RumahMigran.com – Yuli, salah satu tenaga kerja migran Indonesia yang bekerja di Hong Kong selama 17 tahun hilang kontak. Ia merupakan seorang ibu yang berumur 45 tahun dan merupakan warga Songgom Gekrom, Cianjur, Jawa Barat.
Anaknya, Mutia yang berumumr 22 tahun hingga saat ini masih mencoba untuk mencari keberadaan ibunya yang hilang kontak tersebut. Saat itu, Mutia masih berumur 4 tahun, tepatnya di tahun 2005 lalu.
Baca juga: Menaker Ida Fauziyah Tanda Tangani MoU Indonesia-Malaysia Perihal Pekerja Migran Indonesia (PMI)
Kemudian Yuli pamit kepada nenek Mutia untuk menjadi pekerja migran di Hong Kong. Dirinya bekerja di Hongkong melalui penyalur tenaga kerja yang ada di Jakarta. Saat sudah ditelusuri, nama Yuli tidak masuk dalam daftar pekerja yang berangkat.
Pihak keluarga mengatakan jika Yuli sempat mengirimkan kabar setelah 7 bulan keberangkatan dan berada di Hong Kong. Namun setelah itu, tidak lagi ada kabar dan keluarga tidak tahu keberadaannya.
Baca juga: Indonesia Tingkatkan Kesempatan Pekerja Migran di Abu Dhabi Melalui Gelaran (ILM) Tahun 2022
Keberadaan Yuli yang Bekerja di Hongkong, Belum Juga Ditemukan Meski Sempat Kirim Kabar
Saat ibunya pergi bekerja di Hongkong, Mutia masih kecil yakni berusia 4 tahun. Sehingga tidak terlalu paham mengenai keberangkatan ibunya tersebut. Ia hanya paham dari cerita neneknya.Hong KongSaat ibunya pergi bekerja di Hong Kong, Mutia masih kecil yakni berusia 4 tahun. Sehingga tidak terlalu paham mengenai keberangkatan ibunya tersebut. Ia hanya paham dari cerita neneknya.
Sudah 2 tahunan ini, Mutia mencoba untuk mencari keberadaan sang ibu dengan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan melacaknya di berbagai media sosial.
Saat itu, menurut cerita neneknya, sang ibu pernah berkirim kabar kalau Yuli tidak betah kerja di Hong Kong, namun sampai saat ini belum juga diketemukan kabarnya.
Baca juga: Kabar Baik! Kini Tersedia Skema Bebas Biaya Penempatan PMI
Meski demikian Mutia berkeyakinan kalau sang ibu masih tetap hidup dan ia akan terus mencari keberadaannya. Ketika mencari keberadaan sang ibu tidak banyak yang Mutia bisa upayakan.
Dirinya hanya berbekal foto dan juga dokumen sang ibu berupa ijazah. Karena hanya itu yang ia miliki dan masih disimpan oleh pihak keluarga. Selain anaknya, suami Yuli atau ayah dari Mutia, Muhammad Elfin Fadilah juga sudah berusaha mencarinya.
Suaminya mengatakan bahwa dirinya juga sempat mencari sang istri di media sosial, namun sampai saat ini belum juga ditemukan. Dulunya sempat menemukan seseorang yang mirip dengan Yuli, namun ternyata bukan.
Baca juga: Siap Beri Sanksi Perusahaan Penyalur Pekerja Migran Yang Langgar Aturan Penempatan, Menaker Ida: Kami Tindak Tegas!
Sampai saat ini keberadaan Yuli masih belum juga terlacak. Sementara itu Ketua Astakira Pembaharuan Cianjur menyatakan bahwa pihaknya sudah memperoleh pengaduan terkait dengan kasus pekerja migran yang hilang tersebut.
Berdasarkan dokumen yang diterimanya, Yuli bekerja sebagai pekerja migran di Hong Kong, tepatnya menjadi asisten rumah tangga. Pihaknya juga sedang menindaklanjuti laporan tersebut untuk mencari tahu keberadaan Yuli.
Langkah yang dilakukan adalah dengan mengecek langsung pihak-pihak terkait, termasuk pihak penyalur tenaga kerja saat itu. Namun demikian, posisinya belum bisa terlacak. Selain itu pihaknya juga menyatakan bahwa butuh proses untuk mengusut laporan tersebut.
Semoga kasus korban hilang kontak Yuli yang bekerja di Hong Kong segera tuntas. Serta korban bisa diketemukan dalam keadaan sehat untuk dapat kembali berkumpul dengan keluarga.