang menjadi tantangan adalah mencari produsen atau pemasok barang yang handal dan memasarkan produk di Internet. Dibutuhkan ketekunan dalam menawarkan produk tersebut melalui konten menarik di media sosial atau kegesitan menawarkannya ke kalangan teman dan saudara.
3. Ongkos operasional rendah
Keunggulan lainnya adalah biaya operasional yang kecil yang mencakup biaya Internet, listrik, dan lainnya. Tentunya, ini jauh lebih rendah dibandingkan harus menyewa toko fisik atau gudang untuk menyetok barang.
4. Risiko rendah
Alasan lain mengapa bisnis ini cocok bagi siapa saja, termasuk pemula, adalah kecilnya risiko yang dihadapi jika barang tidak laku. Kalian tidak akan kehilangan apapun jika produk tidak terjual.
5. Bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja
Dropshipper bisa bekerja dimana saja dan kapanpun sesuai keinginan. Yang terpenting, siapkan laptop atau smartphone dan pastikan koneksi jaringan Internet lancar untuk mendukung pemasaran produk.
Baca Juga: Penting, 7 Tips Menjadi Wirausahawan Sukses Bagi PMI Purna Yang Wajib Dijalankan
Kelemahannya:
1. Banyaknya pesaing
Lantaran sifat bisnis yang gampang dan murah, bersiaplah untuk berkompetisi dengan banyak dropshipper lainnya. Tidak jarang, ada banyak dropshipper yang menawarkan produk yang sama. Sehingga, buatlah riset kecil-kecilan untuk memutuskan barang mana yang akan ditawarkan menurut peta persaingan dropshipper yang menjual produk tersebut.
2. Laba cenderung rendah
Ini dikarenakan harus bersaing dengan banyak dropshipper. Tidak jarang ada dropshipper yang menurunkan harga agar produk yang ditawarkan ramai peminat. Cara ini yang membuat laba produk tersebut lebih rendah.
3. Sulit mengecek stok barang di pemasok
Kondisi ini acapkali terjadi jika memilih produk secara masif. Si dropshipper akan susah mengetahui jumlah stok barang yang berimbas pada sulitnya mengembangkan bisnisnya.
4. Pengiriman dapat menjadi rumit
Ini terjadi jika si dropshipper memasarkan produk dari beberapa pemasok. Ongkos kurir menjadi lebih mahal. Sebagai contoh, ada seorang konsumen yang membeli empat produk dari empat pemasok yang berbeda. Otomatis, pengiriman harus terpisah yang berimbas pada ongkos kirim yang tinggi ke pembeli.
5. Siap menerima keluhan
Jika terjadi cacat pada barang atau pengiriman terlalu lama, pihak dropshipper lah yang akan menghadapi konsumen. Jadi, harus siap menerima keluhan lalu mengatasinya dengan mungkin meminta masukan dari pemasok atau penjualnya.
6. Layanan mengikuti standar penjual
Lantaran pengemasan dilakukan oleh penjual atau pemasok, dropshipper tidak bisa memberikan layanan ekstra. Misalnya, memberikan sticker promosi atau kemasan khusus, sebagai tanda terima kasih. Dropshipper harus mengikuti standar dari pemasok atau produsennya.
Demikianlah informasi lengkap mengenal istilah dropshipper berikut tahapan, kelebihan dan kekurangannya. Siap memulai karir sebagai seorang dropshipper?