RumahMigran.com – Arwah gentayangan tidak hanya sekedar hadir untuk menakuti sembarangan orang. Rohnya yang masih “tinggal” di bumi terkadang ada untuk mencari keadilan. Hal ini bisa diketahui melalui lima cerita pembunuh yang dihantui korbannya ini.
Setiap dari kisah pembunuh yang dihantui korbannya ini mengaku, mereka sangat ketakutan sebab diikuti oleh orang yang mereka habisi sebelumnya. Berikut cerita selengkapnya sebagaimana dikutip dari merdeka.com:

1. Gantung diri usai diikuti oleh arwah korban

Hati Supendi tetap resah dan gelisah saat menjalani masa tahanan usai terbukti bersalah membunuh seorang wanita di dalam tandon air. Saat mendekam di tahanan Mapolsek Pedurungan, Kota Semarang, Jawa Tengah, ia acapkali tampak melamun dan mondar-mandir. Ini diungkapkan oleh Kapolsek Pedurungan berdasarkan hasil rekaman CCTV.
Rois, rekan satu sel Supendi, pernah menyaksikan temannya tersebut mengigau meminta tolong. Ia tampak takut. Ternyata Supendi sering dihantui arwah korban, yang bernama Wahyu Puji Hartini.
Karena sudah tidak tahan, Supendi memilih menggantung dirinya sendiri di Mapolsek tersebut.
Baca Juga: Penampakan Sosok Tanpa Kepala di Tanjakan Silayur, Misteri Korban Mutilasi Masih Hantui Warga
2. Tidak tenang sebab dibuntuti arwah jelita

Wawan dan Ade termasuk pembunuh yang dihantui korbannya, yang bernama Sisca Yofie. Keduanya sempat melarikan diri usai menghabisi nyawa Sisca Yofie, seorang manajer jelita. Sejak saat itu, keduanya diikuti oleh arwah Sisca.
Wawan menceritakan pengalamannya tersebut di hadapan Kapolrestabes Bandung Kombes Sutarno di Mapolrestabes Bandung, Jawa Barat.
Sedangkan Ade menceritakan pengalamannya kepada kakek, istri, dan jurnalis. Ia mengaku selalu melihat wajah Sisca dimanapun sehingga menyebabkannya tidak nyaman makan. Usai menceritakan kejadian yang sesungguhnya, kakek dan istri Ade memintanya menyerahkan diri ke pihak berwajib.
Baca Juga: Kisah “Pembunuhan Hello Kitty”, Kasus Kriminal Paling Mengerikan dan Terkenal di Hong Kong
3. Hantu ART yang mengusik hati pembunuhnya

Pembunuhan secara keji telah menimpa Neneng, seorang asisten rumah tangga. Dia dibunuh oleh Slamet Pujihartono, salah seorang penjaga vila. Kejadian berlangsung di sebuah vila di kawasan Kampung Bojong Honje, Desa Gunung Geulis, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Slamet kesal lantaran Neneng menolak melayani nafsu bejatnya. Ia pun menyiksa lalu mengubur jasad Nenang di pekarangan di dalam vila. Setelahnya, Slamet ketakutan sebab melihat arwah Neneng dengan mata melotot. Ia akhirnya menceritakan semuanya ke Umai, sesama penjaga vila. Dengan ditemani Umai, Slamet menyerahkan diri ke polisi.
Polisi langsung mengadakan olah kejadian perkara. Kasus ini sempat membuat warga sekitar terhenyak lantaran kekejian yang dilakukan oleh Slamet.
Baca Juga: Beragam Kisah Mistis Danau UNS Yang Bikin Bergidik, Berani Ke Sini?
4. Arwah korban masuk ke dalam mimpi pembunuhnya

Arwah Holly Angela Hayu tidak tenang sebelum kematiannya terungkap. Ia pun mendatangi mimpi Pago Satria Perman, salah seorang dari tiga terdakwa pembunuhnya. Mereka didakwa telah membunuh Holly di Apartemen Kalibata City, Kalibata, Jakarta Selatan.
Pengakuan pembunuh yang dihantui korbannya ini terungkap saat Pago menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Tubuhnya gemetar sambil menahan tangis saat mendengar dakwaan jaksa penuntut umum.
Pago mengaku hantu Holly kerap mendatangi mimpinya. Dia sendiri membunuh Holly atas permintaan Gatot Supiartono, suami siri Holly. Untuk menebus segala dosanya, kini Pago sering sholat lima waktu dan sholat taubat selama di penjara.
Baca Juga: Serem! Ternyata Ini Alasannya, Mengapa Pohon Besar Biasa Berhantu!
5. Serahkan diri setelah dihantui teman sendiri

Jayadi dan Ali Idris sebenarnya berteman. Tetapi, pertikaian di antara keduanya terjadi setelah Ali Idris mengajak Jayadi mencuri. Jayadi menolak ajakan tersebut. Ali Idris marah lalu mengeluarkan pisau untuk menusuk Jayadi. Jayadi berhasil menghindar kemudian menusukkan pisau ke perut kanan Ali. Pembunuhan ini terjadi di Pasar Induk Cibitung, Bekasi, pada Maret 2013.
Jayadi sempat kabur ke daerah Gubug Sawah Kampung Bulak Temu. Tetapi selama pelarian sehari tersebut, ia mengakui dibayang-bayangi oleh roh Ali Idris. Akhirnya, Jayadi menyerahkan diri ke Polsek Cikarang Barat. Ia mengakui segala perbuatannya dan mengaku menyesal karena telah membunuh temannya tersebut.