RumahMigran.com – Sahabat Migran yang baik, kita harus tahu cara menyikapi pandemi corona, karena sampai saat ini wabah epidemi corona sangat meresahkan dan menjadi perbincangan di seluruh dunia.
Jumlah kasus yang terinfeksi hingga meninggal semakin hari semakin bertambah. Salah satu yang menjadi sumber penyebaran virus ini adalah Pasar hewan di Huanan, Wuhan yang menjual berbagai jenis daging hewan liar.
Terdapat 87 Wilayah Negara yang terkena dampak Epidemi Corona tersebut, sebagian besar mereka yang meninggal merupakan pasien yang lebih tua sekitar 80% kematian yang tercatat berasal dari mereka yang berusia di atas 60 tahun.
Sedangkan 75% memiliki kondisi kesehatan yang sudah ada termasuk penyakit kardiovisular dan diabetes.
Salah satu yang menjadi sumber penyebaran virus ini adalah Pasar Seafood di Huanan, Wuhan yang menjual berbagai jenis daging hewan liar. Menurut ajaran Buddha, perilaku mengkonsumsi hewan liar yang berlebihan dan kurangnya memahami proses sebab akibat yang terjadi itu tidak baik.
Diuraikan dalam Abhidhamma mengenai 5 jenis hukum alam (Panca Niyama), jika segala apa yang kita lakukan (Kamma Niyama) akan mempengaruhi iklim dunia (Utu Niyama).
Misalkan, kamma negatif yang dihasilkan dari penyebab keserakahan ataupun kebencian umat manusia seperti penebangan liar terlalu berlebihan, akan terjadi gangguan pada alam sekitar ataupun ekosistem yang dapat berubah.
Wabah Epidemi CORONA menjadi contoh bagaimana terjadinya interdependensi antara Bija Niyama dengan Kamma Niyama yang dihasilkan dari pembunuhan binatang liar secara terus-menerus (Kamma Niyama) ketika munculnya wabah penyakit baru.
Kasus tersebut menjelaskan kepada kita mengapa di zaman modern muncul berbagai penyakit baru yang berasal dari kuman baru (Bῑja Niyama) karena makan binatang liar.
Kekhawatiran merebaknya kuman baru dari COVID-19 membuat banyak orang mengatakan bahwa ini merupakan buah kamma dari orang-orang yang mengabaikan kesehatan lingkungan.
Tentunya dari hal itu, untuk cara menyikapi pandemi Corona, dalam sudut pandang ajaran Buddha, menekankan kesehatan sebagai keuntungan terbesar yang dimiliki setiap manusia (Arogyaparamā labha) (Dhammapada 204).
Dengan hidup sehat, maka setiap manusia dengan tekun berlatih Dhamma, tanpa kesehatan sangat sulit rasanya setiap manusia akan berlatih Dhamma dengan baik.
Seperti penjelasan yang tertulis pada Kitagiri Sutta (Majjhima Nikaya 4), ketika Sang Bhagava sedang berkelana di Negeri Kasi bersama kelompok besar Sangha Bhikkhu, kemudian Sang Bhagava mengatakan: “Saya berpantang makan di malam hari. Dengan melakukan hal ini, saya akan bebas dari penyakit ataupun penderitaan.
Saya akan menikmati kesehatan, kekuatan maupun kediaman yang nyaman. Kemudian Sang Bhagava mengajak para bhikkhu untuk berpantang makan malam. Dengan melakukan praktik ini, kalian akan bebas dari penyakit ataupun penderitaan, serta akan menikmati kesehatan, kekuatan, dan kediaman yang nyaman.
Maka dari itu menjaga kesehatan dan melakukan hal dengan secukupnya atau tidak berlebihan secara tidak langsung akan menguntungkan hidup kita.
Semoga apa yang telah disampaikan di dalam artikel ini dapat menjadi pelajaran dan bermanfaat ya, Sahabat Migran yang baik.