Rumahmigran.com – Siapa bilang kerja di luar negeri mengenakkan dan selalu bahagia? PMI wanita dari Kendal ini malah menderita meskipun mendapat gaji 10 juta sebulan, ada apa sebenarnya?
Adalah seorang pahlawan devisa dari Kendal, Jawa Tengah bernama Endang Siswati. Ia terpaksa menjadi seorang pekerja migran karena tuntutan ekonomi keluarganya yang membutuhkan.
kebiasaan berhutang untuk memenuhi kebutuhan dapur, membuat keluarganya terbelit hutang yang banyak.
Tak ayal, mau tak mau dirinya pun pergi ke luar negeri untuk bekerja menjadi seorang PMI di Hongkong yang kemudian berlanjut di Arab Saudi.
Seperti dilansir dari pojoksatu.id, Endang mengaku telah bekerja selama 17 tahun sebagai pekerja migran yang mempunyai tugas menjaga seorang lansia di kota Hong Kong.
Baca Juga: Serba-Serbi Persyaratan Menjadi PMI, dari Mendaftar Hingga Resiko Ditipu Calo
Pekerjaannya pun terbilang tidak terlalu berat. Ia hanya menyapu dan mengepel setiap hari dan hanya butuh 1 – 3 jam saja dalam bekerja. Setelahnya, Endang dapat memanfaatkan waktu untuk berselancar di dunia maya seperti membuat vlog hingga karaoke di aplikasi Smule.
Selain itu, Endang dapat bebas pergi ke tempat wisata di Hongkong dan bertemu dengan sesama Tenaga kerja Indonesia yang kebetulan juga berwisata di tempat yang sama.
Menariknya, Endang mendapatkan gaji yang besar di Hongkong, jika dirupiahkan sekitar Rp 10 juta perbulan. Itupun, sang majikan selalu memberikan tambahan bonus 100 hingga 500 dollar Hong Kong.
Kilas balik kenapa Endang menjadi PMI, karena saat itu dirinya yang baru lulus MTs dinikahkan dengan pemuda yang masih tetangga desanya di daerah Kendal. Kemudian dari pernikahannya itu, lahirlah seorang anak laki-laki yang diberi nama Aditiya Teguh Pradansyah.
Saat anaknya berusia 6 bulan, Endang bermimpi untuk memiliki rumah sendiri, supaya tidak merepotkan mertuanya.
Namun, karena keinginanya itu sangat sulit diwujudkan, maka tak ada jalan lain selain mendaftar sebagai PMI di luar negeri, meskipun harus meninggalkan putranya yang berusia 6 bulan.
Beban kesedihan dan perasaan membuatnya sempat berat hati untuk berangkat, namun begitu memikirkan masa depan keluarganya lebih penting, maka Endang mantap untuk berangkat ke Arab Saudi, negara pertama yang ia tuju.
Hanya dalam tempo 2 tahun bekerja di Arab Saudi, Endang dapat membeli sebidang tanah dan membangun pondasi rumahnya. Sebab, Endang mendapatkan gaji sebulan sebesar 10 juta.
Namun, masalah kembali datang saat uang habis untuk membangun pondasi rumah.
Endang mulai bingung mengenai biaya sekolah anak, dan mewujudkan rumah impiannya, sedangkan sang suami hanya seorang nelayan yang hasilnya hanya cukup untuk makan.
Akhirnya dengan tekad yang kuat, Endang putuskan untuk kembali bekerja di luar negeri. Negara berikutnya adalah Hong kong. Endang bekerja di rumah seorang janda muda.
Di 5 bulan awal bekerja, Endang rela tidak mendapatkan penuh gaji nya, karena potongan dari perusahaan yang memberangkatkannya ke Hong Kong.
Baca Juga: Inilah Syarat Menjadi PMI Secara Legal ke Luar Negeri, Yang Benar dan Tepat
Setelah kontrak kerjanya berakhir di rumah janda muda, Endang lanjut bekerja di rumah lansia. Ia menjaga pasangan kakek nenek selama dua tahun.
Hasil kerja kerasnya selama dua tahun bekerja di rumah lansia yang ia rawat dipergunakan untuk menyelesaikan pembangunan rumahnya dan untuk biaya sekolah anaknya di SMK Bina Utama.
Selebihnya ia gunakan untuk membelikan motor sang suami dan anaknya yang lokasi sekolahnya jauh dari rumahnya.
Setelah kontrak kerjanya berakhir, Endang berpindah pekerjaan dan majikan beberapa kali hingga saat ini di rumah majikannya yang juga lansia.
Saat ini Endang hanya bekerja merawat majikannya yang seorang lansia dan membersihkan rumah seperti menyapu dan mengepel lantai saja. Setelahnya, ia bebas untuk beraktivitas selain bekerja hingga sore hari.
Saat sore, barulah ia memasak untuk makan malam. Saat pagi hari dan siang hari, untuk kebutuhan makan majikannya biasa membeli dari restauran dan tidak meminta Endang untuk memasak.
Terlepas dari gajinya yang tinggi serta pekerjaannya yang tidak berat dan nyamannya Endang tinggal di Hong Kong, tetaplah ia merindukan keluarganya.
Namun, meski menderita bathin karena menahan rindu dan berpisah dari kelurga di Kendal, Endang tetap fokus dalam mencari rezeki untuk keluarga. Apalagi dengan gaji setara 10 juta sebulan, membuatnya mantap melanjutkan kontraknya hingga selesai.
Impiannya dapat merajut kebahagiaan dan menghabiskan waktu bersama keluarganya di Kendal, tetap membuatnya tegar dan kuat di dalam terus bekerja demi membahagiakan keluarganya.
Sungguh perjuangan yang mulia, Semoga dapat menjadikan inspirasi Sahabat Migran dimanapun kalian berada. Dimana kita mempunyai keinginan, di situ pasti ada jalan.