RumahMigran.com – Selain merawat dan membesarkan anak, kewajiban orang tua tentu adalah mendidik anak-anaknya menjadi orang yang baik dan berhasil. Cara mendidik anak pun tidak serta merta sembarangan.
Jika salah mendidik anak, tentu akibatnya anak tidak bertumbuh kembang sebagaimana layaknya dan berakhlak mulia. Sudah kewajiban kita sebagai orang tua tahu cara mendidik anak dengan baik dan benar.
Bagi pasangan suami istri, anak adalah hadiah terindah dari Tuhan yang selalu dinantikan. Perkembangan anak tentunya tak ingin dilewatkan sedetik pun oleh orang tua.
Hal ini bertujuan supaya anak-anak kita menjadi anak yang pintar, cerdas, berakhlak baik, berbudi pekerti luhur, dan bermanfaat bagi banyak orang.
Mendidik anak tidak boleh sembarangan. Orang tua harus mendidik anaknya berdasarkan usia si anak. Sejak dilahirkan hingga anak berusia 5 tahun merupakan usia emas atau disebut golden age. Di mana pada umur tersebut, otak anak tumbuh dan berkembang sangat cepat.
Informasi dalam bentuk apapun akan mudah diserap, tanpa melihat baik ataupun buruk. Tentunya tugas orang tua menambahkan pengetahuan anak.
Mengajarkannya berperilaku baik. Sebagai orangtua, kita tidak cuma mengajar atau mengarahkan, tetapi juga memberi contoh yang baik dan benar. Karena anak-anak di usia emas ini, cenderung meniru orang-orang terdekatnya.
Berikut ini beberapa cara mendidik anak yang bisa menjadi inspirasi Sahabat Migran yang telah berkeluarga, simak ya hingga selesai!
Baca Juga: 5 Tips Meningkatkan Rasa Percaya Diri Pada Anak, Supaya Jadi Sosok Pemberani
1. Mengarahkan Anak Dengan Penuh Rasa Cinta dan Kasih Sayang
Janganlah berkata-kata kasar atau bahkan mengajarkan kata-kata kasar kepada anak-anak. Tunjukkan tutur kata lemah lembut, penuh cinta, dan kasih sayang. Dengan perbuatan itu, maka anak pun akan mendengarkan dan menjalankan setiap arahan dari orang tuanya.
Apabila kita melakukan kebalikannya, seperti melakukan kekerasan kepada anak kita, maka yang ada anak justru akan merasa ketakutan dan dapat berdampak buruk bagi perkembangan otak maupun psikologisnya.
Baca Juga: Inspiratif! Inilah Kalimat Motivasi Terbaik Untuk Membuat Anak Rajin Belajar
2. Jangan Memberi Contoh Sikap Buruk Yang Bisa Ditiru Anak
Pada usia emas tersebut, sang anak kerap kali meniru perilaku orang-orang terdekatnya. Jadi hindari menunjukkan sikap buruk di depan anak dengan alasan apapun, seperti bertengkar, berkata kasar, melakukan kekerasan, dan lain sebagainya.
Janganlah membiasakan menakuti dan berbohong kepada anak supaya mereka mendengarkan setiap perkataan kita. Sebab anak akan selalu menyimpan segala hal kebohongan tersebut di dalam memorinya dan terbawa hingga dewasa.
3. Selalu Dengarkan dan Beri Dukungan Ke Anak
Begitu juga ketika sanga anak sudah mulai belajar bicara, bersosialisasi dengan lingkungan sekitar atau teman-teman sebayanya, si anak mungkin saja akan menceritakan apapun kepada kita sebagai orang tua. Maka jadilah orang tua dan teman bagi anak kita supaya akan lebih mampu mendengarkan cerita anak.
Dengan mendengarkan ceritanya, berarti kita sebagai orang tua memberi dukungan kepada anak, sehingga dapat membentuk sifat percaya diri.
Berikanlah apresiasi dengan pujian atau ciuman bila anak melakukan hal yang baik dan benar. Namun jika anak salah, maka berikan penjelasan secara perlahan. Janganlah dimarahi atau dipukul.
Misal anak kita memukul temannya yang meminjam mainannya. Maka katakan baik-baik kepada anak kita, bahwa harus saling berbagi dengan teman ketika bermain, dan harus saling meminjamkan.
Baca Juga: Tips Aman Membawa Anak Saat Berkendara Mobil, Bagi Ibu Muda
4. Berikan Rasa Nyaman Ke Anak
Selain dukungan dan mendengarkan ceritanya, tugas sebagai orang tua adalah memberikan rasa nyaman bagi anak.
Kita harus bisa menjadi teman yang baik bagi anak, sehingga mereka akan merasa nyaman dan terlindungi saat bersama kita sebagai orang tua.
Keterbukaan juga penting. Dengan begitu, sebagai orang tua kita akan tahu apa saja kesehariannya dan apa yang sedang dipikirkannya. Apa yang membuatnya sedih, senang, sehingga sebagai orang tua kita dapat memberikan perhatian yang tepat bagi sang buah hati.
5. Luangkan Waktu Untuk Bermain Bersama Anak
Anak dalam rentang usia emas memang senang bermain. Karena dengan bermain, dapat membuatnya mengenal dunia luar, lingkungan sekitar, meningkatkan kecerdasan, hingga bersosialisasi dan beradaptasi dengan orang di sekitarnya.
Oleh sebab itu, sebagai orang tua kita harus bisa meluangkan waktu bermain dengan anak. Jika sedang bekerja, maka luangkan waktu untuk dapat berkumpul dan bermain bersama anak.
Misalnya setelah pulang kerja atau di hari libur. Berikanlah kebebasan bermain kepada sang anak dan jangan dikekang dengan berbagai peraturan yang dapat menghalangi kreativitas si anak.
Baca Juga: Takut Beli Roti Sembarangan? Cek Yuk, Tips Memilih Roti Yang Berkualitas Berikut Ini!
6. Sikap Saling Menghormati, Menghargai, dan Berbagi
Orang tua adalah guru pertama bagi sang anak, maka dari itu kita harus menjadi panutan bagi sang anak. Salah satunya dengan mengajarkan sikap saling menghormati dan menghargai terhadap sesama.
Contohnya pada saat ada anak lain membutuhkan bantuan, seperti baju atau sepatu, ajarkan anak untuk menyumbangkan baju layak pakainya.
Selalu bangkitkan rasa kepercayaan diri anak dengan membiarkannya menyerahkan sendiri baju tersebut agar dia senang dan punya pengalaman berkesan.
Bisa juga dengan mengajarkan anak untuk bisa menghargai uang, dengan cara diajari cara menabung sedari kecil.
Maka nanti kita sebagai orang tua akan merasakan dampak positif dari sikap saling menghormati, menghargai, dan berbagi yang kita ajarkan di saat anak mulai beranjak dewasa.
Baca Juga: Belajar Cara Mengolah Lobster Berikut Ini, Sebagai Bekal Jadi Juru Masak Handal Di Negeri Orang
7. Ganti Kata ‘Jangan’ dalam Mendidik Anak
Banyak orang tua yang menggunakan kata ‘jangan’ sebagai larangan terhadap anak. Seperti jangan nakal, jangan berisik, jangan nangis, dan masih banyak lagi.
Lebih baik, mulai sekarang ganti kata tersebut dengan kalimat alternatif yang memberi rasa nyaman kepada anak.
Seperti jangan bertengkar diganti dengan kata harus sayang dengan teman ya, atau jangan berebut mainan diganti dengan kata mainannya gantian ya.