RumahMigran.com – Sejak usia 12 tahun, Erica Garza telah kecanduan menonton film porno dan seks. Dirinya tidak akan menyangka jika kelak saat dewasa, kecanduan film porno yang ia rasakan akan berbuntut malapetaka kepada dirinya.
Saat berusia 15 tahun, Garza sudah menonton rekaman seks antara Pamela Anderson dan Tommy Lee yang bocor pada tahun 1997, dia menonton film porno melalui komputer di dalam kamarnya.
Saat menginjak usia 17 tahun, Garza telah kehilangan keperawanannya dan mulai terobsesi untuk sering melakukan hubungan seks dengan pria.
Namun, Garza merasa tidak percaya diri jika tidak menggunakan penopang pada punggungnya. Dan hal inilah yang melatar belakangi kenapa dia menjadi kecanduan film porno.
Erica Garza menderita skoliosis dan hal itu membuat penampilannya menjadi bahan ejekan teman-temannya.
Baca Juga: Meninggalnya Glen Fredly Trending di Dunia Maya, Gema Ungkapan Duka Berkumandang Mendoakan
Skoliosis adalah kondisi pada tulang belakang yang berbentuk melengkung, kebanyakan tulang akan melengkung mirip huruf C atau S. Kondisi Skoliosis akan lebih sering dijumpai pada remaja saat mengalami puber yaitu di usia 10 hingga 15 tahun.
Karena kondisi tersebut, membuat Erica lebih sering mengurung diri di dalam kamarnya dan menghibur diri dengan menonton film porno di TV kabel pada tengah malam. Dan hal itu ia lakukan setiap saat, karena akses internet yang mudah dan murah di Amerika.
Pada masa kuliah saat sering berpindah tempat dari Hawai, LA, London dan New York, Garza sering berhubungan seks dengan kekerasan dan memiliki resiko bersama beberapa pria yang berkencan dengannya.
Yang berbahaya adalah, Garza sering berhubungan seks dengan orang asing, atau yang baru dikenalnya tanpa menggunakan kondom dan ia melakukan hubungan seks itu sambil membayangkan film porno hard-core atau dengan kekerasan.
Pada kehidupan nyata, Erica Garza seringkali meniru adegan film porno dimana seorang wanita akan dilecehkan dan dianiaya.
Hal tersebut merembet kepada seks yang membuat seorang wanita tidak dicintai, tidak berharga dan dianggap seperti seonggok sampah. Meskipun begitu, Garza merasakan kenikmatan yang luar biasa, bahkan tak jarang menggunakan para pria untuk melampiaskan nafsu seksnya.
Saat memasuki usia 30-an. Erica Garza mulai menyadari jika kecanduan gilanya terhadap pornografi dan seks telah membuatnya jauh untuk memiliki ikatan hubungan dengan pria.
Sering mendapat perlakuan tak dihargai dan diperlakukan bak sampah saat berhubungan seks, membuat Garza menderita lahir dan bathin serta menyadari jika selama ini yang dilakukannya tidak benar.
Keyakinannya tersebut semakin menguat saat dia bertemu dengan seorang perancang aplikasi berusia 39 tahun dalam perjalanannya ke Bali, Indonesia.
Baca Juga: Wabup Blitar Bahagia, Kedua Istrinya Dilantik Menjadi Kades
Pada saat di Bali, awalnya mereka menonton film porno bersama-sama dan sang pria yang sekarang menjadi suaminya tersebut memberikan dukungan moral dan semangat kepada Garza untuk tidak melakukannya lagi.
Tentu dukungan dari sang pria yang dikenalnya tersebut membuat semangat hidupnya untuk hidup normal dan bersih kembali bangkit.
Saat di Bali, Garza banyak melakukan terapi seperti yoga, dan sering berbicara dengan serius mengenai kecanduannya itu kepada sang pria perancang aplikasi tersebut.
Baca Juga: Gunakan Filter Alien Saat Meeting Zoom, Orang Ini Malah Dibuat Malu Peserta Lainnya
Sekembalinya dari Bali, Garza kembali ke Los Angeles dan menerapkan benar-benar 12 terapi penyembuhan kecanduan film pornonya, kepada seorang psikiater.
Dari situlah kemudian, hidupnya terbuka dan merasakan perubahan yang nyata mengenai kebiasaan buruknya menonton film porno dan seks bebas.
Dengan dukungan sang pria perancang aplikasi yang kini menjadi suaminya, Garza akhirnya menulis buku berjudul “Getting Off” yang menceritakan tentang kehidupan Garza saat masih kecanduan seks dan pornografi selama dua dekade dimulai sejak dia remaja.
Dalam bukunya tersebut, Garza menggambarkan bagaimana proses perubahan seorang gadis yang bersekolah di sekolah Katolik, berubah menjadi wanita dewasa yang bergaul dengan apa saja yang berhubungan dengan seks.
Dengan berani Garza bercerita bagaimana memiliki perasaan malu yang sangat dan kenikmatan seksual yang membingungkan sejak usia 12 tahun.
Kemudian saat semuanya berubah dewasa, hal tersebut telah membuatnya menjadi kecanduan dan hidup bebas dengan seks tidak amannya.
Perjuangan Garza dalam melawan kecanduan film porno patut diapresiasi, sebab dengan jujur dan tegas, Garza telah menyatakan ingin sembuh meskipun sesekali dia masih menonton untuk tujuan edukasi bahwa film porno tidak baik untuk psikis dan tubuh.
Garza tahu bahwa di dunia ini, tidak hanya dirinya yang mengalami hal tersebut, melalui bukunya “Getting Off”.
Ia mempunyai misi mengajak seluruh orang yang kecanduan film porno untuk kembali bertaubat dan menjalani hidup dengan normal.
Erica Garza wanita berusia 37 tahun yang mengalami kecanduan terhadap pornografi dan kebebasan seksual sejak usia remaja hingga saat dewasa.
Penulis wanita yang berani jujur ini telah berhasil mengatasi aib yang menimpanya tersebut dengan terapi dan niat yang kuat dan hal ini bisa menginspirasi banyak orang untuk tidak mencontoh perilaku buruknya.