RumahMigran.com – Meskipun sukses di luar negeri, tetapi tak selamanya orang berniat menjadi Pekerja Migran. Untuk itu banyak Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang merintis pengusaha. Salah satunya adalah Holisa Handayani, seorang PMI purna Malaysia yang kini menjelma menjadi pengusaha kerajinan dengan omzet ratusan juta rupiah.
Tujuh tahun menjadi PMI di Malaysia membuat wanita yang akrab disapa Lisa itu belajar banyak hal. Sebab dari beragam pengalaman yang memilukan, dia tergugah untuk belajar keterampilan hingga kini, dan menjadi PMI yang sukses membangun sebuah bisnis yang bermanfaat bagi orang banyak.
Kisah perempuan asal Desa Sumberlesung, Kecamatan Ledokombo, itu bermula ketika ia terpaksa merantau karena desakan ekonomi sejak tahun 1995 hingga tahun 2002.
Saat itu, ia berangkat hanya berbekal satu lembar ijazah Sekolah Dasar (SD). Meski begitu, ia tidak menyerah dalam mengubah nasib ekonomi menjadi lebih baik. Sebab, di desanya saat itu sulit menemukan pekerjaan.
Awal kali bekerja, Lisa menjadi Asisten Rumah Tangga (ART) di Negeri Jiran. Tetapi apes, sudah setahun bekerja, gaji yang harusnya ia terima tak kunjung dibayar majikan. Akhirnya, ia pun nekat melarikan diri dari rumah majikannya.
Dalam pelarian itu, Holisa ditolong oleh seorang sopir. Setelah lama berbincang, sopir itu pun menawari Holisa bekerja di restoran.
Baca Juga: Mantan PMI Dan Kuli, Yang Kini Berubah Haluan Menjadi CEO Di Jepang
Namun, pemilik restoran menolak, karena Lisa merupakan seorang PMI kaburan. “Akhirnya saya datang ke kantor polisi di sana,” kata Lisa dikutip dari Kompas.com.
Setelah itu, polisi pun mengantarnya ke kantor imigrasi. Di sanalah akhirnya ia ditawari untuk bekerja di pabrik garmen di daerah Perlis Malaysia. Setelah menerima pekerjaan itu, ia pun bekerja sambil belajar Selama bekerja di perusahaan garmen.
Lisa juga mendapat kepercayaan dari majikannya untuk hadir ke berbagai kegiatan mewakili perusahaan hingga ke luar negeri.
Tak puas dengan itu, Lisa juga menyisihkan gajinya untuk kursus bahasa Inggris. Sebab, ketika bertemu dengan pengusaha di Malaysia, mau tak mau ia harus menggunakan bahasa Inggris.
Karena sadar ia tidak bisa selamanya menjadi PMI, sisa penghasilannya pun ditabung sebagai bekal modal usaha ketika pulang kampung.
Karena itu, ia tidak bisa mengirim uang pada keluarganya selama dua tahun. Karena bertekat menjadu pengusaham ia terus mengasah keterampilannya dan belajar cara berbisnis. Mulai dari cara berkomunikasi hingga mendesain kerajinan.
Akhirnya Lisa pulang ke tanah kelahirannya pada tahun 2002. Namun, lagi-lagi apes dia malah menemukan sang suami sudah menikah lagi dengan orang lain.
Baca Juga: Pernah Sengsara Saat Kerja Di Hong Kong, Kini Fera Nuraini Sukses Jadi Pengusaha Kuliner
Pantang menyerah, Lisa pun mengabaikannya dan fokus mencoba memulai usaha dengan membuat kerajinan kalung, gelang, anting dan berbagai aksesoris lainnya. Usaha kerajinan itu bernama Elisa Rainbow.
Bahkan, ia juga membuat lapangan kerja untuk tetangga sekitar. Dari modal uang yang dibawa dari Malaysia, ia bahkan bisa memasarkan produknya hingga ke Bali.
Pilihan memasarkan produk ke bali adalah pilihan tepat. Sebab, banyak turis asing yang tertarik dengan kerajinan Lisa dan banyak yang ingin menjualnya kembali di negara mereka.
Karena bisa berbahasa inggris, ia menggunakan kemampuannya itu untuk berkomunikasi dengan turis. “Dari sana produk saya semakin dikenal pembeli turis asing,” ucap dia.
Walaupun persoalan keluarga sempat membuat bisnis miliknya bangkrut pada tahun 2009, ia tetap beruntung. Sebab ada sahabat dan rekan bisnisnya asal Australia yang menolongnya dengan memberikan pinjaman uang agar membangun kembali usahanya.
Kini usaha Holisa terus berkembang sampai sekarang. Ada sekitar 300 karyawan yang bekerja padanya. Banyak dari pekerja adalah mantan TKW dari Kecamatan Ledokombo. Elisa mampu membuktikan jika dengan ketekunan, kerja keras dan doa semua PMI mampu menjadi seperti dirinya yang kini sukses menjadi pengusaha, khususnya dengan produk kerajinan tangan.