RumahMigran.com – Sejarah tentang popcorn adalah kisah menarik yang sering terlupakan meskipun cemilan ini begitu akrab di kehidupan kita, terutama saat menonton film di bioskop. Jika kalian menonton film di bioskop, pasti kalian tak asing dengan popcorn atau berondong jagung.
Cemilan ini tidak hanya menjadi teman setia selama menonton film, tetapi juga memiliki sejarah panjang yang dimulai jauh sebelum bioskop ada. Popcorn telah dinikmati sejak ribuan tahun lalu oleh berbagai peradaban kuno di Amerika, termasuk oleh suku-suku asli Amerika.
Seiring waktu, cara penyajian popcorn berkembang dan menyebar ke seluruh dunia, menjadi salah satu cemilan favorit di bioskop, terutama di Indonesia, di mana kita sering melihatnya dijajakan di depan lobi bioskop atau oleh petugas di dalam ruangan bioskop.
Cemilan utama dalam menikmati film di bioskop tersebut terbuat dari jagung yang dipanaskan dengan bumbu garam dan mentega, lalu mengembang dan seakan meledak dan jadilah kudapan renyah dan enak.
Rasa, aroma, hingga bunyi yang dihasilkan oleh makanan tersebut membuat terasa lengkap menikmati film di bioskop.
Menurut sebuah penelitian, popcorn yang sering dijadikan teman menonton di bioskop ini ternyata sudah berusia ribuan tahun lho!
Baca Juga: Kamu Penggemar Roti Melon Khas Jepang? Hati-hati Makanan Ini Kurang Baik Jika Dikonsumsi Berlebihan
Fakta ini diungkap dalam sebuah jurnal yang ditulis oleh Edgar Anderson dan Hugh C. Cutler dengan judul ‘Methods of Corn Popping and Their Historical Significance’ pada tahun 1950.
Popcorn merupakan cemilan yang terbuat dari biji jagung dengan metode popping. Menurut ilmuan, metode memasak ini merupakan teknik tertua karena sudah digunakan sejak jaman kuno.
Seperti yang kita ketahui bahwa popping merupakan teknik letupan yang digunakan untuk varientas jagung pada jaman dahulu.
Kisah popcorn yang sudah berusia ribuan tahun tersebut memang nyata adanya, sebab hal itu telah menjadi budaya suku Aztec pada abad 16 di Meksiko.
Pada jurnal yang sama juga dijelaskan bagaimana popcorn dibuat dengan jenis jagung flint dan digunakan hingga saat ini.
Aroma harum yang dikeluarkan oleh popcorn berasal dari uap yang keluar dari endoperma yang berada di bagian biji jagung.
Baca Juga: Berwisata Sambil Menjelajahi Restoran Halal Di Tokyo, Jepang
Dalam jurnalnya, Anderson dan Cutler mencatat bahwa pada masa lalu, alat untuk membuat popcorn adalah kompor popcorn Bolivia, yang menyerupai bazooka kecil dalam desainnya.
Kemudian, pada tahun 1959, muncul inovasi seperti keranjang jala, panci, atau Jiff-Pop yang mempermudah proses pembuatan popcorn.
Dengan pesatnya perkembangan teknologi, metode pembuatan popcorn telah berevolusi; saat ini, banyak orang lebih memilih menggunakan microwave atau popcorn prapopped dalam kemasan kantong yang praktis, yang menawarkan solusi cepat dan efisien untuk menikmati camilan lezat ini.
Pada tahun 1930-an, sejarah tentang popcorn dimulai sebagai camilan yang sempurna untuk menemani pengalaman menonton film di bioskop. Era tersebut menandai perubahan besar dalam kebiasaan menonton film, di mana popcorn menjadi simbol kebahagiaan dan kesenangan saat menikmati film di layar lebar.
Rasa popcorn yang lezat dan harganya yang terjangkau menjadikannya pilihan populer bagi banyak orang untuk melengkapi pengalaman menonton mereka, menjadikannya item tambahan yang sering dibeli bersamaan dengan tiket bioskop.
Pada awalnya, banyak pihak bioskop meragukan ide menjadikan popcorn sebagai camilan bioskop. Mereka khawatir bahwa popcorn akan mengotori lantai bioskop dan menciptakan masalah kebersihan, terutama karena popcorn mengandung minyak dan dapat meninggalkan remah-remah.
Namun, meskipun terdapat keraguan awalnya, popularitas popcorn sebagai camilan bioskop tidak bisa diabaikan. Terbukti seiring berjalannya waktu, popcorn akhirnya diterima dan menjadi bagian integral dari budaya bioskop, menghadirkan rasa nostalgia dan kenikmatan yang sulit digantikan oleh camilan lainnya.
Oleh karena kekhawatiran mengenai potensi kebersihan dan kerusakan pada lantai bioskop, banyak pemilik toko popcorn awalnya menjual popcorn dengan cara sembunyi-sembunyi, tanpa berani terang-terangan menawarkan camilan tersebut di dalam bioskop.
Baca Juga: Sejarah Asal-Usul Mengenai Soto dan Varian Macamnya di Indonesia
Mereka menghindari risiko konfrontasi dengan pihak bioskop dan lebih memilih untuk menjual popcorn di luar area teater, sering kali di tempat-tempat yang tidak mencolok.
Namun, pada tahun 1938, Glen W. Dickson mengambil langkah berani dengan memasang corn-poppers, atau mesin pembuat popcorn, di lobi teater Midwestern miliknya. Inovasi ini merupakan langkah revolusioner yang membuka jalan bagi penerimaan popcorn sebagai camilan bioskop yang sah dan diterima secara luas.
Keberanian Dickson untuk mengintegrasikan popcorn secara langsung ke dalam pengalaman menonton film membantu mengubah pandangan umum dan mengukuhkan popcorn sebagai bagian tak terpisahkan dari budaya bioskop.
Sebagai pengakuan terhadap popularitas popcorn, dilansir dari BBC, pada tahun 2016, orang Amerika mengonsumsi hampir 50 liter popcorn setiap tahunnya. Angka ini mencerminkan betapa popcorn telah menjadi camilan yang sangat dicintai dan sering dinikmati, baik di bioskop maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Popcorn telah menjelma menjadi simbol kenikmatan sederhana yang melengkapi berbagai momen hiburan, menjadikannya salah satu camilan yang paling populer dan ikonik di seluruh dunia.
Di Inggris, pada tahun 2016, penjualan popcorn mengalami lonjakan signifikan, dengan pertumbuhan mencapai 169% dalam lima tahun terakhir. Fenomena ini mencerminkan meningkatnya popularitas popcorn sebagai camilan yang digemari, tidak hanya di bioskop tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kalian yang menikmati popcorn sambil menonton film, kalian tidak perlu khawatir tentang kesehatan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Center for Science in the Public Interest, popcorn ternyata merupakan makanan yang sehat.
Popcorn adalah camilan yang kaya akan gandum utuh, mengandung banyak antioksidan, dan memiliki kandungan kalori yang rendah, menjadikannya pilihan yang lebih baik dibandingkan camilan lainnya.
Sejarah tentang popcorn tidak hanya mencakup bagaimana makanan ini menjadi camilan wajib di bioskop, tetapi juga perjalanan panjang bagaimana popcorn diterima dan diintegrasikan ke dalam kebiasaan makan masyarakat secara luas.
Dari awalnya yang diragukan hingga akhirnya menjadi favorit global, perjalanan popcorn menunjukkan bagaimana camilan ini mampu beradaptasi dan berkembang sesuai dengan perubahan zaman dan preferensi konsumen di berbagai belahan dunia.
