RumahMigran.com – Sejarah hari migran tidak lepas dari perjuangan panjang para pekerja migran yang telah menjadi bagian integral dari pembangunan ekonomi di berbagai negara. Berawal dari gelombang migrasi besar-besaran pada abad ke-19 dan ke-20, para migran ini meninggalkan kampung halaman mereka demi mencari kehidupan yang lebih baik di negeri orang.
Para migran kerap menghadapi berbagai tantangan, mulai dari adaptasi budaya hingga diskriminasi di tempat kerja. Namun, kontribusi mereka terhadap perekonomian negara tujuan tidak bisa diabaikan. Mereka sering kali mengisi sektor-sektor pekerjaan yang kurang diminati penduduk setempat, seperti konstruksi, pertanian, dan layanan rumah tangga.
Sepanjang sejarah manusia, migrasi telah menjadi langkah berani bagi individu yang menghadapi kesulitan ekonomi dalam upaya mencari kehidupan yang lebih baik. Fenomena ini tidak hanya menciptakan tantangan tetapi juga peluang bagi masyarakat di seluruh dunia.
Seiring dengan meningkatnya jumlah migran dan kesadaran akan kontribusi mereka, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan 18 Desember sebagai Hari Migran Internasional. Keputusan ini diambil melalui Resolusi A/RES/55/93 yang dikeluarkan pada 4 Desember 2000, sebagai bentuk pengakuan dan penghormatan terhadap perjalanan serta kontribusi migran di tingkat global.
Hari Migran Internasional kini menjadi momen penting untuk merayakan keberanian dan dedikasi migran di seluruh dunia. Penetapan ini bertujuan untuk menghargai kontribusi para pekerja migran dan keluarganya, serta meningkatkan kesadaran akan hak-hak mereka.
Setiap tahunnya, berbagai kegiatan dan kampanye digelar untuk memperingati hari penting ini, dengan tema yang berfokus pada pengakuan, perlindungan, dan promosi hak-hak pekerja migran di seluruh dunia.
Baca Juga: Pemerintah Tiongkok Sebut Demonstran Hong Kong sebagai Teroris: Apa Dampaknya?

Di Indonesia sendiri, peringatan Hari Migran Internasional kerap diisi dengan berbagai acara, seperti diskusi, seminar, dan pameran foto yang menampilkan kehidupan para pekerja migran. Pemerintah dan berbagai organisasi non-pemerintah turut serta dalam upaya memberikan edukasi dan bantuan bagi para pekerja migran, baik yang berada di dalam negeri maupun di luar negeri.
Melalui peringatan Hari Migran Internasional, diharapkan masyarakat semakin menyadari pentingnya peran para pekerja migran dan bersama-sama berupaya menciptakan lingkungan yang lebih adil dan inklusif bagi mereka.
Tanggal 18 Desember dipilih menjadi Hari Migran Internasional karena pada hari itu pada tahun 1990, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengadopsi Resolusi A/RES/45/158 yang meresmikan Konvensi Internasional tentang Perlindungan Hak Semua Pekerja Migran dan Anggota Keluarganya. Konvensi ini menjadi tonggak penting dalam upaya global untuk melindungi hak-hak migran di seluruh dunia.
Pemerintah, organisasi pemerintah, dan organisasi non-pemerintah (NGO) diajak untuk memperingati Hari Migran Internasional dengan berbagai cara.
Salah satu cara utamanya adalah melalui penyebaran informasi mengenai hak asasi manusia dan kebebasan fundamental para migran. Selain itu, peringatan ini juga dijadikan momen untuk berbagi pengalaman dan tindakan yang dapat menjamin perlindungan terhadap para migran, sehingga hak-hak mereka dapat dihormati dan dipenuhi.
Upaya kolektif ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya perlindungan hak-hak pekerja migran dan anggota keluarganya.
Baca Juga: Berkat Postingan Facebook, TKI Ini Berhasil Selamat di Bandara Dubai
Dampak Migrasi Terhadap Pembangunan
Harapan akan pekerjaan dengan gaji yang cukup untuk mengubah nasib merupakan daya tarik kuat yang mendorong proses migrasi internasional. Banyak individu dari negara berkembang rela menempuh perjalanan jauh demi peluang ekonomi yang lebih baik di negara maju.
Negara-negara maju yang memiliki perekonomian dinamis seringkali membutuhkan tenaga kerja migran untuk mengisi posisi pekerjaan yang dapat di-outsourch dan tidak diminati oleh pekerja lokal. Pekerjaan ini mungkin tidak selalu menarik bagi warga setempat, baik karena sifat pekerjaannya yang berat, upah yang dianggap tidak memadai, atau kondisi kerja yang kurang menguntungkan.
Namun, fenomena migrasi ini juga memiliki konsekuensi yang kompleks. Di satu sisi, migrasi dapat mengurangi upah di sektor-sektor tertentu atau bahkan meningkatkan angka pengangguran di negara tujuan.
Ini terjadi ketika pekerja migran bersedia bekerja dengan upah yang lebih rendah dibandingkan dengan pekerja lokal, atau ketika jumlah pekerja melebihi kebutuhan pasar tenaga kerja. Meskipun demikian, migrasi juga bisa memberikan manfaat besar, baik bagi negara asal maupun negara tujuan, jika dikelola dengan baik dan berkeadilan.
Namun, sebagian besar migran justru mengisi posisi kosong di sektor pekerjaan rumah tangga, bukannya bersaing dengan pekerja yang memiliki keterampilan tinggi di negara tujuan. Dalam banyak kasus, pekerja migran memenuhi kebutuhan yang tidak terjangkau oleh tenaga kerja lokal, sehingga persaingan langsung antara pekerja migran dan penduduk lokal dapat dihindari.
Esensi dari sejarah Hari Migran Internasional adalah memastikan bahwa migran tidak mengalami kesulitan dan penderitaan di tempat baru mereka.
Dengan memperingati sejarah hari migran, kita semua diingatkan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan menghormati hak-hak pekerja migran, serta menghilangkan stigma negatif yang mungkin melekat pada status mereka sebagai migran.
Dengan peringatan sejarah hari migran, kita diajak untuk mempromosikan kesetaraan dan keadilan bagi semua pekerja migran, memastikan bahwa mereka diterima dengan baik dan diperlakukan dengan hormat di negara tujuan mereka.







