Sering kaget tagihan membengkak per bulan? Permasalahan bukan tentang jumlah tagihan melainkan kekurangtahuan dalam cara menghitung biaya listrik. Informasi ini penting sebab pembayaran tagihan listrik dapat memakan anggaran yang tidak sedikit.
Hitung saja berapa alat elektronik yang dipunyai di dalam rumah. Paling umum digunakan adalah lampu, televisi, AC, dan kipas angin. Selain mengetahui tagihan jelas perbulan, menghitung sendiri tagihan ini dapat memotivasi untuk berhemat.
Cara Menghitung Biaya Listrik

1. Mengetahui golongan listrik
Sesuai dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral nomor 28 tahun 2016 tentang Tarif Tenaga Listrik yang Disediakan oleh PLN, berikut tiga golongan rumah tangga:
- Golongan Rumah Tangga Kecil Tegangan Rendah, yakni listrik berdaya 450 VA, 900 VA, dan 900 VA.
- Golongan Rumah Tangga Menengah Tegangan Rendah, yakni daya 3.500 VA sampai 5.500 VA.
- Golongan Rumah Tangga Besar Tegangan Rendah, yakni berdaya 6.600 VA ke atas.
Ketahui dulu golongan listrik Anda agar tepat dalam menghitung tagihan nanti.
2. Memahami Tarif Per Kilowatt Hour/kWh
Beda golongan berarti beda harga per kWh. Listrik untuk pengguna non-subsidi bertegangan rendah dikenakan biaya Rp1.467,28 per kWh. Yang termasuk ke dalam golongan ini adalah pelanggan berdaya 1.300 VA, 2.200 VA, 3.500 VA, 5.500 VA, dan lebih dari 6.600 VA.
Bagi pelanggan rumah tangga 900 VA Rumah Tangga Mampu (RTM), mereka membayar Rp1.352 per kWh. Selalu cek info tarif terbaru sebab harga bisa berubah sesuai dengan keputusan pemerintah. Jika sudah tepat dengan tarif teranyar, barulah Anda bisa menghitung biaya listriknya.
3. Mencatat Semua Peralatan Elektronik di Rumah
Berikutnya, catat dan hitung setiap peralatan elektronik yang ada di rumah. Ketahui jumlah watt setiap alat elektronik sebelum menghitung tarifnya. Sebagai contoh, satu kulkas berdaya 350 watt, mesin cuci berdaya 350 watt, AC 800 watt, dan lima lampu dengan daya masing-masing 10 watt. Dengan data daya yang tepat, hasil penghitungan akan lebih akurat dan lebih lengkap.
4. Prediksi Pemakaiannya
Memperkirakan penggunaan masing-masing alat elektronik bergantung pada tiga faktor. Pertama, Anda harus mengetahui bahwa daya listrik setiap peralatan elektronik tidak sama. Kedua, penggunaan listrik dapat bersifat statis atau dinamis. Bersifat statis maksudnya alat elektronik tersebut tetap saat menyala. Sedangkan dinamis merujuk pada pemakaian daya yang berbeda saat digunakan dan saat tidak. Misalnya, penanak nasi yang konsumsi listrik bisa mencapai 300 watt saat dipakai tetapi hanya 45 watt apabila hanya dipakai untuk menghangatkan nasi.
Ketiga, durasi pemakaian per harinya. Ambil contoh, lima lampu berdaya 10 watt dengan tegangan 1.300 VA. Jenis konsumsinya adalah statis. Katakanlah, ke-5 lampu tersebut dinyalakan 12 jam setiap hari. Maka perhitungannya untuk sebulan:
Lima lampu x 10 watt x 12 jam = 600 watt/hari
Penghitungan ini lebih gampang dibandingkan dengan yang bersifat dinamis. Anda perlu menghitung dengan sangat memperhatikan rerata durasi pemakaian. Berikut contohnya:
- Kulkas berdaya 350 watt dan dipakai 24 jam maka prediksi daya: 1 kulkas x 350 watt x 24 jam= 8.400 watt/hari.
- Mesin cuci berdaya 350 watt yang rerata pemakaian 1 jam mempunyai prediksi pemakaian: 1 mesin cuci x 350 watt x 1 jam= 350 watt/hari.
- Setrika berdaya 300 watt dengan pemakaian rata-rata 1 jam mempunyai prediksi konsumsi: 1 setrika x 300 watt x 1 jam= 300 watt/hari.
- AC berdaya 800 watt yang digunakan 11 jam tiap hari, prediksi konsumsinya: 1 AC x 800 watt x 11 jam= 8.800 watt/hari.
- TV berdaya 100 watt yang dipakai empat jam tiap hari, perkiraan konsumsinya: 1 TV x 100 watt x 4 jam= 400 watt/hari.
5. Menghitung Biaya Listrik Total Per Bulan
Bagian terakhir adalah menjumlah secara keseluruhan sub kalkulasi di atas sebagai berikut:
- 600 watt + 8.400 watt + 350 watt + 300 watt + 8.800 watt + 400 watt = 18.850 watt/hari.
- 18.850 watt x 30 hari = 565.500 watt/bulan.
Berikutnya, ubah satuan watt menjadi kWH dengan membaginya dengan bilangan 1.000. Sehingga:
565.500 watt: 1.000= 565,5 kWh/bulan
Cukup kalikan jumlah tersebut dengan tarif dasar listrik golongan hunian, yakni Rp1.467,28. Sehingga didapat:
565,5 kWh x Rp1.467,28 = Rp 829.746,84
Dengan demikian, jumlah yang harus dibayarkan per bulan mencapai Rp 829.746,84.
Itulah cara menghitung biaya listrik mandiri. Jangan lupa untuk berhemat ya!
Baca juga: Antara Listrik Prabayar dan Pascabayar, Lebih Baik yang Mana?