RumahMigran.com – Tak banyak orang yang tahu ternyata di Jepang memiliki sejumlah fakta hidup yang mengejutkan. Menjadi negara maju di Asia dengan ekonomi stabil membuat banyak orang ingin tinggal di Jepang. Hutan yang tumbuh subur beserta kota-kota yang ramai dan modern, menambah harmoni yang sempurna.
Tertarik dengan budaya Jepang yang khas memang menimbulkan keinginan kuat untuk datang ke sana, sekedar berlibur atau berwisata atau bahkan bekerja dan menetap di Jepang.
Nah, fakta-fakta hidup di Jepang berikut ini kiranya bakal memberikan gambaran kepada Sahabat Migran yang hendak berkunjung atau menetap di Jepang baik untuk sementara waktu ataupun dalam jangka yang lama. Yuk, mari kita simak bersama-sama!
1. Di Jepang, Mayoritas Penduduknya Adalah Atheis
Ternyata jauh dari yang kita bayangkan sebelumnya ya, jika di Jepang mayoritas penduduknya adalah penganut Atheis alias tidak mempercayai adanya Tuhan dan kehidupan setelah kematian.
Di Jepang sendiri, sebagian besar penduduknya menganut kepercayaan terhadap etnis Shinto alias agama para dewa.
Oleh sebab itulah, sekitar 31% penduduk Jepang mengikrarkan diri sebagai ather.
Baca Juga: 8 Prinsip Hidup Orang Jepang Yang Keren Banget Dan Wajib Ditiru, Pantes Negaranya Maju!
2. Banyak Pria Jepang Melakukan Hikikomori
Hikikomori adalah kecenderungan pria remaja atau dewasa di Jepang yang menarik diri dan mengurung diri dari kehidupan sosial.
Penyebutan hikikomori ditujukan kepada fenomena sosial yang terjadi secara umum di Jepang, sekaligus sebutan untuk pelaku hal tersebut.
Para pelaku hikikomori cenderung mengasingkan dirinya dari kehidupan sosial dan lebih memilih untuk tinggal di dalam kamarnya sendiri.
Setidaknya ada sekitar 7% laki-laki Jepang melakukan hal tersebut. Hal tersebut umumnya diakibatkan karena para laki-laki itu mengalami kesulitan mencari kerja dan lebih memilih bergantung pada orang tua.
Baca Juga: Apa-apa Dijamin Pemerintah, Ini Rahasia Orang Jepang Berumur Panjang
3. Para Karyawan Boleh Tidur Siang di Kantor
Meskipun dikenal disiplin dan tertib, di Jepang, banyak para karyawannya diperbolehkan untuk tidur siang barang waktu sebentar.
Perusahaan memperbolehkan para karyawan di Jepang untuk tidur siang hari di kantor supaya para karyawan dapat lebih bekerja dengan maksimal dan baik.
Sebab dengan meluangkan waktu untuk tidur sejenak, konsentrasi di dalam bekerja dan tenaga akan menjadi pulih kembali dan segar.
Baca Juga: Fakta Menarik Tentang Kimono Ini, Bikin Sahabat Migran Makin Cinta Jepang
4. Sering Dijumpai Pekerja Tertidur di Jalanan
Karena jam kerja yang ketat dan tinggi, banyak para karyawan di Jepang bekerja melebihi jam kerja normal di sana.
Mereka memilih lembur untuk mendapatkan uang lebih dan supaya hidupnya makin sejahtera.
Tak ayal, hal itu berpengaruh terhadap fisik dan semangat bekerja. Maka tidak heran jika di Jepang kerap kali ditemui banyak para karyawan kedapatan tidur di jalan atau bahkan di dalam transportasi perkotaan.
Baca Juga: Pakai Kartu Ini, Biaya Perjalanan Transportasi Kamu di Jepang Jadi Murah Deh!
5. Adopsi Orang Dewasa untuk Warisan
Budaya pekerja keras dan disiplin, membuat banyak orang Jepang yang memilih tidak menikah atau bahkan terlalu tua ketika menikah.
Hal itu berdampak kepada keturunan yang sulit didapatkan, Di Jepang lazim terdapat adopsi orang dewasa untuk dijadikan anak, karena mereka tidak memiliki keturunan.
Nantinya anak angkat itu akan dijadikan pewaris utama harta warisan mereka, dan supaya menjalankan usaha atau bisnis supaya tetap bertahan dan turun temurun bisa berjalan.
Baca Juga: Catat! Ini Dia Biaya Hidup Di Jepang Yang Perlu Kamu Tahu, Sebelum Berpikir Untuk Tinggal Di Sana
6. Orang Jepang Taat Peraturan dan Tertib
Hal terakhir ini tidak perlu disanksikan lagi. Mengenai peraturan dan tata tertib, penduduk Jepang dikenal no.1 di dunia sebagai orang yang paling teguh memegang budaya dan tata tertib di sana.
Sebagai orang timur, mereka memegang falsafah dari leluhur yang telah mewarisi mereka sifat tertib dan disiplin, seperti dalam hal tertib berlalu lintas dan kebersihan.
Maka jangan heran jika di Jepang, anak kecil pun sudah pintar membuang sampahnya di tempat yang telah ditentukan. Mereka akan rela mengantongi sampah mereka ketika habis makan tidak menemukan tempat sampah, hingga mereka menemukan tempat sampah terdekat.