RumahMigran.com – Pernah mendengar istilah cacar monyet? Gejala penyakit cacar monyet kerap ditakuti oleh banyak orang karena dapat menimbulkan infeksi yang serius pada manusia. Cacar monyet disebabkan oleh virus yang umumnya menyebar melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi atau benda yang terkontaminasi.
Oleh karena itu, pencegahan penularannya sangat penting, terutama di daerah di mana virus ini endemik. Untuk mengetahui supaya Sahabat Migran dapat terhindar dari penyakit ini, simak baik-baik penjelasan mengenai gejala penyakit cacar monyet, penyebab, dan cara pencegahannya berikut ini!
Baca Juga: 7 Cara Menjaga Kesehatan Mental untuk TKI
Pengertian Cacar Monyet

Penyakit cacar monyet, juga dikenal sebagai monkeypox, adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus monkeypox. Virus ini dapat menular dari hewan mamalia primata seperti monyet kepada manusia.
Gejalanya mirip dengan cacar pada manusia, termasuk ruam berisi cairan, demam, sakit kepala, dan kelelahan. Penyakit ini umumnya jarang terjadi, dan kasus-kasus manusia biasanya terbatas di daerah tertentu di Afrika Tengah dan Barat.
Cacar monyet, merupakan salah satu jenis penyakit langka yang benar-benar menarik untuk dipelajari karena kejadian infeksinya yang jarang dan sifatnya yang dapat menular antara hewan primata dan manusia.
Infeksi ini sering kali muncul dalam kluster kecil di daerah-daerah tertentu di Afrika Tengah dan Barat, meskipun dalam beberapa tahun terakhir juga telah tercatat kasus-kasus di luar Afrika, seperti di Amerika Serikat dan Britania Raya.
Seberapa Umum Penyakit Cacar Monyet
Cacar monyet, awalnya hanya dikenal sebagai penyakit endemik di Afrika Tengah dan Barat, kemudian menyebar ke luar wilayah tersebut sejak pertama kali terdeteksi pada manusia pada tahun 1970. Kasus-kasus baru telah dilaporkan di berbagai negara, termasuk:
- 47 kasus di Amerika Serikat pada tahun 2003.
- 3 kasus di Inggris pada tahun 2003.
- 1 kasus di Israel pada tahun 2018.
- 1 kasus di Singapura pada tahun 2019.
- 1 kasus di Indonesia pada tahun 2022.
- 30 kasus di Indonesia pada tahun 2023.
Di Afrika Tengah dan Barat, cacar monyet cenderung paling banyak menyerang anak-anak di bawah usia 15 tahun.
Baca Juga: Pengertian Penyakit Cacar Monyet, Penyebab dan Pencegahannya
Tanda dan Gejala Penyakit Cacar Monyet

Penyakit cacar monyet umumnya memiliki tanda dan gejala penyakit cacar monyet yang mirip dengan cacar pada manusia, namun biasanya lebih ringan. Beberapa tanda dan gejalanya meliputi:
- Demam: Seringkali merupakan gejala awal dan dapat terjadi sebelum munculnya ruam.
- Ruam: Biasanya muncul dalam bentuk bintik-bintik merah yang bisa berkembang menjadi lepuhan atau vesikel yang berisi cairan.
- Pembengkakan kelenjar getah bening: Kelenjar getah bening bisa membesar dan terasa nyeri.
- Kelelahan dan malaise: Merasa lelah secara umum dan merasa tidak enak badan.
- Sakit kepala: Gejala ini juga bisa terjadi pada beberapa kasus.
Gejala cacar monyet di atas, biasanya berlangsung selama 1–3 hari atau lebih. Setelah itu, ruam akan mulai muncul di sekitar wajah dan menyebar ke seluruh tubuh, termasuk daerah sekitar anus.
Ruam ini akan mengalami perkembangan menjadi lenting-lenting yang berisi cairan atau nanah. Beberapa orang sering mengalami rasa gatal atau bahkan nyeri di area lenting tersebut.
Setelah beberapa hari, ruam akan pecah, mengering, dan akhirnya rontok. Seluruh proses ini dapat berlangsung hingga 3–4 minggu.
Penyebab Penyakit Cacar Monyet
Monkeypox disebabkan oleh virus yang termasuk dalam genus Orthopoxvirus dan keluarga Poxviridae, mirip dengan virus Varicella zoster yang menyebabkan cacar air.
Penularannya dapat terjadi melalui kontak langsung dengan cairan tubuh, seperti droplet atau melalui kontaminasi dengan benda seperti pakaian dan alat makan. Virus ini dapat memasuki tubuh melalui luka terbuka atau mukosa seperti mulut, mata, dan saluran pernapasan.
Selain itu, ibu hamil yang terinfeksi berisiko menularkan penyakit ini kepada janinnya, sehingga perawatan intensif biasanya diberikan untuk mengurangi risiko komplikasi.
Baca Juga: Awas Ini Penting! Begini Alasan Kenapa Harus Buang Air Kecil Setelah Berhubungan Badan
Faktor Risiko Penyakit Cacar Monyet

Penyakit monkeypox memiliki banyak risiko. Supaya Sahabat Migran dapat terhindar dari penyakit ini, maka semestinya kamu mengetahui risiko-risiko penyakit cacar monyet atau monkeypox, seperti:
- Kontak Langsung dengan Hewan Terinfeksi: Seperti goresan atau gigitan dari hewan yang terinfeksi virus monkeypox.
- Kontak dengan Benda Terkontaminasi: Seperti pakaian, alat makan, atau alat mandi yang telah terkontaminasi oleh virus monkeypox.
- Kontak dengan Cairan Tubuh: Melalui droplet atau melalui ciuman dengan individu yang terinfeksi.
- Luka Terbuka atau Mukosa yang Rentan: Seperti luka pada kulit atau mukosa seperti mulut, mata, alat kelamin, dan saluran pernapasan, yang memungkinkan virus untuk memasuki tubuh.
- Kehamilan: Ibu hamil yang terinfeksi monkeypox berisiko menularkan penyakit ini kepada janinnya, memerlukan perawatan intensif untuk mengurangi risiko komplikasi.
Faktor-faktor ini menunjukkan berbagai cara penularan dan rentang orang yang berisiko terkena monkeypox.
Virus monkeypox, meskipun memiliki tingkat kesembuhan yang tinggi bahkan tanpa pengobatan, tetap membawa risiko komplikasi yang signifikan, terutama pada anak-anak dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Beberapa komplikasi serius yang dapat timbul akibat penyakit ini meliputi infeksi paru-paru, radang otak (ensefalitis), dan infeksi kornea (keratitis). Proses diagnosis monkeypox melibatkan pemeriksaan fisik untuk mengidentifikasi gejala khas penyakit ini, sambil memastikan bahwa gejala tersebut tidak berasal dari penyakit lain seperti cacar air atau cacar api.
Untuk memastikan jenis virus yang menyebabkan infeksi, dokter biasanya merekomendasikan tes laboratorium seperti polymerase chain reaction (PCR), yang menggunakan sampel cairan dari lesi kulit untuk deteksi yang lebih akurat di laboratorium.
Baca Juga: Hentikan Aktivitas Mengelupas Kulit Mati Pada Bibir, Bisa Memicu Tumor Loh!
Pencegahan Cacar Monyet

Pada tahun 2019, Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat menyetujui vaksin Jynneos untuk pencegahan penyakit cacar monyet.
Namun, saat ini vaksin ini hanya dianjurkan bagi orang dewasa di atas 18 tahun yang berisiko tinggi terkena monkeypox, dengan ketersediaannya yang belum mencakup Indonesia.
Meskipun begitu, terdapat langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko penularan virus monkeypox setelah mengetahui gejala penyakit cacar monyet. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
- Hindari kontak dengan individu yang didiagnosis monkeypox, termasuk menghindari berbagi handuk, tempat tidur, dan peralatan lainnya.
- Pastikan untuk melakukan vaksinasi cacar (smallpox). Jauhi kontak dengan primata, tikus, atau hewan liar lainnya yang mungkin terpapar virus.
- Cuci tangan dengan air dan sabun secara teratur, terutama sebelum makan, membersihkan luka, dan menyentuh lapisan mukosa.
- Hindari mengonsumsi daging yang belum matang sepenuhnya.
- Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) pada saat merawat pasien yang terkena infeksi.
Nah, itu tadi Sahabat Migran, penjelasan mengenai penyakit cacar monyet mulai dari gejala penyakit cacar monyet, penyebabnya yang disebabkan oleh virus monkeypox, hingga cara pencegahannya yang perlu kamu ketahui sehingga tetap waspada terhadap penyakit ini. Semoga bermanfaat!







