RumahMigran.com – Manusia adalah makhluk yang bertauhid. Lawan Tauhid ancamannya adalah syirik. Bahaya syirik itu sendiri bagi muslim yang taat, maka akan menyimpang dari menyembah Allah SWT.
Siraman Rohani kali ini mengetengahkan mengenai bahaya syirik, yang dilansir dari wahdah.or.id.
Allah SWT, berfirman dalam surat Ar-Ruum ayat 30:
فَأَقـِمْ وَجْهـَكَ لِلدِّيــْنِ حَـنِيْفًا فِطْرَتَ اللهِ الَّتِى فَطَرَ النـــَّـاسَ عَلَـيْهـــَا لاَ تـــَـبْدِ يْلَ لـــِخــَلْقِ اللهِ . الروم
Yang artinya: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah), (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu, tidak ada perubahan pada fitrah Allah.”
Selain itu, Rasulluah Shallallahu’ Alaihi Wasallam bersabda dalam salah satu Hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bkhurai dan Muslim yakni:
كُلُّ مَوْ لــُوْدٍ يــُوْ لَدُ عَلَى الْفِطْرَ ةِ فَأَبـَوَاهُ يــُـهـَـوِّدَانِهِ أَوْ يـُنـــَصِّرَانــــِهِ أَوْيــُمــَجِّسَانِهِ . رواه البخاري و مسلم
Yang artinya: “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua ibu bapaknyalah yang akan membuatnya Yahudi atau Nasrani atau Majusi”
Lawan dari kata Tauhid adalah syirik. Sahabat Migran pasti sering mendengar kata tersebut. Syirik adalah sesuatu yang masuk ke dalam fitrahnya Tauhid.
Sebagai manusia yang bertauhid, kita harus mengetahui dengan jelas arti dan bahaya syirik bagi diri kita. Setelah itu, kita harus menghindari dan menjauhinya.
Dalam beberapa sabdanya, Nabi Muhammad SAW selalu menyuruh umat Islam untuk mengetahui sifat syirik tersebut, supaya kita terjebak ke dalamnya.
Dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Ibu Hibban, Nabi Muhammad SAW menjelaskan:
اَلشـِّرْكُ فِيْ هَذِهِ الأُمــَّةِ أَخْفَى مِنْ دَبـــِيْبِ النــَّـمْلَةِ. رواه ابن حبان
Yang artinya: “Syirik yang terjadi pada ummat ini lebih tersembunyi dari seekor semut yang merayap”
Mengetahui Tentang Sifat Syirik
Syirik adalah menyamakan kedudukan Allah SWT dengan makhluk lain, seperti berdo’a kepada selain Allah dengan cara berkorban atau bernadzar tidak kepada Allah SWT.
Sikap menyembah kepada selain Allah SWT sudah sangat menyimpang, seperti memberikan sesajen ataupun sesembahan berupa makanan, kemenyan dan lain-lain dengan tujuan mendapatkan berkah atau diberikan rejeki.
Bahkan Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an surat Lukman ayat 13 yang berbunyi:
اِنَّ الشــِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِـيْمٌ. لقمان
Yang berarti: “Sesungguhnya menyekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar.”
Allah tidak akan pernah mengampuni dosa-dosa pelaku syirik dan semua amalan baik yang pernah dikerjakan akan dihapuskan darinya.
Seperti firman Allah SWT di dalam Al Qur’an surat Al An’am ayat 88 yang berbunyi:
وَ لَوْ أَشْرَكُوْا لَحَبِطَ عَـنـْهُمْ مَاكَانــُوْا يَعْـمَلُوْنَ. الأنعام
Artinya adalah: “Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan”
Kecuali manusia tersebut bertaubat nasuha dan tidak akan kembali melakukan syirik, InsyaAllah Allah akan mengampuninya selama orang tersebut tidak meninggal dalam keadaan syirik.
Jenis-Jenis Syirik
Syirik dibagi menjadi 2 jenis, yakni syirik akbar (besar) dan syirik asghar (kecil)
1. Syirik Akbar (Besar)
Syirik akbar adalah sikap memalingkan suatu ibadah kepada selain Allah SWT. Beberapa bentuk syirik akbar diantaranya:
a. Syirik di dalam berdo’a, adalah sikap selain berdo’a kepada Allah SWT manusia tersebut juga berdo’a kepada selain Allah, seperti berdo’a kepada Jin dan makhluk Allah SWT lainnya.
Seperti firman Allah SWT berikut ini dijelaskan di dalam Al Qur’an Al Ankabut ayat 65:
فَإِذَا رَكِبُوْا فِي الْفُــلْــكِ دَعَــوُااللهَ مُــخـــْلِيــْصـِـيْنَ لَهُ الدِّيـْنَ فَلَمــَّـا نــــَجَّـاهُمْ إِلَى الْبــَرِّ إِذَاهُمْ يُشْرِكُوْنَ
Yang artinya: “Maka apabila mereka naik kapal, mereka berdo’a kepada Allah dengan memurnikan keta’atan kepada-Nya; maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) mempersekutukan (Allah)”.
Disebutkan oleh Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab Rahimahullah dalam kitab Qawaid Al-Arba’ah: “Bahwasanya kaum musyrikin zaman kita lebih parah kemusyrikannya dari pada kaum musyrikin di zaman dahulu.
Kaum musyrikin zaman dahulu berbuat syirik dalam keadaan lapang, dan ikhlas (memurnikan tauhid) dalam keadaan terjepit, sedangkan kaum musyrikin zaman kita sekarang selalu berbuat kemusyrikan dalam keadaan lapang ataupun susah”.
Nabi Muhammad SAW telah bersabda :
لاَ تُشَدُّ الرِّحَّالُ إِلاَّ إِلَى ثــــَلاَ ثــــَةِ مَسـَاجـِدَ مَسْجِدِ الْحَرَامِ وَ مَسْجِدِيْ هَذَا وَ مَسْجِدِ اْلأَقْصَى. متفق عليه
Yang artinya: “Janganlah kamu mengharuskan berpergian (untuk ibadah/ berziarah) kecuali ke tiga masjid: Masjidil Haram, Masjidku (Masjid Nabawi) dan Masjidil Aqsha” (Muttafaqun ‘Alaihi)”.
Jadi benar jika hanyalah tiga masjid yang disebut Rasullullah dalam hadits tadi yang diperbolehkan kepada kita untuk berziarah, sedangkan lainnya dilarang oleh Nabi Muhammad SAW.
Seperti halnya firman Allah SWT dalam Al Qur’an surat An Nisaa ayat 48 yang berbunyi:
إِنَّ اللهَ لاَ يـــَغــْفِرُ أَنْ يُشـْرَ كَ بــــِهِ وَيـَغـْفِرُ مَا دُوْنَ ذَلِكَ لِمَنْ يـــَّشَاءُ . النساء
Yang artinya: “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik dan Dia mengampuni dosa selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya”.
b. Menyembelih kurban yang ditujukan selain kepada Allah SWT. Sebab, menyembelih hewan kurban merupakan satu bentuk ibadah yang hanya boleh ditujukan kepada Allah SWT.
Seperti sabda Nabi Muhammad SAW berikut ini:
لَعَنَ اللهُ مَنْ ذَبــَحَ لــِغـَـيْرِ اللهِ . رواه مسلم
Artinya: “Allah melaknat orang yang menyembelih bukan karena Allah” (Hadits Riwayat Muslim).
2. Syirik Ashgar (kecil)
Adalah perbuatan melakukan sumpah dengan menyebut kepada selain Allah. Contohnya adalah seperti perkataan “Demi Rasullullah” atau “Demi Ka’bah”, dll.
Rasullullah SAW bersabda, yang diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Daud dan At Tirmidzi:
مَنْ حَلَفَ بــــِغـــَـيْرِ اللهِ فَقَدْ كَفَرَ أَوْ أَشْرَكَ. رواه أحمد و أبو داود و الترميذي
Artinya: “Barangsiapa bersumpah dengan selain Allah, maka ia telah kafir atau syirik”.
Apabila Sahabat Migran terpaksa harus bersumpah, maka bersumpahlah dengan menyebut asmaa (nama-nama) Allah SWT atau sifat-sifat-Nya.
Sebagaimana diriwayatkan oleh Al Bukhari dalam Haditnya:
إِنَّ اللهَ يَنـْهـَاكُمْ أَنْ تـَحْلِفُوْا بــــِآ بـَائـِكُمْ, مَنْ كَانَ حَالِفًا فَلْيـــَحْلِفْ بـِاللهِ أَوْ لـِيَصْمُتْ . رواه البخاري
Artinya: “Sesungguhnya Allah melarang kalian untuk bersumpah atas nama bapak-bapak kalian, barang siapa yang bersumpah maka hendaklah ia bersumpah demi Allah atau hendaklah ia diam.”
2. “Riya” yaitu melakukan suatu amal tertentu untuk mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wata’ala, tetapi juga ia ingin mendapatkan pujian manusia misal-nya dengan membaikkan shalatnya atau bersedekah agar dipuji dan disanjung karenanya.
Nabi Muhammad SAW bersabda dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad, Ath-Thabrani dan Al-Baghwi dalam Syarhus-Sunnah :
أَخْـوَفُ مَا أَخَافُ عَلَـيْكُمُ الشــِّـرْكُ اْلأَصْـغَرُ. قَالُوْايــــَـارَسُوْلَ اللهِ: وَ مَا الشـــِّـرْكُ الأَصْـغَرُ؟ قَالَ: الرِّ يـــَاءُ. رواه أحمد والطبراني والبغوي في شرح السنة
“Yang paling aku takuti dari kalian adalah syirik kecil”, mereka bertanya wahai Rasulullah, apakah syirik kecil itu? Beliau menjawab, yaitu “Riya”.
Marilah Sahabat Migran dimanapun berada, selalu memohon kepada Allah SWT untuk dijauhkan dari semua perbuatan syirik.
Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada kita untuk selalu berlindung dari bahaya perbuatan syirik dengan berdo’a”.
“Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari menyekutukan-Mu, sedang kami mengetahuinya dan kami memohon ampun kepada-Mu (atas dosa syirik yang kami lakukan) sedang kami tidak mengetahui-nya.” (HR. Ahmad).