RumahMigran.com – Merantau sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) memberikan bekal usaha yang begitu berharga bagi Siti Maryam. Mantan PMI sukses usaha salon ini merintis salonnya dan video shooting dengan modal pengalaman dan uang bertahun-tahun bekerja di Hong Kong.
Sebelum sukses usaha salon, ia sama dengan mayoritas PMI lainnya, Siti Maryam berangkat sebagai PMI lantaran faktor ekonomi. Ia bekerja sebagai pembantu di Hong Kong untuk membantu suami mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Beruntungnya, Siti mendapatkan majikan yang baik sehingga tidak mengalami masalah selama sembilan tahun.
Sukses usaha salon berkorban demi keluarga
Baca Juga: Erlyanie Mantan ART Sukses Membangun Berbagai Bisnis Beromset Miliaran
Siti Maryam lahir pada 6 Juni 1975. Pada 2000, ia bekerja sebagai PMI di Hong Kong. Perempuan asal desa Prigi, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, ini rela bekerja jauh demi keluarga tercinta.
“Karena keadaan yang membuat saya terpaksa menjadi PMI. Penghasilan suami tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan kami sehari-hari untuk makan,” katanya.
Maryam mengakui bukan perkara mudah meninggalkan keluarganya. Sebagai ibu rumah tangga, kepergiannya merupakan keputusan yang realistis. Yanto, suami Siti Maryam, bekerja di pabrik rokok saat itu. Pendapatannya belum cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
“Sementara saya saat itu masih harus membiayai anak saya. Kondisi ini yang membuat saya berpikir untuk bekerja demi membantu suami saya,” katanya.
Siti memberanikan diri merantau setelah memperoleh masukan positif dari kawan dan anggota keluarganya yang sebelumnya merantau ke luar negeri. Setelah mengantongi izin dari suami dan keluarga, ia mempersiapkan semua dokumen untuk menjadi seorang PMI. Anak satu-satunya ia titipkan ke orang tua.
Baca Juga: Sugiyati, Purna PMI Singapura Sukses Usaha Selada Hidroponik
Awal mula mempelajari keahlian bidang kecantikan
Mantan PMI sukses usaha salon ini mulai tertarik menggeluti bidang kecantikan tanpa sengaja. Di sela pekerjaan utamanya sebagai pekerja rumah tangga, sang majikan menawarkannya tugas membantu salon besar milik sang majikan. Ternyata, Siti sangat menikmati pekerjaan ini. Ia kemudian magang hingga mengikuti kursus penataan rambut sambil bekerja paruh waktu.
”Dengan keterampilan saya yang baru ini, saya bisa mendapatkan penghasilan tambahan di luar gaji yang diterima setiap bulan dari majikan saya,” kata dia.
Baca Juga: Kisah PMI Sukses di Qatar Buah Dari Taat Aturan Dan Punya Kompetensi
Setelah sukses usaha salon ia melirik peluang bisnis lainnya, yakni jasa pengiriman uang ke keluarga PMI di Indonesia. Siti menggandeng suaminya sendiri, Yanto, yang ketika itu sudah kembali ke desanya di Trenggalek. Tugas Yanto adalah menyetorkan uang yang dikirimnya ke rekening tujuan atau menyerahkannya langsung ke keluarga PMI.
Lantaran BCA dan BNI tidak berkantor di desa Prigi, Yanto harus menempuh jarak sekitar 50 kilometer ke kota Trenggalek. Sementara itu, setiap PMI hanya diperkenankan mentransfer uang paling besar HK$10 ribu per transfer ke Indonesia.
Usaha ini berjalan baik dimana setiap hari ia dapat melayani pengiriman uang dari beberapa PMI. Bisnisnya ini bukannya tanpa resiko. Jika setiap PMI mengirimkan uang dalam jumlah besar, pemerintah Hong Kong atau staf bank akan curiga.
Lagi-lagi, Siti beruntung mempunyai majikan yang berbaik hati membuatkan surat pengantar pengiriman uang ke Indonesia.
Baca Juga: Dulu Pengusaha Kayu Ilegal Hingga Jaya, Kini Sukses Berbisnis Sarang Walet Hitam
”Surat pengantar ini merupakan syarat yang ditetapkan oleh pemerintah Hongkong untuk menghindari kriminalitas, termasuk pencurian uang milik majikan,” kata Maryam.
Mantan PMI usaha salon ini menjalankan usaha lainnya, yakni menyediakan penjualan barang yang sering dipakai oleh PMI melalui sistem Multi Level Marketing atau MLM.
Ia memperoleh ide usaha tersebut sebab mengamati kehidupan sosial PMI di Hong Kong yang cukup menarik. Misalnya, membelanjakan uang mereka untuk membeli benda bermerk demi gengsi di hadapan sesama PMI.
Dari salon hingga toko sembako
Baca Juga: Ulet Bekerja Saat Jadi PMI Malaysia, Paimin Kini Punyai Kebun Sawit 6 Hektar
Sebenarnya, tidak hanya bidang salon kecantikan yang ia jalankan sekarang. Mantan PMI usaha salon ini membuka usaha lainnya, seperti membuka toko sembako dan menawarkan jasa pembuatan video dan video shooting.
”Berbekal pengalaman yang saya dapatkan di Hongkong, maka saya memutuskan untuk membuka salon di Indonesia di kampung saya. Keahlian ini saya dapat di saat saya bekerja menjadi PMI,” kata Maryam.
Dirinya berharap semoga usahanya yang ia jalankan bersama sang suami akan mendatangkan penghasilan yang subur agar tidak perlu lagi bekerja di luar negeri. Ia memberikan saran bagi setiap PMI agar bisa berhasil. Mengutip kata sang suami, keluarga PMI perlu cermat mengelola keuangan keluarga sebab penghasilan dari anggota keluarga mereka yang bekerja di luar negeri tidak akan datang selamanya.
“Jika mereka tidak mampu mengelola keuangan, kehidupan mereka tidak akan lebih baik daripada sebelum ditinggalkan bekerja keluar negeri,” tambah Siti.
Kisah hidup Siti sungguh inspiratif. Tidak mengherankan, mantan PMI usaha salon ini berhasil menjadi kandidat finalis Indonesia International Migrant Worker’s Award 2010 yang diselenggarakan oleh UKM-Center Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dan Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat atau Kemenko Kesra.