RumahMigran.com – PMI Sukses Budidaya Ikan; Tidak selamanya seseorang menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) dengan bekerja di luar negeri. Untuk itu tak sedikit para PMI yang banting setir menjadi pengusaha setelah malang melintang di negeri orang. Salah satunya adalah Zulhadi, PMI yang sukses budidaya ikan nila dan mujair.
Usaha budidaya ikan air tawar menjadi pilihan Zulhadi, mantan PMI Malaysia yang akhirnya sukses dengan budidaya ikan air tawar. Pilihan ini ditetapkan setelah banyak pertimbangan usai pensiun sebagai pekerja migran di Malaysia.
Jauh sebelum menetapkan hatinya berbudidaya ikan air tawar, Zulhadi sudah berkali-kali bolak-balik ke negeri tetangga itu. Namun selama itu pula, ia merasa taraf hidupnya mentok di titik tertentu saja.
Ketika itu, Zulhadi sebenarnya merasa lelah bolak-balik bekerja di Malaysia. Tetapi ia tak punya pilihan lain untuk menghidupi anak istri.
Setelah nyaris putus asa, ia pun memutar otak agar bisa bekerja di samping anak istrinya. Akhirnya pria 37 tahun itu memantapkan hati berbudidaya ikan air tawar dengan berbekal tanah miliknya yang berukuran 20×10 meter persegi.
Baca Juga: Sempat Nganggur Sepulang Dari Malaysia, Mantan PMI Ini Kini Sukses Berternak Kelinci
Kini nasib baik berpihak pada warga Desa Perian, Kecamatan Montong Gading, Lombok Timur ini. Dalam sebulan, sekarang ia mampu meraup keuntungan hingga puluhan juta rupiah dari hasil yang didapatkan dari ikan nila dan mujair.
Melihat banyaknya omzet dan keuntungan yang didapat dari budidaya ikan, bekerja menjadi pengusaha lebih menjanjikan dibanding merantau di Malaysia.
Terlebih, di sana ia hanyalah seorang buruh di perkebunan kelapa sawit. “10 tahun saya jadi TKI di Malaysia, gaji saya cuma Rp. 3 juta per bulannya. Itupun habis setelah saya kirim ke keluarga saya,” ungkap Zulhadi dikutip dari Warta Rinjanu,
Selama bekerja di Malaysia diakui bapak orang satu anak itu, penghasilannya tidak bisa mencukupi kebutuhan keluarganya.
Berkat budidaya ikan nila dan mujair, kini dia bisa meningkatkan taraf ekonomi keluarga. Bahkan, dengan usaha budidaya air ikan, kini Zulhadi bisa membangun rumahnya sendiri.
“Alhamdulillah, budidaya ikan air tawar sedikit memberikan saya harapan untuk masa depan keluarga. Hanya bermodal Rp. 14 juta, saya memberanikan diri untuk memulai usaha ini walaupun banyak rintangan,” kata Zulhadi penuh rasa syukur.
Tahap awal dalam memulai budidaya ikan air tawar, ia menabur benih ikan nila dan mujair sebanyak sembilan ribu ekor.
Selain itu, ia juga menyiapkan pakan butiran profit 781 seharga Rp. 326 ribu per karung atau setara dengan 40 kg. Namun, untuk menjaga kealamiannya, ia juga memberikan lumut yang ditempatkan di dalam kolam budidaya.
Meski bisnis budidaya ikan ini baru saja berjalan dua tahun, hingga kini ia tidak menemui kendala yang berarti.“Setiap 4 bulan panen, dan sekali panen bisa kita dapat 1 ton ikan yang siap dijual, dan kita jualnya ke pengepul dengan Harga Rp.25.000/kilo. Omzet dari hasil budidaya ikan itu didapatkan keuntungan mencapai hingga Rp. 67 juta lebih per tahunnya,” tutup Zulhadi.