RumahMigran.com – Di antara berbagai makanan khas Jepang, ramen mungkin yang paling sering kita jumpai di banyak mal-mal di Indonesia. Banyak orang Indonesia suka ramen khas Jepang karena kelezatan dan keunikan rasanya.
Dengan kuah yang gurih dan beragam topping yang menggugah selera, ramen khas Jepang telah menjadi favorit bagi para pecinta kuliner di tanah air. Kelezatan ramen ini mampu menghadirkan cita rasa autentik yang membuat siapa saja jatuh hati pada hidangan khas Jepang ini.
Tak hanya di restoran Jepang, ramen khas Jepang juga kini mudah ditemukan di berbagai food court dan gerai-gerai kecil di seluruh penjuru Indonesia. Berbagai varian ramen, mulai dari miso, shoyu, hingga tonkotsu, menawarkan pengalaman rasa yang berbeda-beda, namun tetap mempertahankan ciri khas yang autentik.
Selain itu, banyak restoran ramen di Indonesia yang menyesuaikan menu mereka dengan selera lokal, seperti menambahkan cita rasa pedas atau menggunakan bahan-bahan yang mudah ditemukan di pasar lokal.
Hal ini membuat ramen semakin diminati dan menjadikannya sebagai salah satu makanan yang selalu dicari ketika berada di pusat perbelanjaan atau sekadar ingin menikmati hidangan lezat di rumah.
Baca Juga: 10 Kuliner Khas Italia Populer yang Manjakan Lidah untuk Dinikmati
![](https://rumahmigran.com/wp-content/uploads/2021/03/10-7-1024x640.jpg)
Namun, siapa sangka jika aslinya makanan ini berasal dari negara China. Penasaran? Jika kalian suka ramen khas Jepang dan menggemari makanan ramen, maka kalian perlu menyimak sejarah mengenai mie khas Jepang berikut ini.
Sebenarnya, sejarah mie ramen memiliki keterkaitan yang erat dengan negeri China. Sejak lama, ramen adalah makanan sehari-hari masyarakat China. Mie ini kemudian diperkenalkan ke Jepang pada awal abad ke-20 oleh imigran China. Dalam perjalanannya, ramen mengalami berbagai modifikasi dan adaptasi sesuai dengan selera lokal masyarakat Jepang.
Pada awalnya, ramen di Jepang dikenal sebagai “Shina Soba,” yang berarti mie China. Seiring berjalannya waktu, ramen mulai mengadopsi bahan-bahan lokal Jepang dan teknik memasak tradisional Jepang, sehingga tercipta berbagai varian ramen yang kita kenal saat ini. Kuah yang digunakan dalam ramen Jepang pun beragam, seperti shoyu (kecap), miso (pasta kedelai), dan tonkotsu (tulang babi), yang semuanya memberikan rasa dan karakteristik yang unik pada hidangan ini.
Pengaruh budaya Jepang yang kuat dalam proses modifikasi tersebut menjadikan ramen khas Jepang memiliki cita rasa yang berbeda dari mie asli China. Ramen khas Jepang tidak hanya sekadar makanan, tetapi juga merupakan bagian dari budaya kuliner Jepang yang kaya.
Dengan mengetahui sejarah dan asal-usul ramen, kita bisa lebih menghargai dan menikmati setiap mangkuk ramen yang kita santap. Jadi, bagi kalian yang suka ramen khas Jepang, sekarang kalian tahu bahwa hidangan favorit kalian ini memiliki sejarah yang panjang dan menarik, yang dimulai dari negeri China dan berkembang menjadi salah satu ikon kuliner Jepang yang mendunia.
Baca Juga: Terungkap! Ternyata Ini Makna Manisan Khas Imlek Dalam Kotak Segi Delapan Yang Banyak Orang Tak Tahu
![Sejarah Mie Khas Jepang](https://rumahmigran.com/wp-content/uploads/2019/10/h-1024x691.png)
Pada dasarnya, masyarakat Jepang sering menyebut ramen dengan nama “Chuka Soba” yang berarti “Soba dari Tiongkok” atau “Shina Soba” yang berarti “Soba Cina”. Dalam bahasa Jepang, soba atau o-soba artinya mie, jadi Chuka Soba dalam bahasa Indonesia memiliki arti “Mie dari Tiongkok”.
Sejarah ramen bermula pada tahun 1910, ketika dua orang koki asal China bekerja di sebuah restoran bernama Rairaken di Tokyo. Mereka memperkenalkan makanan baru, yaitu mie dengan kuah kaldu yang diberi nama Shina Soba atau Mie China. Hidangan ini segera menarik perhatian masyarakat Jepang, yang kemudian mulai menikmati dan mengadopsi mie tersebut.
Dengan popularitas yang terus meningkat, ramen mulai mengalami berbagai inovasi dan adaptasi. Bahan-bahan serta teknik memasak lokal Jepang diintegrasikan, menghasilkan berbagai varian ramen yang kita kenal hari ini. Proses adaptasi ini mencakup penggunaan kuah berbasis miso, shoyu, atau tonkotsu, yang masing-masing memberikan karakteristik rasa yang unik dan khas.
Seiring berjalannya waktu, ramen menjadi salah satu makanan paling populer di Jepang, dan bahkan di seluruh dunia. Hidangan ini tidak hanya mencerminkan perpaduan budaya kuliner antara China dan Jepang, tetapi juga menggambarkan kreativitas dan inovasi dalam dunia kuliner.
Ramen kini menjadi simbol kelezatan dan kekayaan budaya Jepang yang dinikmati oleh banyak orang di berbagai negara.
![Sejarah Mie Khas Jepang](https://rumahmigran.com/wp-content/uploads/2019/10/f-1024x736.png)
Orang pertama yang mencicipi mie ini adalah Tokugawa Mitsukuni, juga dikenal sebagai Mito Komon. Setelah kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II, kata “Shina Soba” mulai kehilangan pamornya. Sebagai peninggalan agresi imperialis dan kebrutalan masa perang terhadap China, yang memakan 20 juta jiwa, istilah “Shina” dianggap sebagai penghinaan budaya.
Oleh karena itu, makanan ini mengalami perubahan nama menjadi “Chuka Soba,” yang artinya “Mie ala China.” Pergantian nama ini mencerminkan upaya untuk menghormati hubungan antara Jepang dan China serta menghilangkan konotasi negatif yang terkait dengan masa lalu.
Selain perubahan nama, pasca Perang Dunia II juga menjadi periode penting bagi evolusi ramen di Jepang. Selama masa sulit tersebut, bahan makanan yang terbatas membuat ramen, yang terbuat dari bahan-bahan sederhana seperti tepung gandum, menjadi pilihan yang populer dan terjangkau bagi masyarakat. Keberhasilan ramen sebagai makanan yang mudah diakses dan lezat membantu memperkokoh posisinya dalam budaya kuliner Jepang.
Ramen terus berkembang dengan variasi rasa dan gaya yang beragam. Berbagai jenis kuah dan topping mulai bermunculan, menyesuaikan dengan selera lokal di berbagai daerah di Jepang. Misalnya, ramen dengan kuah tonkotsu yang kental dan gurih menjadi populer di Fukuoka, sementara miso ramen yang kaya rasa menjadi favorit di Hokkaido.
Perubahan nama dari “Shina Soba” menjadi “Chuka Soba” menandai awal baru bagi hidangan ini, yang tidak hanya diterima oleh masyarakat Jepang, tetapi juga menjadi salah satu makanan yang paling dicintai di seluruh dunia. Hingga kini, ramen tetap menjadi simbol perpaduan budaya, sejarah, dan inovasi kuliner yang terus memikat hati banyak orang.
Baca Juga: Asal Mula Satai, Makanan Lezat Yang Menjadi Rebutan 4 Negara
![Menyukai Ramen Sejarah](https://cdn.vox-cdn.com/thumbor/VrFvA9FXiEkez-eXQm17xdMoxpg=/0x0:2832x2121/1200x0/filters:focal(0x0:2832x2121):no_upscale()/cdn.vox-cdn.com/uploads/chorus_asset/file/3470748/51791749.0.jpg)
Baca Juga: Tahukah Kamu, Jika Ternyata Popcorn Sudah Berusia Ribuan Tahun Loh!
![Menyukai Ramen Sejarah](https://rumahmigran.com/wp-content/uploads/2019/10/g-1024x683.png)
Secara umum, ramen terbagi menjadi empat jenis utama: shio (ramen dengan rasa dasar asin), shoyu (ramen dengan kuah dari soy sauce atau kecap), miso (ramen dengan kuah berbahan dasar pasta kacang kedelai), dan tonkotsu (ramen dengan kuah berbahan dasar tulang babi). Masing-masing jenis ramen memiliki karakteristik rasa dan keunikan tersendiri, mencerminkan variasi dan kreativitas dalam dunia ramen.
Jika kamu suka ramen khas Jepang dan menggemari makanan ramen, memahami sejarah mie khas Jepang seperti yang telah dijelaskan sebelumnya dapat menambah wawasan tentang hidangan ini.
Bagi kamu yang ingin mencari ramen halal, Tokyo menawarkan beberapa pilihan restoran halal yang dapat kamu coba. Di Shinjuku, terdapat Halal Ramen Ouka, sedangkan di Asakusa, kamu bisa mengunjungi Naritaya Halal Ramen Shop. Untuk pilihan lainnya, Halal Ramen & Dining Honolu berada di Ebisu, dan T’S Tantan terletak di Keiyo Street.
Restoran-restoran ini menawarkan ramen yang sesuai dengan standar halal, memastikan kamu dapat menikmati ramen yang lezat tanpa khawatir.