RumahMigran.com – Kompetensi Pekerja Migran Indonesia (PMI) terus menarik minat negara di Eropa. Belum lama ini Jerman membuka lowongan dengan skema G to G Jerman untuk mendatangkan tenaga medis dari tanah air.
Lowongan tersebut merupakan tindak lanjut dari pembicaraan pihak Jerman dengan Indonesia. Dalam pertemuan pada 17 Oktober 2019, delegasi Indonesia pimpinan Sekretaris Utama BP2MI, Duta Besar Tatang Budhie Utama Razak, dalam Workshop Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan di KBRI Berlin.
Skema G to G Jerman dipilih untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang dibutuhkan. Dalam skema tersebut, pemerintah Jerman berharap bisa mendatangkan 146 ribu pekerja asing dari negara non Uni Eropa dari total kebutuhan sekitar 260 ribu pekerja asing. Jumlah tersebut merupakan tenaga kerja ahli, spesialis hingga ahli.
Baca Juga: Kabar Baik! Kini Tersedia Skema Bebas Biaya Penempatan PMI
Keunggulan skema G to G Jerman
Pemerintah Indonesia menindaklanjuti skema G to G Jerman dengan mengirimkan PMI yang bekerja sebagai perawat. Kendala bahasa diselesaikan dengan pemberian pelatihan Bahasa Jerman kepada calon PMI yang akan berangkat ke sana. Mereka akan terlebih dahulu belajar Bahasa Jerman selama enam bulan di Indonesia.
Melalui skema G to G, pemerintah Jerman menanggung biaya proses penempatan, termasuk pelatihan bahasanya. Setiap calon PMI tidak perlu membayar biaya apapun dan akan menerima gaji sebesar 2.000 euro atau sekitar Rp32 juta. Gaji tersebut akan naik hingga mencapai sekitar Rp38 juta apabila tidak lolos recognition test.
Penyampaian kebutuhan PMI ini sejalan dengan rencana pemerintah Indonesia yang ingin terus meningkatkan PMI terampil dan ahli di bidang mereka masing-masing. Strategi ini akan menurunkan risiko pengiriman PMI non-prosedural yang sesuai dengan mandate UU nomor 18 tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia.
“Upaya penempatan pekerja terampil Indonesia ke Jerman ini merupakan peluang besar untuk menembus pasar kerja negara-negara Eropa dan negara maju lainnya,” ujar Tatang.
Baca Juga: BP2MI gelar Silaturahmi Sosialisasi Peluang Kerja Luar Negeri di Tiga Kota Dengan Ikatan Alumni Training (IKAT) Jepang
Pengiriman hingga 150 perawat melalui skema G to G Jerman
Tahun lalu, pemerintah Jerman menggandeng pemerintah Indonesia melalui pengumuman yang diunggah di situs BP2MI. Beberapa rumah sakit dan fasilitas kesehatan di Jerman membutuhkan antara 100 dan 150 perawat dari Indonesia. Mereka akan mengisi posisi perawat pada Bangsal Umum, Medis dan Bedah, Ruang Operasi, Unit Perawatan Intensif, Perawatan Geriatri/Panti Asuhan/Perawatan Lansia, Neurologi, Ortopedi dan bidang terkait Psikiatri, dan Bangsal Anak dan Neonatal.
Persyaratan yang ditentukan dalam skema G to G ini mencakup umur hingga lulusan minimal setiap calon PMI. Untuk aspek kompetensi, setiap kandidat harus lulus dari Lembaga Pendidikan Keperawatan yang terakreditasi dengan mengantongi gelar Pendidikan D3 Keperawatan atau D4 Keperawatan atau S1 Keperawatan.
Baca Juga: Jumlahnya Fantastis! Pekerja Migran Indonesia Sumbang Pendapatan Devisa Negara Terbesar Kedua Setelah Migas
Persyaratan lainnya, setiap calon haruslah mempunyai Sertifikat Registrasi Perawat – Surat Tanda Registrasi (STR) Perawat dari Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia (KTKI) yang masih berlaku per 1 Oktober 2021. Untuk mempermudah komunikasi, setiap calon harus bisa berbahasa Jerman atau bersedia menjalani pelatihan Bahasa Jerman Level B1 dan Level B2 di Jerman.
Sedangkan untuk dokumen, setiap kandidat PMI wajib mengirimkan salinan dokumen yang umum dibutuhkan. Sebagai contoh, scan E-KTP, scan Kartu Pencari Kerja, scan asli surat izin orang tua/wali/suami/istri di atas materai di atas Rp10 ribu atas sepengetahuan lurah atau kepala desa.
Untuk menindaklanjuti skema G to G Jerman ini, setiap kandidat wajib membuat akun SISKOP2MI dan mengisi data pribadi mereka. Keseluruhan prosedur dapat dipantau melalui situs ini.
Langkah berikutnya, verifikasi data pelamar yang dilakukan di UPT BP2MI. Calon yang lolos tes administrasi, namanya akan terpampang dalam situs https://bp2mi.go.id/ dan akun SISKOP2MI pelamar yang bersangkutan. Tes berikutnya adalah wawancara yang berlanjut ke pelatihan Bahasa Jerman secara intensif hingga lulus level B1, termasuk ijazah A2 dan B1.
Barulah calon yang lolos akan ditempatkan pada pekerjaan di sektor perawatan kesehatan atau perawatan jangka panjang di Republik Federal Jerman. Bagi calon dengan kualifikasi pendidikan D3/D4/S1 akan bekerja sebagai asisten perawat hingga mengantongi izin profesional dari Jerman.
Lowongan dengan skema G to G Jerman di atas menjanjikan gaji yang lebih besar dari rata-rata jumlah sebelumnya. Setiap PMI asisten perawat berhak atas gaji 2.300 euro atau sekitar Rp38,8 juta. Gaji tersebut bisa bertambah hingga 2.800 euro atau sekitar Rp47,3 juta per bulan jika lolos tes penyetaraan.