RumahMigran.com – Kemungkinan kucing dapat menularkan virus COVID-19 mengemuka, usai ilmuwan di Skotlandia pada April 2021 mengidentifikasikan kasus COVID-19 pada dua ekor kucing. Ilmuwan tersebut menduga dua kucing tersebut terinfeksi melalui pemilik mereka yang terlebih dahulu positif COVID-19.
Dugaan kucing yang menularkan virus COVID-19 tidak menjadi fokus penelitian, usai keduanya ditemukan terjangkit virus tersebut. Dua kucing tersebut berasal dari ras berbeda dan tinggal di rumah yang berbeda pula. Yang satu masih hidup sebab hanya menunjukkan gejala ringan sedangkan yang satunya harus dimatikan.
Kucing yang satu adalah anak kucing betina dari ras Ragdoll berumur empat bulan. Kucing pertama mengalami sesak napas pada April 2020 lalu memburuk sehingga harus dimatikan. Sampel paru post mortem menunjukkan kucing tersebut menderita kerusakan yang mirip dengan pneumonia akibat virus dan ada bukti infeksi Sars-CoV-2.
Sedangkan kucing kedua dalam kondisi hidung berair dan konjungtivitis saat dibawa ke dokter. Pada akhirnya, kucing ini bisa sembuh.
Saat diperiksa, kucing ini terkonfirmasi terinfeksi COVID-19 dalam survei retrospektif dari sampel usap yang dikirimkan ke Layanan Diagnostik Hewan (VDS) di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Glasgow antara Maret dan Juli 2020 untuk tes pathogen reguler.
Baca Juga: Mulai 12 Juli 2021, Vaksin Gotong Royong Dapat Didapatkan Di Kimia Farma
Sebagai Reservoir Virus
Memang untuk saat ini belum ada bukti valid jika kucing dapat menularkan virus COVID-19 kepada manusia, demikian tulis jurnal ilmiah Veterinary Record. Masih dari sumber yang sama, belum ada juga bukti kucing, anjing dan hewan piaraan lainnya berperan kunci dalam epidemiologi infeksi COVID-19 pada manusia.
Namun demikian, binatang berpotensi menjadi reservoir virus dimana ia menjadi bagian dari rantai penularan virus ini tanpa putus. Oleh sebabnya, ilmuwan mengatakan pentingnya peran hewan peliharaan dalam menginfeksi manusia dalam rangkaian penularan virus COVID-19.
Hal tersebut sebagaimana diungkapkan oleh Prof Margaret Hosie dari Pusat Penelitian Virus MRC-Universitas Glasgow, peneliti utama dalam studi ini. Risiko yang relatif rendah “Dua kasus penularan dari manusia ke hewan ini, yang ditemukan pada populasi kucing di Inggris, menunjukkan mengapa penting bagi kita untuk meningkatkan pemahaman kita tentang infeksi Sars-CoV-2 pada hewan,” kata Margaret.
Baca Juga: Mantab! Dua Startup Asli Indonesia Disuntik Dana Astra Hingga Ratusan Miliar Rupiah
“Saat ini, risiko penularan dari hewan ke manusia relatif rendah bagi kesehatan masyarakat di tempat penularan dari manusia ke manusia masih tinggi,” tambahnya.
Ia memperingatkan pentingnya mempelajari kemungkinan penularan antar hewan sebagai sumber potensial penularan kembali Sars-CoV-2 ke manusia seiring dengan turunnya kasus pada manusia.
Pengujian yang masih terbatas membuat manusia cenderung meremehkan kemungkinan kucing dapat menularkan virus COVID-19 kepada manusia. Padahal beberapa negara, termasuk Hong Kong, Belgia dan Prancis, banyak menerima laporan kucing dari rumah, mudah terinfeksi virus COVID-19. Diduga mereka terinfeksi dari pemiliknya.