RumahMigran.com – Mantan PMI Berbisnis Jamur; Banyak orang menggapai kesuksesan harus melalui rintangan yang begitu berat. Termasuk para Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang harus berjuang di luar negeri demi keluarga.
Menyerah kepada bukanlah pilihan dan juga jawaban atas kesuksesan yang tertunda. Seperti salah seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) Purna atau mantan PMI berikut ini yang tidak mau lagi bekerja sebagai PMI dan gigih berbisnis jamur yang ternyata mengubah hidup dan nasibnya kini.
Ia adalah Anik Purwanti, mantan PMI Singapura yang sukses berbisnis jamur di kampung halamannya Sragen, Jawa Tengah.
Anik yang berasal dari Sragen, Jawa Tengah dahulu memang setamat SMK ingin merantau ke kota lain supaya mendapatkan penghidupan yang layak.
Namun karena Anik berasal dari keluarga kurang mampu, ia pun nekat mengambil pilihan menjadi Pekerja Migran Wanita di Singapura.
Baca Juga: 5 Sosok Srikandi Yang Menginspirasi Dalam Bidang Pendidikan Di Indonesia
Tetapi karena modal bekerja ke luar negeri tidaklah ada, maka orangtuanya harus meminjam uang di bank sebagai biaya keberangkatannya.
Apes, ia sendiri tak menyangka keputusannya untuk menjadi PMI menjadi sebuah ujian berat bagi dia. Sebab Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) yang merupakan penyalurnya bekerja malah menggelapkan uang.
Sehingga iapun malah kena tipu dan uangnya raib dibawa oknum pimpinan P3MI tersebut.
Padahal dia sudah tinggal di penampungan Jakarta dan rencananya tinggal berangkat saja. Tetapi uang para calon PMI malah dibawa kabur.
Selang beberapa waktu, ia pun mencoba mendaftar menjadi Pembantu Rumah Tangga (PRT) di Singapura.
Akhirnya ia pun bisa berangkat, dan selama dua tahun Anik menekuni profesi PRT. Tetapi karena kasus sebelumnya, upahnya pun mau tak mau ia setorkan untuk membayar utang.
Usai masa kontrak habis, Anik mendaftar kerja jadi PRT di Hong Kong untuk mengumpulkan modal kerja. Tetapi lagi-lagi apes.
Baru sembilan bulan bekerja, diberitahu kalau sang ayah sudah meninggal dunia. Bagai jatuh tertimpa tangga, selagi menanggung utang dia harus kehilangan sosok ayah.
Baca Juga: Sungguh Mulia! Mantan PMI Hong Kong Bangun Sekolah Bahasa Inggris Gratis Untuk Anak-anak Tak Mampu di Desanya
Hatinya penuh bimbang antara terus melanjutkan menjadi PMI atau pulang ke Indonesia.
Akhirnya Anik memilih tetap menjadi PMI untuk melunasi hutang. Pada kontrak kedua ia dikabari kalau ibunya kecelakaan dan pergelangan tangannya patah.
Kembali ia dihadapkan oleh dua pilihan, tetap menjadi PMI atau kembali ke Indonesia. Atas banyak pertimbangan akhirnya Anik memilih kembali ke Indonesia menemani ibunda tercinta.
Namun, sekembali ke Indonesia dia tidak memiliki uang. Sebab, hasil keringatnya selama ini habis untuk membayar utang.
Kakaknya pun memberi saran untuk membuka usaha mie ayam, sebab walau kecil usaha ini mampu mencukupi kebutuhan.
Karena cukup lama tinggal di negeri orang, Anik sempat lupa bagaimana membuat masakan Indonesia.
Setelah berpikir cukup panjang munculah ide untuk membuat usaha jamur tiram goreng. “Apalagi ketika itu belum banyak usaha keripik jamur,”ujarnya.
Baca Juga: Kisah Mantan PMI Ilegal Malaysia, Yang Kelola Sekolah Anak Pekerja Migran di Malaysia
Awalnya Anik menjual keripik jamurnya menggunakan gerobak di alun-alun Sragen.
Seiring berjalannya waktu, keripik jamur bernama DuCrija (Dunia Crispy Jamur) ini mulai ia ikutkan dalam beberapa pameran dan mulai dikenal banyak orang.
Kini usaha Anik pun berkembang pesat. Bahkan omset penjualan keripik jamur ini dalam sebulan mencapai Rp8.000.000 hingga Rp10.000.000,- sebulan.
“Dalam sehari mampu memproduksi 17 sampai 22 kg jamur crispy,”pungkasnya. Suksespun menghampiri atas sikap pantang menyerahnya selama ini.