RumahMigran.com – Korea Selatan masih menjadi tujuan utama memburu impian sejumlah WNI. Salah satu topik yang hangat dibahas saat ingin bekerja di sana adalah gaji TKI di Korea Selatan.
Berstatus sebagai salah satu negara maju di dunia, tanah K-Pop ini memang menawarkan gaji yang lebih besar dibandingkan negara tetangga. Ini terbukti dari data tahun lalu.
Selama 2023, Korea Selatan menjadi tujuan bekerja ke-5 teratas bagi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang sekarang sudah diganti sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) menurut Undang-Undang (UU) Nomor 18 tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia. Lebih tepatnya, per Juni 2023, 6.999 TKI merantau ke Korea Selatan.
Daya pikat utama tentu saja mengenai gaji TKI yang diterima di Korea Selatan, yang menurut berbagai sumber, menyebut UMR setempat mencapai 2 juta won per bulan atau sekitar Rp24 juta dengan kurs Rp11.927 per won. Nominal UMR tersebut bertambah sekira 5% dari 2022, yakni 1,9 juta won atau rata-rata Rp22 juta per bulan.
Gaji TKI di Korea Selatan dapat bagi menjadi gaji per jam, gaji per bulan, dan gaji lemburan. Terdapat perbedaan perhitungan mengenai gaji pokok dan uang lemburnya.
Baca Juga: Mengintip Gaji TKI di Korea Selatan: Capai Angka Fantastis Rp23 Juta, Mau Coba?

Adapun perinciannya adalah per jam setiap TKI akan mendapatkan gaji 10.120 won atau sekitar Rp117 ribu. Sehingga, dalam sebulan total pendapatan yang diperoleh mencapai 2 juta 115 ribu won atau sekitar Rp25,5 juta.
Perhitungan uang lemburan berbeda dari gaji di atas. Pendapatan dari lembur bisa mencapai 667 ribu won atau sekitar Rp7,7 juta.
Selain nominal yang relatif besar, pemerintah dan perusahaan di negara tersebut tidak membeda-bedakan upah apakah untuk karyawan asing atau warga lokal. Pendapatan akan diberikan sesuai kinerja dan ketentuan yang berlaku.
Demikian tadi seputar gaji yang diterima oleh TKI ketika berkerja di Korsel. Tinggi bukan? Jangan lupa jika tertarik melamar ke sana perhitungkan biaya hidup sehari-hari. Buatlah perhitungan secara kasar mengenai pendapatan dan pengeluaran per bulannya agar neraca keuangan tetap seimbang.







