RumahMigran.com – Sudah bukan pemandangan asing orang Jepang sering terlihat membungkuk, baik di film atau keseharian mereka. Ojigi atau cara hormat orang Jepang dilakukan dengan membungkuk, bukan berjabat tangan seperti di budaya Indonesia.
Cara hormat orang Jepang tersebut bermaksud menyampaikan rasa hormat sekaligus tanda kesopanan kepada lawan bicaranya. Maksud lainnya adalah menyampaikan terima kasih, mengucapkan selamat hingga meminta maaf.
Baca Juga: Kebiasaan Baik Orang Jepang Yang Patut Ditiru Masyarakat Indonesia
Ada sedikit perbedaan dalam cara hormat orang Jepang tersebut. Orang Jepang akan lebih mendalam dan lebih lama dalam membungkuk apabila bertemu dengan lawan bicara yang lebih tinggi kedudukannya. Hal tersebut juga berlaku jika berada dalam situasi yang resmi.
Budaya membungkuk sebagai cara hormat orang Jepang sudah lama mengakar di negara tersebut. Bahkan, ada yang tetap membungkuk meski sedang bertelepon. Dengan cara menghormat orang Jepang tersebut, sebagai orang luar, kita bisa cepat menangkap kesan rendah diri dan sopan mereka.
Baca Juga: Catat! Ini Dia Biaya Hidup Di Jepang Yang Perlu Kamu Tahu, Sebelum Berpikir Untuk Tinggal Di Sana
Bukan hanya milik orang Jepang saja
![Cara Hormat Orang Jepang](https://rumahmigran.com/wp-content/uploads/2022/03/1-9.jpg)
Ojigi tidak hanya menjadi milik warga Jepang. Dengan nama yang berbeda, budaya membungkuk sebenarnya banyak diterapkan di berbagai negara. Contohnya adalah penduduk suku Jawa yang mengenalnya dengan istilah mlaku.
Baca Juga: 8 Prinsip Hidup Orang Jepang Yang Keren Banget Dan Wajib Ditiru, Pantes Negaranya Maju!
Ini lazim dilakukan oleh yang muda ke yang lebih tua. Dalam mlaku, yang tua akan berjalan membungkuk di depan yang lebih tua. Kental sekali elemen kesopanan dan penghormatan melalui tradisi mlaku ini. Anjuran ini mengajak anak menjalani tata krama kepada yang lebih tua.
Meski zaman sudah modern, tata krama melalui ojigi atau mlaku hendaknya tetap diturunkan ke generasi sekarang dan berikutnya. Sebab bersikap santun kepada siapa saja akan membuat lawan bicara akan merasa simpati. Hal kecil ajaran nenek moyang tersebut ternyata ampuh menciptakan situasi yang saling menghargai satu sama lain.Nah, di lingkungan Sahabat Migran sendiri, apakah berlaku tradisi seperti ojigi? Atau, bagaimana leluhur kalian mengajarkan cara sopan kepada sesama atau yang lebih tua melalui gerakan badan seperti halnya ojigi?