RumahMigran.com – Walau satu rumpun, Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia mempunyai setidaknya 15 kata yang serupa tetapi mengandung arti yang berbeda. Dalam artikel ini kami akan membagikan 15 ungkapan bahasa dua negara Indonesia dan Malaysia yang ternyata memiliki arti unik.
Bahasa Indonesia sendiri digunakan oleh penduduk Indonesia. Sedangkan Bahasa Melayu banyak diucapkan warga di Malaysia dan Singapura.
Tanpa banyak pengantar, cek tuk 15 ungkapan bahasa dua negara tersebut:
1. Nama-Nama Hari
Dalam Bahasa Indonesia, kita menyebut hari sebagai Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu. Nah, dalam Bahasa Melayu, nama hari menjadi Isnin, Selasa, Rabu, Khamis, Juma’at, Sabtu, dan Ahad.
2. Kata “Kemarin”
Pengucapannya sama tetapi artinya berbeda. Dalam Bahasa Indonesia, kata “kemarin” berarti sehari yang sudah lewat. Tetapi dalam Bahasa Melayu, kata “kemarin” artinya dua hari yang lalu atau “kemarin lusa” dalam Bahasa Indonesia.
3. Kata “Semalam”
“Semalam” artinya “malam kemarin” dalam Bahasa Indonesia. Sedangkan dalam Bahasa Melayu, “semalam” artinya “kemarin”. Beda sekali bukan?
4. Kata “Bisa”
Kata “bisa” dalam Bahasa Indonesia mempunyai dua arti yang berbeda. Yang pertama adalah “mampu” atau “sanggup”. Arti kedua adalah bisa atau racun pada ular. Dalam Bahasa Melayu, kata “bisa” artinya hanya mengacu pada racun yang dikeluarkan oleh ular saja.
5. Kata “Kecemasan”
“Kecemasan” mempunyai kata dasar “cemas” dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu. Arti dalam Bahasa Indonesia adalah “khawatir” atau “was-was”. Tetapi dalam Bahasa Melayu, arti “cemas” adalah “darurat”.
6. Kata “Pusing”
Termasuk salah satu kata yang paling sering kita ucapkan, “pusing” berarti “sakit kepala”. Tetapi dalam Bahasa Melayu, kata “pusing” berarti “putar”.
7. Kata “Kereta”
Ungkapan bahasa dua negara yang ini unik sekali. Betapa tidak? Kata “kereta” biasanya merujuk pada alat transportasi umum yang bisa mengangkut banyak penumpang. Tetapi bagi penutur Bahasa Melayu dan yang tinggal di beberapa wilayah di Pulau Sumatera, kata “kereta” bisa berarti segala macam kendaraan bermotor, seperti mobil, motor, atau bus. Wow!
8. Kata “Pontianak”
Yang ini teramat jauh perbedaan artinya. Kita mengenal “Pontianak” sebagai ibukota provinsi Kalimantan Barat. Tetapi Bahasa Melayu mengartikan “Pontianak” sebagai hantu “Kuntilanak”!
9. Kata “Kapan”
Poin ke-9 dalam ungkapan bahasa dua negara ini membuktikan betapa perbedaan satu huruf bisa merujuk pada arti yang jauh berbeda. Kata “kapan” dalam Bahasa Indonesia berarti tanya untuk waktu. Contohnya, “Kapan kita pergi ke dokter?”
Dalam Bahasa Melayu, kata “kapan” berarti sejenis kain putih untuk membungkus jenazah atau yang dalam Bahasa Indonesia adalah “kafan”.
10. Kata “Duduk”
Kata “duduk” dalam Bahasa Indonesia merujuk pada posisi duduk tetapi dalam Bahasa Melayu artinya justru “tempat tinggal” atau “kediaman”. Jauh banget ya?
11. Kata “Percuma”
“Percuma menunggu di sini. Orangnya sudah pulang.” Sudah paham dong artinya di sini adalah “sia-sia”. Nah, dalam Bahasa Melayu, kata “percuma” justru berarti “gratis”. Beda sekali.
12. Kata “Seronok”
Bak langit dan bumi. Kata “seronok” dalam Bahasa Indonesia bermakna negatif atau tidak pantas. Sebaliknya, dalam Bahasa Melayu, kata “seronok” malah bermakna menyenangkan.
13. Kata “Pengacara”
Bahasa Indonesia mengartikan “pengacara” sebagai profesi terkait hukum. Ia memberikan layanan hukum untuk individual atau pun perusahaan. Dalam Bahasa Melayu, kata “pengacara” malah berarti Master of Ceremony (MC) atau yang kita kenal sebagai presenter atau pembawa acara.
14. Air Kosong
Ungkapan bahasa dua negara mencakup dua kata ini, air kosong. Kita sebagai warga Indonesia mengartikannya gelas yang kosong. Tetapi, penutur Bahasa Melayu mengartikannya sebagai air mineral yang ditambahkan es batu.
15. Rumah Sakit Bersalin
Kita merujuk rumah sakit bersalin sebagai rumah sakit ibu dan anak. Tetapi Bahasa Melayu mempunyai nama lain yakni, Hospital Korban Lelaki.
Melihat begitu banyaknya perbedaan arti di atas, kami menyarankan agar belajar terlebih dahulu arti kata yang kerap digunakan di Malaysia. Ini untuk menghindari potensi kesalahpahaman saat mengunjungi apalagi menetap di Negeri Jiran tersebut.