RumahMigran.com – Aplikasi teknologi finansial meraih momentum tersendiri di tengah wabah COVID-19. Tercatat hingga April tahun ini, transaksi kirim uang saat corona justru meningkat. Setidaknya itu yang terjadi pada aplikasi Zendmoney yang mencatat kenaikan transaksi 10%.
Salah satu faktor penyumbang kenaikan transaksi kirim uang saat corona berasal dari Pekerja Migran Indonesia (PMI). Imbas dari lockdown dan pembatasan sosial di negara penempatan masing-masing membuat mereka melirik aplikasi fintech, seperti Zendmoney.
Transaksi Capai Rp40 Miliar Per Bulan
Layanan fintech sangat membantu dalam transaksi kirim uang saat corona bagi PMI ke keluarga mereka di tanah air. Zendmoney, yang baru berdiri akhir 2020, bisa mencatatkan transaksi rata-rata mencapai Rp40 miliar per bulan. Angka tersebut ditegaskan oleh pendiri sekaligus CEO Zendmoney Bong Defendy dalam konferensi video pada April 2021. “Lebih dari dua digit,” kata Bong.
PMI merupakan pangsa pasar terbesar perusahaannya. Dalam situasi seperti pandemi saat ini, bisnis fintech miliknya semakin kinclong. Sudah lebih dari 100 ribu lebih nasabah menggunakan Zendmoney. Sekitar 90% penggunanya adalah PMI sedangkan sisanya terbagi antara pelajar dan pengusaha.
“Di tengah kondisi pandemi saat ini, kebutuhan akan layanan transfer dana yang cepat, terjangkau dan aman menjadi lebih krusial,” kata Bong.
Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS cukup mempengaruhi bisnis remitansinya. Biaya pengiriman menjadi lebih tinggi. Untuk mensiasatinya, Zendmoney mengenakan tarif tetap dan mengubah bukti penerimaan fisik menjadi e-receipt lalu mengirimkannya via aplikasi WhatsApp. Zendmoney memanfaatkan WhatsApp untuk memverifikasi akun via panggilan video.
Pesatnya perkembangan bisnis Zendmoney tampak dari perubahan bisnis intinya dari hanya sebagai kasir menjadi penyedia layanan remitansi. Selain itu, Zendmoney sudah melebarkan sayap dengan melayani pengguna di Tiongkok, Hong Kong, Singapura, dan Malaysia. Timur Tengah akan menjadi pasar garapan selanjutnya.
Baca Juga: 2 Macam Cara Kirim Uang Dari Malaysia ke Indonesia
PT Intrajasa Solusi Juga Catat Kenaikan Transaksi
Tren naiknya bisnis remitansi turut dicatatkan oleh PT Intrajasa Teknosolusi. Bahkan CEO perusahaan ini, Milasari Anggraini, menyebut transaksi firmanya naik hingga sekitar 50% selama tiga bulan pertama 2021.
Pengiriman uang dari luar negeri mendominasi transaksi remitansi oleh lembaga non-bank. Saking tingginya, transaksi jenis ini sanggup menutupi turunnya transfer dana ke luar negeri dan dalam negeri.
Bisnis kedua perusahaan tersebut mengkonfirmasi tren secara keseluruhan sebagaimana bisa dibaca dari data Bank Indonesia (BI). Pada Februari 2021, nominal transfer dana dari luar negeri via jasa remitansi mencapai Rp5,6 triliun. Angka ini bertambah 7,82% dibandingkan sebulan sebelumnya.
Di lain pihak, nominal transfer dana ke luar negeri via jasa remitansi mencapai Rp3,14 triliun pada Februari 2021. Untuk bagian ini nilainya turun 5,95% dibandingkan nominal pada Januari 2021.
BI juga mencatat nominal transfer dana dalam negeri pada bulan yang sama mencapai Rp9,79 triliun, turun 0,49%. Secara keseluruhan, nominal transaksi mencapai Rp18,54 triliun pada Februari 2021, naik 0,86% dibandingkan nilai pada Januari 2020.