RumahMigran.com – Setelah sempat heboh di media sosial, pihak SMPN 44 Jakarta mencopot poster pengumuman pemisah tangga murid laki-laki dan perempuan. Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana SMPN 44 Hoensen Simanjuntak mengatakan, bahwa poster pemisah tangga murid tersebut dicopot setelah mengundang reaksi dari warganet. “Menetralisir supaya enggak ribut saja. Saya kira enggak ada masalah, ditempel atau tidak ditempel enggak ngaruh,” kata Hoensen
Baca Juga: Heboh Ayam keliaran di Mal, Ternyata Ini Penyebabnya
Poster yang bertuliskan tangga laki-laki dan tangga perempuan yang tadinya dipasang di gerbang depan tangga kini sudah dilepas. Menurut Hoensen, selama ini tidak ada keluhan dari murid maupun orangtua murid mengenai adanya pemisahan tangga murid laki-laki dan perempuan. “Selama ini juga tidak ada sanksi apa-apa, bisa datang ke sini tanya murid-murid,” kata Hoensen. Ia mengatakan, bahwa pencopotan poster pemisah tangga diperkirakan tak akan banyak berpengaruh. karena murid SMPN 44 sudah terbiasa melewati tangga yang diarahkan pihak sekolah.
Pihak sekolah menyatakan, tangga murid laki-laki dan perempuan dipisah supaya mereka tidak berdesakan dan bersentuhan kulit yang menyebabkan batalnya wudhu. “Ketika wudhu selesai, biasa anak SMP suka iseng. Karena suka iseng, kami arahkan pergerakan setelah wudhu. Jadi kami tempel (poster pengumuman) itu. Anak itu mengikuti,” kata Hoensen.
Baca Juga: Bocah SD Menangis Pilu, Nyanyikan Lagu untuk Ayah yang Tiada
Sebelumnya, foto yang menggambarkan adanya pemisah tangga murid laki-laki dan perempuan di SMPN 44 Jakarta viral di media sosial. Pihak sekolah menyatakan, tangga murid laki-laki dan perempuan dipisah supaya mereka tidak berdesakan dan bersentuhan kulit yang bisa menyebabkan wudhu batal. “Ketika wudhu selesai, biasa anak SMP suka iseng. Karena suka iseng, kami arahkan pergerakan setelah wudhu. Jadi kami tempel (poster pengumuman) itu. Anak itu mengikuti,” kata Hoensen.
Hoensen menegaskan, pemisahan tangga antara murid laki-laki dan perempuan murni didasari antisipasi agar wudu para murid tidak batal. Ia menjamin, tidak ada niatan dari pihak sekolah untuk membeda-bedakan perlakuan berdasarkan jenis kelamin para murid. Ia pun memastikan, aktivitas para murid di kelas dan dalam kegiatan belajar pun bercampur antara murid laki-laki dan perempuan.
Baca Juga: Viral Mobil Damkar Diamuk Massa di Batang, Ternyata Ini Yang Terjadi
“Start awalnya tidak ada niatan untuk membedakan gender antara laki-laki dan perempuan, itu saya guarantee. Jadi kalau ada yang bilang macan-macam, itu hoaks,” ujar Hoensen. Menurut Hoensen, selama ini tidak ada keluhan dari murid maupun orangtua murid mengenai adanya pemisahan tangga murid laki-laki dan perempuan.
Baca Juga: 6 Fakta Kasus Predator Anak Yang Dihukum Kebiri Kimia