RumahMigran.com – Menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) memanglah tidak seindah kisah dongeng Cinderella. Bukan berarti kalian akan selamanya jadi PMI lho Sahabat Migran yang baik, siapa tahu dapat menjadi seorang pengusaha kuliner yang sukses.
Dengan kerja keras tentunya kalian akan dapat mengubah hidup menjadi lebih baik. Salah satunya adalah Fera Nuraini yang dulu PMI, sekarang menjadi pengusaha kuliner sukses di kampung halamannya di Jawa Timur.

Fera Nuraini tidak tiba-tiba sukses begitu saja. Sebelumnya ketika menjadi PMI di Hongkong pun, dia juga bernasib pilu. Fera bekerja di Hong Kong selama 10 tahun, tetapi di tahun 2015, ia pulang ke Indonesia untuk membangun usaha.
Walaupun ia beruntung lantaran tidak lama bernasib buruk seperti teman-temannya yang menderita karena penyiksaan yang dilakukan majikannya. Ia tetap berpikir lebih baik berwirausaha di kampung halamannya.
Pada usia 18 tahun, Fera memulai kariernya sebagai Pekerja Migran. “Setelah lulus Sekolah Menengah Kejuruan, saya memilih bekerja di Hong Kong sebagai TKI. Karena pekerjaan di sana mampu membayar saya dua kali lipat dibanding apa yang bisa saya dapatkan di Indonesia,” kata perempuan asal Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
Baca Juga: Bertekad Sukses Di Kampung Halaman, Mantan PMI Malaysia Ini Kaya Berkat Jualan Kacang Tree-G

Sebenarnya upahnya di Hong Kong cukup tinggi, sebab upah minimal pekerja rumah tangga ialah HK$ 4.310 atau sekitar Rp 7.279.270. Selain itu, mereka juga diberi uang saku bulanan minimal HK$ 1.037 atau sekitar Rp 1.751.416.
Nominal itu sangat cukup untuk hidup di wilayah perkotaan Hong Kong. Sedangkan di Indonesia, upah pekerja rumah tangga hanya berkisar Rp 1 hingga 3 juta saja.
Oleh sebab itu, selama Fera bekerja sebagai PMI, ia berusaha menabung sebanyak mungkin dari upah yang ia dapatkan selama bekerja di Hong Kong.
Baca Juga: Rahasia Sukses Ramdan, Berbisnis Dengan PMI Hasilkan Cuan Banyak!

Supaya hasil kerja kerasnya itu bisa digunakan untuk biaya pulang ke kampung halamannya dan untuk memulai usaha. “Saya tidak punya anak atau suami yang harus diurus. Jadi, saya bisa menghemat dan menabung lebih banyak,” ujarnya.
Selama bekerja, Fera juga berinvestasi emas dan tanah di Indonesia. Sehingga saat pulang, ia bisa mencoba beragam model bisnis. Lalu pada Agustus 2016, ia pun memulai bisnis makanan tiwul yang terbuat dari singkong, serta sayuran manis yang dihasilkan dari tempat tinggalnya.
Bahkan, Fera sendiri tak menyangka bahwa ia yang dulu hanyalah seorang PMI, sekarang dapat menjelma menjadi pengusaha kuliner tiwul yang sukses di Ponorogo.
Baca Juga: Jualan Nasi Lemak Jadi Viral Dan Laris, Mantan PMI Malaysia Ini Buktikan Jika Usaha Gak Harus Modal Besar!

“Saya sangat terkejut. Tak disangka, bisnis ini memberikan keuntungan sebesar upah yang saya dapatkan di Hong Kong, bahkan lebih,” ungkapnya.
Kini Fera memiliki banyak pelanggan tak hanya di dalam negeri, namun juga dari luar negeri. Bahkan beberapa pelanggan setianya adalah teman-temannya sesama PMI Hong Kong.
Punya pertanyaan seputar dunia migran, langsung saja tulis pada kolom komentar di bawah ya! Punya pengalaman bekerja di luar negeri dan ingin berbagi, silahkan kirim tulisannya ke email Rumah Migran: cs@rumahmigran.com