RumahMigran.com – Cara mengendalikan emosi diri. Setiap manusia pasti memiliki sifat emosi dalam tubuhnya. Kemampuan untuk mengendalikan dan mengekspresikan emosi ini sangat penting bagi manusia.
Sebab, dengan mampu mengontrol dan mengekspresikan sifat emosi dalam diri, maka hal tersebut akan mempengaruhi kondisi kesehatan mental kita dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Emosi adalah sifat respons yang dirasakan dari dalam tubuh terhadap situasi tertentu. Sifat emosi memainkan peran kunci dalam suatu reaksi, yang akan berpengaruh terhadap kehidupan.
Ketika kita merasakan suatu sikap emosi yang positif, hal tersebut akan berdampak baik terhadap apa yang kita lakukan dalam aktivitas sehari-hari.
Namun, pernahkah Sahabat Migran merasakan ketika sedang merasakan emosi negatif, kita akan merasa bahwa semua yang kita lakukan seperti sebuah beban berat, sehingga membuat kita akan cepat lelah, banyak mengeluh, dan tidak bersemangat.
Tentu saja, emosi negatif ini tidak boleh berlama-lama kita rasakan, akibatnya tidak hanya akan terjadi pada diri sendiri saja, tetapi juga akan berdampak kepada orang lain.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengendalikan sifat emosi dalam diri supaya tidak merugikan diri sendiri dan juga bagi orang lain.
1. Pikirkan Apa Dampak Emosi
Cara untuk mengendalikan sikap emosi yang pertama adalah dengan memikirkan bagaimana dampak emosi yang kita luapkan.
Perlu diketahui jika, adanya sifat emosi malah akan membuat hidup kita menjadi lebih berwarna, unik dan tentu saja menyenangkan. Sebenarnya, sikap emosi itu tidak ada yang namanya negatif.
ketika muncul suatu emosi yang meledak-ledak adalah suatu hal yang normal adanya.
Contoh, ketika apa yang kita inginkan benar-benar dapat terwujud sesuai dengan keinginan kita atau malah sebaliknya, yakni hal yang buruk yang di luar daripada yang kita inginkan terjadi atau ketika kehilangan sesuatu hal yang sangat berharga.
Tentu kita akan bertindak emosional dengan kejadian yang menimpa kita itu, entah dengan meluapkannya dengan berteriak atau bersikap reaktif seperti menangis sejadi-jadinya.
Tentu saja kita boleh melakukan reaksi daripada sikap emosi yang disebabkan oleh contoh hal di atas.
Tetapi usahakan jangan sampai emosi yang kita keluarkan tadi, malah di luar kendali kita. Sikap emosi yang di luar kendali biasanya dapat menyebabkan:
- Terjadinya konflik hubungan atau pertemanan
- Merasakan kesulitan di dalam berhubungan dengan orang lain
- Mendapatkan masalah di lingkungan tempat kerja atau sekolah
- Mendapatkan hasrat dorongan untuk menggunakan zat untuk membantu mengelola emosi kita (contoh: menggunakan minuman beralkohol ataupun narkoba)
- Terjadi ledakan emosional yang tidak terkontrol
Untuk itu, kita perlu mengetahui sejauh mana sikap emosi dalam diri kita dapat kita kendalikan. Dengan mengidentifikasi sedini mungkin, misal berlatih bagaimana mengontrol emosi dengan melakukan meditasi atau yoga.
2. Mengenali Dan Cari Tahu Apa Yang Kalian Rasakan
Cara mengendalikan emosi dalam diri yang kedua adalah dengan mencari tahu dan mengenali emosi dalam diri kita. Tidak ada salahnya, kita sejenak meluangkan waktu untuk memeriksa suasana dalam hati untuk dapat membantu mendapatkan kembali kendali emosi dalam diri.
Pada saat diri kita tiba-tiba merasa sangat kesal atau jengkel, tentu menjadi mungkin, jika kita akan melakukan hal-hal yang negatif dan dapat merusak serta merugikan diri sendiri atau bahkan orang lain.
Ketika tiba-tiba merasakan emosi negatif, kita bisa saja melempar ponsel, memukul meja, atau menendang keranjang sampah sehingga akan merugikan diri kita dan juga orang lain.
Untuk itu kita perlu menenangkan diri dan melakukan proses identifikasi kepada diri kita sendiri seperti melakukan hal berikut ini:
- Apa yang saya rasakan pada saat ini?
- Apa yang terjadi kepada saya, sehingga membuat saya merasa seperti ini?
- Apakah situasi seperti saat ini adalah masuk akal?
- Apa yang ingin saya lakukan mengenai perasaan saya saat ini?
- Apakah ada cara yang lebih baik untuk menghadapi situasi seperti saat ini?
Dengan melakukan hal-hal di atas, pertanyaan-pertanyaan kepada diri sendiri yang harus kita cari jawabannya.
Hal tersebut akan dapat membantu diri kita untuk mengontrol emosi dalam diri, Selain itu, dengan menulusuri ulang semua kejadian yang telah kita alami, maka setidaknya akan mengubah reaksi negatif dari sifat emosi negatif tersebut.
3. Menerima Emosi Milik Kita
Cara mengendalikan emosi dalam diri yang ketiga adalah dengan menerima emosi tersebut. Tentu terasa aneh ketika kita harus menerima emosi untuk mengatasi emosi.
Benar, terasa aneh, tetapi itulah kenyataanya. Dengan menerima emosi pada diri kita, akan lebih mudah bagi kita mengelola sifat emosi dalam diri.
Cobalah untuk mengelola sifat emosi dengan melakukan atau berkata suatu perkataan untuk mengecoh sifat emosi yang tiba-tiba muncul.
Contoh ketika kita mendapatkan suatu cobaan yang membuat kita gagal dalam mewujudkan suatu keinginan, atau ketika kita mendengar kabar tidak baik yang memaksa sifat emosi negatif muncul.
Maka ucapkanlah “Tenang Saja.” atau ucapkanlah suatu ucapan “Ini bukan masalah besar, jadi jangan menjadi panik” kepada diri sendiri, lakukan terus secara berulang di dalam pikiran dan hati kita.
Memang pada awalnya, langkah yang kita lakukan itu akan membuat kondisi mental kita tidak merasa nyaman.
Namun, jika terus menerus terlatih, maka dengan menerima emosi yang muncul akan dapat membantu kita merasa lebih nyaman. Tinggal bagaimana kita mengeluarkan sikap emosi sepenuhnya tanpa bereaksi dengan cara yang ekstrem.
Dengan menerima emosi, juga dapat menciptakan kepuasan hidup yang jauh lebih besar dan mengurangi gejala kesehatan mental.
Khususnya bagi orang yang menganggap emosi dalam dirinya begitu besar dan mampu mengatasi serta mengontrol akan sikap reaksi berlebihan ketika mendapatkan suatu ujian atau masalah.
4. Buat Tulisan Tentang Suasana Hati
Cara mengendalikan sifat emosi dalam diri yang keempat adalah dengan membuat suatu tulisan mengenai suasana hati kita sendiri.
Dengan menuliskan perasaan dan respon yang terjadi dalam perasaan yang kita alami, akan membantu menemukan pola yang mengganggu selama ini.
Tahukah Sahabat Migran, dengan melacak kembali kondisi mental pada pikiran kita sendiri, dengan cara menuliskannya pada secarik kertas, dapat membuat kita merenungkan kembali secara dalam apa yang telah kita lakukan dan perasaan apa yang pernah kita keluarkan.
Dan membantu kita pada saat meluapkan emosi disaat kita menerima masalah dalam hidup, baik dalam lingkungan keluarga ataupun dalam lingkungan pekerjaan.
Dengan melakukan hal di atas secara spesifik, akan memungkinkan kita menemukan cara untuk mengelola emosi secara lebih produktif dan baik.
5. Ambil Napas Dalam-dalam Dan Keluarkan Perlahan
Cara mengendalikan emosi dalam diri yang kelima adalah dengan menghirup napas dalam-dalam.
Ada banyak hal yang bisa kita katakan, ketika ketika bernapas dalam-dalam, apakah kita merasa sangat bahagia atau sangat marah sehingga kesulitan untuk mengungkapkannya.
Memperlambat dan mengatur napas secara dalam-dalam, memang tidak akan langsung membuat emosi menjadi hilang.
Tetapi, sikap ini jika terus dilatih dengan pernapasan yang baik akan membantu kita mengendalikan diri sendiri dari reaksi ekstrem berlebihan akibat emosi yang meluap-luap.
Nah, coba lakukan hal ini, tatkala kita merasakan emosi yang mulai mengambil kendali pikiran kita:
- Bernapas secara perlahan, bernapaslah dari diafragma, bukan dada. Cara ini akan dapat membantu untuk menggambarkan napas kita naik dari dalam perut kita.
- Menahan napas. Tahanlah napas kita selama tiga hitungan, lalu dikeluarkan secara perlahan-lahan.
- Ucapkan kata-kata mantra seperti “Tenang, Tenang” atau “Santai, Santai”.
6. Tahu Kapan Harus Mengekspresikan Diri
Cara mengendalikan emosi dalam diri yang keenam adalah kita harus tahu kapan harus mengekspresikan diri. Ada waktu dan tempat untuk melakukan semuanya, termasuk saat rasa emosi datang menghinggapi dengan kuat.
Sehingga, menangis tidak terkendali adalah respons yang umum ketika kehilangan orang yang kita cintai.
Dan juga dengan berteriak ke arah bantal, atau bahkan meninju sesuatu, dapat membantu kita meredakan amarah dan ketegangan ketika mengalami suatu kemalangan.
Akan tetapi, pada situasi yang lain, perlu adanya pengendalian diri. Tak peduli seberapa frustrasinya kita, janganlah melakukan tindakan seperti emosi dan berteriak kepada atasan kita atas tindakan indisipliner yang tidak adil.
Hal itu tidak akan cukup membantu, malah yang ada kita akan diberhentikan dari perusahaan tempat kita bekerja atau malah mendapatkan tindakan hukum atas apa yang kita lakukan terhadap atasan kita.
Kita harus sadar akan lingkungan dan situasi di sekitar, sehingga dengan hal itu akan membantu kita belajar mengenai kapan kita boleh membiarkan perasaan itu keluar dan kapan harus menahannya.
7. Meditasi
Cara mengendalikan emosi yang ketujuh adalah dengan bermeditasi. Meditasi memang salah satu cara untuk mengatasi perasaan emosi ekstrem yang ditimbulkan oleh perasaan emosi tidak terkontrol.
Jika sudah sering berlatih meditasi, maka kita akan mampu mengontrol perasaan emosi dalam diri kita.
Meditasi akan dapat membantu meningkatkan kesadaran mengenai semua perasaan dan pengalaman yang dirasakan.
Ketika bermeditasi, kita akan berusaha untuk memahami perasaan tersebut, dan akan menyadarinya tanpa menyalahkan diri sendiri atau berusaha untuk mengubahnya atau malah membuatnya pergi.
Belajar untuk menerima semua emosi yang kita miliki akan dapat membuat pengendalian emosi menjadi lebih mudah.
Meditasi bahkan membantu meningkatkan keterampilan untuk menerima hal itu.
Cara untuk melakukan meditasi tersebut, juga menawarkan manfaat positif lainnya, seperti membantu kita menjadi lebih rileks dan tidur yang lebih nyenyak.
Nah, kiranya Sahabat Migran dapat mempraktekkan tips mengendalikan perasaan emosi dalam diri di atas, supaya kita dapat lebih sabar dan hidup menjadi lebih tenang. Semoga bermanfaat.