RumahMigran.com – Berawal dari sholat Subuh setiap hari di masjid, siapa kira seorang PMI di Jeddah, Arab Saudi dapat hadiah rumah? Begitulah kisah inspiratif Alman Mulyana, seorang Pekerja Migran Indonesia yang bekerja sebagai sopir pribadi di Jeddah, Arab Saudi.
Pemilik akun YouTube Muhammad Sofi AW Alman membagikan cerita mengharukan sekaligus membanggakan melalui kanalnya.
Alman Mulyana, sang pelakon cerita PMI dapat hadiah rumah ternyata sudah sejak 2004 tinggal dan bekerja di Jeddah sebagai seorang driver. Kepada akun tersebut, Alman mengatakan rumah dari seorang kakek baik hati adalah hibah, bukan warisan.
“Jadi guys, mohon maaf. Jadi bukan warisan, tetapi lebih tepatnya itu hibah. Kalau warisan itu hak waris, buat anak. Ini rumah hibah, jadi ini kebaikan si kakek sama saya,” kata Alman Mulyana seperti dikutip pada Minggu, 15 November 2020.
Baca Juga: Mengerikan! 6 Fakta Fenomena Karoshi di Jepang, Kerja Keras Sampai Mati
Berawal dari sholat Subuh di masjid bersama-sama
Sambil menunjukkan pigura sang kakek, Alman menjelaskan awal pertemuan keduanya. Dirinya yang sebagai PMI, dapat hadiah rumah ini ketika rutin salat subuh di masjid. Sang kakek yang selalu berada di masjid untuk salat subuh terkesan dengan kesalehan dan kedisiplinan Alman sejak saat itu.
“Jadi ceritanya, ketemunya sama kakek itu luar biasa waktu saya kerja jadi sopir pribadi. Saya salat subuh itu sebelum azan, saya sudah di masjid,” kata Alman.
Ia mengatakan sang kakek terus memperhatikannya sebab dirinya sudah sampai ke masjid sebelum azan. Sang kakek baru menyapanya setelah sekitar 1,5 tahun. Keduanya rajin bercakap-cakap dimana di situ Alman memceritakan dimana dirinya tinggal. Alman waktu itu tinggal di kontrakan yang jauh dari masjid dan berjalan kaki untuk sampai ke situ.
Baca Juga: Betah Kerja Di Arab Saudi Hingga 20 Tahun, PMI Asal Ciamis Difasilitasi BP2MI Untuk Pulang Kampung
“‘MashaAllah’ (kata kakek), sudah segitu. Terus setiap hari salat subuh ngobrol sampai jam setengah enam kadang ya,” tambahnya.
Tak dinyana, sang kakek malah menawarkan rumah ke Alman yang awalnya dia tolak sebab belum terlalu lama kenal.
“Saya enggak sangka di kasih rumah segede gini. Kirain tuh kamar sepetak, kamar sopir. Dan ternyata saya dikasih ini tuh sebenarnya panjang ke sana,” papar Alman.
Sang kakek juga mempertanyakan perihal penolakan tersebut, yang oleh Alman dijelaskan mengapa. Alman tegas menolak di awal sebab dia kurang nyaman memperoleh kepercayaan besar dari beliau yang belum lama dikenal.
Seiring dengan kedekatan di antara keduanya, Alman akhirnya mau menerima rumah kakek tetapi dengan tetap membayar sewanya.
“Itu prosesnya lumayan lama. Saya orang lama juga di sini dari tahun 2004, jadi enggak mudah dekat sama orang Arab. Lama semakin lama, dia tuh makin dekat ke saya,” tutur Alman.
Ia terkejut begitu mendapat rumah yang akan dia kontrak ternyata sangat besar dan sudah lengkap dengan segala fasilitasnya. Ia mengaku tidak sanggup membayar kontrakan untuk rumah tersebut.
Baca Juga: Dianiaya Hingga Buta dan Lumpuh, Sugiyem Laporkan Majikannya Ke Pihak Kepolisian Singapura
Pada akhirnya, sang kakek ingin agar Alman membayar semampunya saja.
“Akhirnya saya dilihatin rumah ini, saya bilang ‘Wuh enggak mau saya, saya enggak kuat bayar kontrakan’. ‘Kamu kuat berapa bayar kontrakan? (kata si kakek), 1000 saja sudah kemahalan saya bilang. ‘Ya sudah sepunyanya saja’, akhirnya saya kontrak 800 rumah ini. Segede gini 800, sudah tinggal pakai fasilitas,” kata Alman.
Kepada Alman, kakek mengakui dirinya kagum dengan ibadahnya. Ia sudah menganggap Alman sebagai anaknya sendiri. Sang kakek sendiri ternyata tidak mempunyai anak.
“Dan akhirnya saya dengan segala kerendahan hati menghargai niat baik sang kakek,” ungkap Alman.Semoga cerita PMI dapat hadiah rumah ini bisa menginspirasi kita semua ya.