RumahMigran.com – Mantan gitaris menjadi mualaf Dewa Putu Adhi mengatakan dirinya ingin bisa berbagi pengalaman spiritual dari dalam hati, bukan lantaran faktor tarif. Hal tersebut menyusul pengalaman pribadi yang sempat membuatnya terkejut.
Ketika itu, mantan gitaris menjadi mualaf ini memberikan dakwah di depan pengusaha muslim dalam sebuah majelis taklim. Setelah pulang, ia memperoleh honor hingga Rp60 juta untuk sekali berdakwah.
Dewa sampai harus menghubungi panitia lantaran terkejut dengan besaran uang yang dia terima. Bukan sekali saja Dewa menerima amplop honor paska berdakwah. Ia mengaku kerap memperoleh bayaran setelah berdakwah.
Baca Juga: Doa Menyambut Tahun Baru 2022, Dan Cara Membacanya
Guru agama di kampung lebih berhak memperoleh bayaran tinggi
Mantan gitaris mualaf ini lebih lanjut mengatakan guru agama di kampung sebenarnya lebih berhak atas pembayaran honor yang besar atas jasanya mendidik murid mengaji. Sayangnya, mereka lebih sering memperoleh bayaran rendah. Murid membayar guru tersebut secara ikhlas.
Karenanya, Dewa tetap berbisnis untuk menjaga agar dakwahnya tetap ikhlas. Ia berusaha berdakwah bukan karena ingin memperoleh uang tertentu.
Sejak hijrah, mantan gitaris menjadi mualaf ini lebih fokus berdakwah termasuk saat pandemi COVID-19 seperti sekarang. Dewa bahkan ingin membuat film tentang Pangeran Diponegoro, salah satu pahlawan nasional yang menginspirasi kita sampai sekarang.
Baca Juga: 5 Tradisi Ucapan Hari Raya Idul Fitri dari Berbagai Dunia
Mantan gitaris ini mengakui kehidupannya bersama sang istri tidak luput dari ujian setelah memutuskan hijrah dan menjadi mualaf memeluk agama Islam. Tetapi Dewa tetap teguh berjuang dalam dakwahnya, bahkan mengajak seluruh umat muslim untuk bersatu.
“Saya ingin orang lebih sadar dan bangga pada Islam. Orang tua kita yang sudah almarhum hanya selamat berkat doa anak-anak, dan bagaimana bisa selamat kalau anak-anaknya tidak paham agama, tidak bisa mengaji,” kata Dewa.
Ia mengatakan konsep “Jemaah” atau kebersamaan dijunjung tinggi dalam Islam sebagaimana terbukti dalam beberapa perang yang dialami oleh Rasulullah Muhammad SAW.Walau kalah dari segi jumlah, pasukan Rasulullah Muhammad SAW tetap menang melawan musuh. Pengecualian terjadi saat perang Uhud dimana umat Muslim kalah akibat sebagian pasukan Muslim tidak patuh pada perintah Rasulullah Muhammad SAW. Mereka lebih tertarik ingin memperoleh harta rampasan perang atau ghanimah yang berujung pada kekalahan pasukan Muslim.